Satu

15.2K 958 26
                                    

#
.
.
.

     Sakura duduk termenung di dalam kelas. Bel pulang telah berbunyi 15 menit yang lalu, tapi gadis itu masih asyik melamun.

Setetes air mata kembali mengalir, ia menghirup nafas panjang sambil menutup matanya, kemudian menghembuskannya secara perlahan-lahan.

Menahan kenyataan bahwa Uchiha Sasuke tak lagi mencintainya. Entah kenapa hatinya begitu sakit. Dua tahun ia menjalani hubungan dengan Sasuke, tapi berakhir seperti ini, hubungan tetap berjalan tanpa didasari rasa cinta.

Sakura menghapus air matanya, lalu berdiri dari tempat duduknya, ia tersenyum bukan, bukan lagi senyum hangat, melainkan senyum paksaan.

Mulai melangkahkan kakinya keluar kelas, sekolahnya telah sunyi hanya menyisahkan siswa-siswi yang mengikuti kegiatan.

Ia berjalan melewati lapangan basket, menatap sejenak ke arah tersebut, di sana masih ada Sasuke dan teman-temannya. Serta ada beberapa orang gadis, yang salah satunya tengah bergelut manja di lengan kekasihnya. Kalau tidak salah gadis itu adalah Shion yang pernah mengejar Sasuke dulu, sewaktu dirinya dengan Sasuke belum menjalin hubungan.

Sakura menunduk sambil terus berjalan, ia merasa seperti tidak dianggap oleh semua orang, bahkan ketika ia menyapa para siswa, mereka tak menggubrisnya.

"Sakura" langkahnya terhenti ketika mendengar suara berat memanggilnya, Sakura pun membalikan tubuhnya, menampilkan senyumnya ketika melihat siapa yang memanggilnya.

"Ya Sasuke-kun"

Sasuke tak membalasnya, ia hanya diam sambil melangkahkan kakinya mendekati Sakura, tangan kanannya asyik memainkan bola basket.

Sakura meneguk ludahnya ketika melihat tatapan tajam Sasuke, pikirannya melayang-layang, memikirkan apakah hari ini ia membuat kesalahan?.

Sakura berusaha mempertahankan senyumannya, ia menatap sekilas ke belakang Sasuke, teman-teman kekasihnya telah menghilang entah kemana, menyisahkan dirinya dan Sasuke.

Sasuke menghentikan langkahnya, jarak antara mereka dua meter. Mata uchiha bungsu itu masih menatapnya tajam. Ia menarik tangan kanannya ke belakang, dan dengan hitungan detik, bola basket itu meluncur di jidat lebar Sakura.

Sakura yang memang tidak tahu dengan lemparan tiba-tiba itu, membuatnya secara refleks terduduk lemas. Memegang kepalanya yang terasa berat, semuanya terasa berputar.

Ia mencium bau anyir yang keluar dari hidung mancungnya, lalu menyekanya dengan punggung tangannya. Sudah terbiasa dengan penyiksaan kekasihnya ini, ia tak bisa berbuat apa-apa selain bersabar.

Air matanya mengalir kembali, kepalanya berdenyut-denyut, sekuat tenaga menahan dirinya untuk tidak pingsan, karna jika sampai ia pingsan, pasti tak ada yang akan menolongnya. Mengaharapkan Sasuke? Tidak mungkin.

"Hiks.." setelah menahan, akhirnya satu isakan lolos dari bibir mungil itu.

Sakura memberanikan diri mengangkat kepalanya, menatap kekasihnya dengan tatapan lelah, ia lelah dengan semua ini.

Air matanya terus mengalir, tak ada niat untuk berhenti, ia tersenyum dalam tangis menatap kekasihnya yang sedang menatapnya balik.

Hate But Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang