three

6.8K 238 1
                                    


[Roxanne POV]

Aku sangat terkejut saat membuka pintu dan menemukan oppa pulang dalam keadaan kacau. Dia hampir jatuh jika saja aku tak segera menangkap tubuhnya. Oh astaga bau alkohol sangat kuat tercium dari napasnya.

Aku bertanya pada diriku sendiri, sebenarnya apa yang terjadi hingga membuatnya minum-minum sampai mabuk parah seperti ini. Aku pun memapahnya masuk kedalam kamarnya. Aku membantunya berbaring di atas ranjangnya. Ku buka satu persatu sepatu yang ia kenakan, kemudian ku buka juga dasi serta jasnya.

Kulihat tangannya bergerak menarik-narik kancing kemejanya. Aku mendesah mengamatinya yang seperti sedang kesusahan untuk membuka kancing kemejanya. Oke aku tak tahan melihatnya, jadi aku duduk ditepi ranjang dan membantu membukanya. Setelah tiga kancing teratasnya terbuka, aku terperangah menahan napas ku saat melihatnya yang malah dengan sengaja melepas kemejanya, ya kini oppaku itu tengah bertelanjang dada. Membuat jantungku berdegub kencang, sungguh dia sangat mempesona dan juga sexy.

Tanpa sadar aku mengusap pipinya lembut, menelusuri setiap inci wajahnya. Tampan dan sempurna itu yang ada dalam benak ku saat menatap nya. Setelah puas dengan wajah tampannya, tangan nakal ku menyapu rahangnya yang ditumbuhi oleh bulu-bulu halus dengan gerak sensual. Tanpa bisa kuhentikan, tangan ku terus bergerak lembut turun kearah dada bidangnya. Oh Tuhan dada itu sangat keras pikirku.

Eugg...  Lenguhan kecil itu keluar dari bibirnya yang sedikit terbuka. Suaranya sungguh sexy membuatku lupa diri, tanpa sadar tangan ku semakin lincah bergerak mengusap perut kotak-kotaknya.

"Roxe? Kau sedang apa, hmm?"

Aku sontak terkesiap menarik tanganku mendengar pertanyaannya, kulihat mata elang itu terbuka menatapku tajam. Tapi belum sempat tanganku bergerak dia sudah terlebih dulu menahan pergelangan tanganku.

"Mianhae oppa, aku hanya membantu membukanya. Tadi kulihat kau seperti tidak nyaman dengan kemeja itu." aku tertunduk malu, ya ampun aku gugup sekali sampai-sampai aku bisa mendengar detak jantungku sendiri.

"Apa kau suka tubuhku, hmm?" oppa kembali bertanya dan menggerakkan tanganku yang ia genggam untuk menyentuh dadanya.

Aku memejamkan mataku menahan gejolak yang ada dalam diriku. Sungguh aku benar-benar gugup saat ini, oppa menangkan basah pembuatku yang tengah mengagumi tubuhnya.

"Mi..an.. Oppa sung..guh aku.. Tak.. " sial!! Ada apa dengan suaraku kenapa aku jadi gagap karena gugup. "Bermaksu un.. Hmff. " belum selesai aku mengucapkan kalimatku, oppa terlebih dulu menarik ku jatuh diatas tubuhnya dan langsung membungkam bibirku dengan bibirnya.

Ia berberguling dan sekarang posisinya ada diatas tubuku. Perlahan bibirnya mulai bergerak melumat dan mencecap setiap inci bibirku. Aku masih terlalu kaget dengan apa yang terjadi hingga hanya terdiam membatu tak juga membalas ciumannya.

Merasa tak mendapati respon dariku, dengan geram oppa menggigit bibir bawahku. Sontak aku membuka bibirku karena terkejut. Tak mau membuang waktu lidahnya dengan cepat menerobos kedalam rongga mulutku mengebsen setiap komponen didalamnya.

Dia menghisap bibir ku dengan lembut membuatku terbuai dengan permainannya, perlahan ku membalas ciumannya. Aku benar benar terlena dengannya tanpa dasar telah mengalungkan kedua tangunku dilehernya dan sedikit menekanya untuk memperdalam ciuman kami.

Aku terlalu menikmati semua itu hingga kehilangan akal sehatku. Lidahnya menggoda lidahku untuk bermain dengannya, lidah kamipun saling bertautan saling menarik  dan dia mulai menghisap lembut lidahku ke dalam mulutnya.

Aku pun tak akan menyia-nyiakan kesempatan itu, aku mulai menelusuri setiap inci rongga mulutnya. Mengabsen deretan giginya yang rapi mencecap rasa manis mulutnya.

Dangerous Brather's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang