Tiga

13.2K 899 9
                                    

#
.
.
.

"Hiks aku lemah" teriak Sakura sambil memukul-mukul tubuhnya.

Sakura menghapus air matanya dengan kasar, "kenapa hiks du-dunia ini tidak adil?" teriaknya lagi.

Menangis tersedu-sedu, ini semua tidak adil, mengapa orang lain bisa bahagia sedangkan dirinya tidak.

"Hiks aku benar-benar ti-tidak sanggup" gumamnya, bibirnya bergetar dan wajahnya basah dengan air mata.

"Sasuke-kun hiks ke-napa kau kejam sekali?"

Tangisnya mulai memelan, lalu ia menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Kenapa ini sakit sekali?" tanyanya sambil mencengkram kuat dadanya.

"Hiks apa salahku, ke-kenapa aku harus seperti ini?"

Sakura menatap ke bawah, menutup matanya kuat-kuat sambil menarik nafasnya panjang lalu menghembuskannya memberi ketenangan pada dirinya. Namun hasilnya nihil, hatinya begitu sakit. Ia kembali terisak.

Rasa itu terlalu menyiksanya, bagaikan ribuan jarum yang menusuk-nusuk hatinya secara perlahan-lahan.

"Sakura kau kenapa?" tanya seseorang, ia mensejajarkan dirinya dengan Sakura, agar dapat melihat gadis itu lebih jelas.

Sakura mengangkat kepalanya menatap lelaki tersebut, air matanya kembali mengalir, "hiks Sasori"

Sasori menatap Sakura sedih, dengan segera ia memeluk tubuh gadis itu. Sakura teman Junior High Schoolnya dulu, gadis itu sangat ceria ia tak pernah bersedih. Sasori pernah menyukai gadis pink itu dulu, sebelum Sasuke mengenalnya. Tapi ia mulai melupakan rasa sukanya karna tak ingin hubungan pertemanannya dengan Sakura berakhir.

Dan semenjak gadis itu menjalin hubungan dengan Sasuke, Sasori tidak pernah lagi bertemu dengannya, paling-paling hanya bertatap muka tanpa menyapa, seperti orang yang tak pernah kenal.

"Apa yang terjadi padamu Sakura?" tanya Sasori khawatir.

Sakura menangis di dada bidang lelaki itu, tak peduli lagi siapa Sasori. Ia benar-benar butuh seseorang.

Sakura kembali mencengkram dadanya, "Sasori, hiks ke-napa ini sakit sekali?"

Sasori mengacak rambut merahnya dengan frustasi, "ku mohon Sakura, jelaskan apa yang terjadi padamu?"

"Hiks aku lelah Sasori, i-ini tidak adil a-aku selalu bersedih, hiks sa-sakit sekali Sasori" ucap Sakura tesedu-sedu, matanya mulai membengkak.

"Sakura kau tahu, aku menyayangimu Sakura, jadi ku mohon jelaskan padaku apa yang terjadi padamu, kau membuatku khawatir"

Sakura menggeleng di pelukan Sasori, "aku tak ingin mengingat kejadian itu lagi"

"Baiklah aku tak akan memaksamu" ucap Sasori, mengelus-ngelus punggung gadis itu dengan lembut.

"Aku akan mengantarmu kembali ke sekolah"

"Tidak hiks aku tidak mau"

Sasori membelai rambut pink itu" baiklah aku akan mengajakmu jalan-jalan"Sakura hanya mengangguk.

Hate But Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang