seven

3.1K 197 19
                                    

Dad mulai mengintrogasi kami dan siap tidak siap kami harus menghadapai ini.

"Benar dad, aku memang mencintai adikku sendiri Roxanne, begitu pun sebaliknya." aku menjawab dengan jujur dan sangat berhati-hati, takut reaksi daddy tak jauh berbeda dari mommy. Yah walau pun dad bukan tipe orang yang pria bertempramental tapi kami harus tetap berhati-hati.

"Kalian tau, kalian ini saudara kandung. Bagibmana mungkin bisa kalian mengtakan salaing mencintai." dad mulai emosi mendengar jawaban ku tapi dia masih nampak dtenang dengan nada suara yang rendah namun juga menakutkan.

"Dad, aku sungguh minta maaf. Aku tau mom dan dad pasti sangat kecewa pada kami. Tapi sungguh dad, kami memang salaing mencintai." Roxe berbicara mencoba menyakinkan daddy.

"Tapi kalian saudara kandung. Arrgghhh.... Demi tuhan kalian tidak boleh seperti ini!!!" daddy sudah tak dapat lagi menahan emosinya. Dia mengacak rambutnya frustasi. "Sejak kapan? Sejak kapan kalian menjalin hubungan terlarang ini?" daddy mulai mengatur emisinya kembali.

"Sudah 3 tahun dad, sejak Roxanne tinggal bersama ku di london." aku menjawabnya jujur berharap dapat mengetuk hati daddy.

"Mwo? Sudah semama itu?" daddy menatap kami tak percaya, tatapannya sangat sulit ditepak.

"Aniyo, lebih tepatnya Sejak usiaku 15 tahun. Aku sudah mencintai oppa. Daddy mianhae ini semua salahku." Roxe menundukkan kepalanya merasa bersalah, mungkin dia menganggap dialah akar dari masalah ini.

Kulihat dad menundukkan kepalaya diatas meja dengan bertumpu pada kedua tangan nya yang terlipat. Suasana hening untuk beberapa menit, sampai daddy kembali mengangkat kepala nya.

"Ini semua tidak boleh berlanjut. Kau Roxanne, lusa kau akan kembali ke London untuk melanjutkan kuliahmu. Kau tak boleh absen terlalu lama, tinggal beberapa bulan lagi pendidikan mu selesai." daddy menatap tajam Roxe.

"Dan kau Willis." kini pandangan itu beralih padaku menatapku lebih tajam. Entah kenapa firasatku mengatakan akan ada hal buruk yang akan disampaikan daddy. "Kau akan bertunangan dengan Yuri 2 bulan lagi. Dan untuk perusahaan yang ada di London akan daddy serahkan pada Kai. Jadi sampai hari pertunanganmu kau akan tetap disini mengurus perusahaan induk mengantikan daddy." ujar Daddy tegas tak terbantahkan menekankan perintahnya.

"Tapi.. Dad aku tidak bisa melakukan itu. Dad tidak bisa memisahkan kami, sungguh dad aku sangat mencintai Roxanne." kini aku yang tak bisa lagi menahan emosiku untuk meledak.

Kulihat Roxe sudah derduduk lemas di lantai dengan pandangan kosong. Aku tau apa yang dia fikirkan, aku pun sudah memmikirkan hari ini pasti akan datang. Tapi aku tidak menyangka akan secepat ini aku akan perpisah dengan wanita yang sangat aku cintai. Ini sungguh terlalu cepat bagi kami.

"Keputusan daddy sudah bulat. Sekarang masuk kamar kalian dan jangan harap kalian bisa meneruakan hubungan terkutuk ini!!"

ooOoo

[Roxanne POV]

"Kau harus fokus pada tugas akhirmu Roxe. Daddy melakukan ini semua karena daddy sangat menyayangi kalian. Daddy harap kau mengerti. Setelah kau lulus hau harus mengambil alih perusahaan di london. Daddy akan sering mengunjungi mu disana." daddy membelai lembut surai pirang ku.

Saat ini aku sudah ada di bandara untuk kembali ke london. Tak ada yang lain lagi yang mengantarku selain daddy. Setelah kejadian di ruang kerja daddy, aku sangat sulit untuk bisa bertemu dengan Willis oppa, bahkan didalam rumah sekalipun. Semua orang membetasi pertmuan kami.

"Nde, Roxe mengerti dad." aku memeluk daddy erat untuk beberapa detik dan berbalik untuk pergi.

Mulai hari ini aku harus bisa menerima kenyataan bahwa aku dan oppa sudah benar-bener berpisah. Aku tak mau kembali ke apartemant milik oppa karena itu akan sangat menyiksa ku, dan pasti akan semakin sulit untuk ku melupakan nya. Daddy sudah menyiapkan mansion baru untukku tinggal selama disana.

Dangerous Brather's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang