Delapanbelas

8.5K 449 6
                                    

#
.
.
.

"Saku kau yakin dengan ini?" Sakura mengangguk mantap, ketika kakak sepupunya bertanya. Keputusannya sudah bulat, pergi menjauh untuk sementara dari Sasuke, agar ia ataupun lelaki itu dapat saling melupakan.

Ia membereskan pakaian-pakaian yang diperlukannya untuk pergi liburan, hmm sebenarnya bukan liburan sih, lebih tepatnya penenangan diri.

Sakura menarik nasafnya dalam, lalu menghapus air matanya. "Sasori-nii ku mohon jangan mengatakan kepergianku kepada Sasuke" Sasori tersenyum sebagai jawaban, ia kemudian memeluk gadis itu dengan lembut. Berusaha menyalurkan kehangatan padanya.

Gadis pink itu terlihat sangat rapuh, tetapi ia begitu pandai menyembunyikan, entahlah mungkin ia telah terbiasa melakukannya.

"Kapan kau pergi?" tanya Sasori.

"Besok" jawabnya, "tapi aku akan berkemas barang-barangku hari ini, agar besok aku bisa langsung pergi tanpa harus sibuk mengemas"

Sasori beranjak dari sofa, lalu berjalan keluar tak lupa menarik satu koper Sakura, "mmm baiklah mari kita mengemasi barang-barangmu" Sakura mengikuti kakak sepupunya, mengekor di belakang lelaki itu.

"Sasori-nii tolong carikan aku hotel yang dekat dengan pantai" Lelaki itu mengangguk, "tentu saja"

Sasori menghentikan langkahnya tiba-tiba sehingga membuat Sakura menabrak punggungnya, "hey jidatku bayi" keluhnya sambil mengelus-ngelus jidatnya.

Lelaki itu memutar bola matanya bosan ketika mendengar perkataan gadis itu, "berapa lama kau di sana?"

"Tak tahu. 6 tahun mungkin" Sasori melebarkan matanya, "kau gila, itu lama sekali Sakura"

Sakura tekekeh geli melihat raut jelek kakak sepupunya. Tentu saja ia hanya bercanda, tak mungkin kan ia akan selama itu di sana. Lagipula ia juga bersekolah di sini, jadi buat apa berlama-lama di sana.

"Kalau begitu, aku tak akan membiarkanmu ke sana, kau lebih baik menenangkan dirimu di sini"

"Aku hanya bercanda Sasori-nii"

"Keterlaluan sekali" gumamnya pelan.

Sakura memberikan deathglearnya, "apa kau bilang?" Sasori tersenyum kikuk sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal, "aku gila"

Sakura menyeringai, "bagus kalau kau menyadarinya" lalu kembali berjalan keluar meninggalkan Sasori dengan sejuta tanya.

Sasori menunjuk dirinya, "aku? Gila?" menggeleng cepat, "apa-apaan diriku ini" ia menatap Sakura yang berjalan mendahuluinya, "hey Saki tunggu aku"

------------------------------------------------------------

     Sasuke mengacak rambutnya frustasi. Sakura pasti sedang mengerjainya. Tidak mungkin kan gadis itu memutuskannya secara tiba-tiba, tak masuk akal sekali.

Lelaki itu mengusap wajah dengan gusar, lalu mengambil ponselnya. Mengernyit bingung ketika melihat pesan masuk dari Shion. Sasuke memegang erat benda mungil itu dengan emosi. Ia mengerti sekarang kenapa Sakura memutuskannya pasti karna gadis itu.

Sasuke beranjak dari tempat tidurnya. Ia mengambil jaket dan berjalan keluar apartemen. Sekarang tujuannya adalah Sakura, ia harus memberikan penjelasan pada gadis itu. Lalu ia akan menemui Shion, memberikan gadis gila itu pelajaran.

Mobil lelaki itu berhenti di depan rumah Sakura, turun dengan terburu-buru. Langkahnya terhenti ketika melihat Sakura yang tengah mengangkat beberapa koper, lalu dimasukannya ke dalam bagasi mobil.

Hate But Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang