#
.
.
.Sakura berjalan memasuki kelasnya, ia tersenyum simpul ketika para siswa menatapnya dengan remeh. Apalagi yang akan dilakukannya, balas dendam? Di dalam kamus Haruno Sakura tidak ada kata balas dendam.
Gadis itu terlalu bukan kelewat baik maksudnya, sampai kebaikannya dimanfaatkan oleh orang-orang.
Sakura menduduki dirinya dengan santai, senyum tak pernah pudar dari wajah cantiknya, walaupun senyum itu adalah senyum palsu. Ia lalu mengeluarkan alat tulis-menulisnya, memeriksa apakah pekerjaan rumahnya telah selesai atau belum. Bibirnya kembali tersenyum ketika mendapati pekerjaan rumahnya telah selesai.
Kurenai-sensei guru mata pelajaran pertama baru saja masuk, ketua kelas menyiapkan sambil memberi salam, kemudian pelajaran dimulai. Kurenai-sensei mulai menulis rumus-rumus dipapan tulis lalu menjelaskannya.
Sakura memperhatikan dengan seksama dan sesekali menulis jika ada kata-kata penting yang diucapkan senseinya.
Pelajaran terus berlanjut, sampai bel berbunyi, Kurenai-sensei pun keluar digantikan dengan Anko-sensei.
Sakura tetap fokus seperti biasa, kadang ia menjawab apa yang ditanyakan Anko-sensei.
Akhirnya yang ditunggu siswa, bel istirahat berbunyi, para siswa langsung berhamburan keluar kelas, menyisahkan Sakura dan beberapa siswa lainnya.
Ia memasukan alat tulis-menulisnya ke dalam tas, lalu mengeluarkan bekalnya. Mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan kelas, sama sekali tak ada yang menatapnya, padahal dulu apapun yang dilakukannya pasti akan diperhatikan, tapi tak apalah untuk saat ini ia merasa tenang, karna belum ada sekelompok fansgirl Sasuke yang datang ke kelas untuk membullynya.
Sakura mulai memakan bekalnya dengan tenang. Saat beberapa menit memulai pelajaran Anko-sensei, perutnya mulai memberontak, menuntutnya untuk segera mengisi perut kosongnya.
"Sakura" panggil seseorang tiba-tiba.
Sakura mengangkat kepalanya, menghentikan sejenak acara makannya, padahal sebenarnya tak bisa karna ia begitu lapar.
Sakura tersenyum kecil, "ya Sasuke-kun"
Sasuke menatapnya dingin, kenapa gadis itu selalu tersenyum, padahal ia begitu terluka.
"Temani aku ke atap" ucap Sasuke, perintahnya mutlak ia membenci penolakan.
"Iya Sasuke-kun, tapi aku habiskan dulu makananku, aku..." ujarnya terhenti, ketika melihat tangan Sasuke secepat kilat merampas bekalnya lalu membalikannya, sehingga membuat makanan itu berhamburan di lantai.
Sakura membulatkan matanya, "kenapa kau membuangnya, a-aku belum menghabiskannya Sasuke-kun, kau.."
"Diam dan ikut aku" bentak Sasuke, ia berbalik berjalan keluar kelas.
Sakura menatap makanannya dengan mata berkaca-kaca, "hiks, maafkan aku" lalu berjalan mengikuti kekasihnya.
Gadia pink itu menatap punggung Sasuke dengan tatapan sedih, dulu bahkan membentaknya pun Sasuke tidak pernah, tapi sekarang lelaki itu tak segan-segan untuk menyiksanya.
Sakura menatap perutnya lalu memegangnya, ia benar-benar lapar, bahkan ia merasa sulit untuk berjalan.
Sesampai di atap, Sakura mengedarkan pandangannya, di tempat itu ada Sai, Ino, Naruto, Hinata dan beberapa orang lainnnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate But Love (End)
FanfictionSakura terus berlari tanpa arah, air matanya pun ikut menetes tak ingin berhenti. Seolah menjadi jawaban atas apa yang terjadi dengan hatinya sekarang ini. Ia membenci dirinya yang lemah tak bisa melawan, ia benci. Kenapa dirinya tak bisa berperilak...