"Willis!!"
Samar samar aku mengdengar suara mommy. Dan tanpa sadar, karena merasa penasaran aku melangkahkan kaki kearah pintu depan.
"Mommy." aku benar-benar tidak percaya mommy ada disini berdiri didepan pintu rumah ku. Sontak aku langsung memeluk wanita itu, wanita yang sangat aku rindukan. "Im so sorry mom." ujarku meminta maaf. Aku benar-benar merasa bersalah padanya, aku tanpa sadar telah menyakiti hati wanita ini hanya karena keegoisan kami.
"Seharusnya mommy yang minta maaf. Maafkan mommy sayang." mommy memeluk ku tak kalah erat dia mencium keningku sayang menyalurkan kerinduannya. "Astaga perutmu sayang, sudah berapa bulan ini." tanya lanya mengusap perutku.
"Sudah masuk bulan ketujuh mom." jawab ku tersenyum tulus. "Lebih baik kita masuk, kita lanjutka bicaranya didalam." lanjutku mengajak momi masuk kedalam dan langsung dijaeab mommy dengan anggukan ribut.
Setelah kami masuk dan duduk di ruang tengah, kami pun banyak bercerita. Awalnya memang ada perasaan tidak nyaman tapi lama-kelamaan suasanya menjadi seperti dulu lagi, seperti tidak ada masalah sebelumnya.
"Jadi selama ini kalian tinggal disini?" mommy kembali bertanya apa yang ingin dia tau selama ini.
"Nde mom, aku dan Yoona pindah kesini setelah menikah." jawab Willis oppa dengan tenang.
Kulihat mommy memejamkan matanya dan mengatus nafas sejanak sebelum kembali bertanya. "Jadi kalian serius dengan hubungan kalian?" tanyanya menatap kami bergantian.
"Ya mom." oppa menjawabnya dengan tegas dan mantap. "Dari awal kami memang sudah serius dengan hubungan ini, meski saat itu kami tau status kami saudara. Sekarang semua sudah terbongkar, kami bukanlah saudara kandung dan yoona telah kembali pada keluarganya. Jadi willis ohon mom, restui pernikahan kami. Kami salaing mencintai dan tidak ingin berpisah lagi." oppa memohon restu mommy dan itu membuat aku benar-benar tersentuh akan perjuangannya.
Mommy mejamkan matanya kembali dan menarik nafas panjang. "Mommy tidak bisa lagi menentang cinta kalain, mommy juga tidak kehilangan apapun dengan pernikahan kalain. Yoona masih tetap putri mommy meski kini statusnya telah berubah menjadi menantu. Mommy sebagai ibu hanya mengharapkan kebahagian anak-anaknya bukan." ujar mommy menggenggam erat tangan ku dan mengusapa pucuk kepala Willis oppa. Senyumnya begitu tulus meski ada sedikit kesedihan tersorot dalam mata teduhnya.
"Terimakasih mom, telah mengerti kami." ucapku tak bisa lagi berkata-kata. Dan mommy hanya mengangguk.
Kami melanjutkan obrolan kami dimeja makan. Karena memang sudah masuk jam makan malam. Aku benar-benar bahagia masakanku banyak menuai pujian dari mommy. Ya, mommy memang tidak tau aku bisa memasak, yang dia tau akau hanyalah putri kecilnya yang manja yang selalu dilayani oleh pelayan. Dan hari ini berlalu dengan begitu menyenangkan dan hangat seperti saat dulu saat aku dan oppa masih kecil.
ooOoo
[Willis POV]
Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, ini sudah hari ke 7 mommy disini dirumah kami. Siang ini beliau akan kembali ke korea. Dan saat ini kami tengah menikmati sarapan bersama sebelumnya mom berangkat kebandara.
"Lalu bagaimana rencana kalian selanjutnya? Apa kalian tidak ingin menemui Daddy kalian?" mommy bertanya menatap kami serius.
Jujur aku bingung harus bagaimana menghadapi Daddy, dia adalah pria yang amat kolot dan sangat susah dibantah. Sebenarnya baik aku maupun yoona ingin sekali mengunjunginya, tapi kami juga takut akan terjadih masalah lagi kedepannya. Aku tak bisa menjamin daddy akan bisa menerima kami seperti mommy menerima hubungan kami. Tapi aku tidak boleh terus lari dari masalah bukan jadi kuputuskan akan menemui beliau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Brather's [END]
RomanceApa jadinya kalau kau dan kakak mu saling tertarik satu sama lain, bisakah kalian mengatasi perasaan itu? Dan itulah yang terjadi pada ku...