eight

3.1K 166 4
                                    

[Willis POV]

Selama dalam perjalanan aku benyak memikirkan semua kejadian yang ku alami beberapa waktu belakangan ini. Jujur awalnya aku merasa sangat iri pada sikap dan kedekatan Siwon hyung dari waktu kami masih kecil, itu karena dia lebih mengerti dan memahami Roxanne dibanding aku yang kakaknya. Roxe juga lebih manja padanya meski gadis itu selalu berusaha bersikap adil pada kami.

Aku pernah bahkan sampak beberapa jam lalu aku masih menganggapnya sainganku, karena dia selalu bisa dan sangat sempurna bila itu untuk memahami Roxe. Tapi sekarang setelah semua rahasia itu terbongkar aku malu memandangnya. Benar kata orang bila hubungan darah akan lebih kuat dari pada air. Aku membuktikannya sendiri sekarang saat ini.

Setelah menghabiskan 22 jam didalam pesawat akhirnya aku sampai dilondon dengan selamat. Dibandara Kai sudah menungguku. Aku keluar dari pintu dan langsung disambutnya dengan ramah, sangking ramahnya ujuk bibirku terluka dan berdarah. Aku mendapatkan satu pukulan keras dirinya. Bahkan selama dalam perjalanan dari bandara menuju tempat tinggal Roxe, Kai tidak berhenti mengumpat dan memaki ku. Aku hanya diam menerima semua umpatanya. Karena sejujurnya aku tidak mendenarnya dan aku terlalu fokus dengan dunia ku sendiri, mimikirkan bagaimana keadaan Roxanne.

"YAk!! Albino!! Kau tidak mau turun kita sudah sampai bodoh!!" teriaknya lagi menyadarkan ku dari lamunan ku. Tanpa mengatakan apapun aku keluar dari mobilnya dan berlari tanpa arah memasusi sebuah mansion mewah.

Baru saja aku akan bertanya pada salah satu maid yang sedang berkerja dimana letak kamar Roxanne tapi Kai sudah menariku menuju lift sembari mengejekku. "Kurasa otak jeniusmu sudah hilang sekarang. Aku ada bersamamu bodoh kenapa kau repot-repot bertanya padanya dan membuang waktu untuk mencari dimana letak kamar Roxe dimansion sebesar ini." dia menggelengkan kepalanya. "Ayo aku tunjukkan jalannya."

Bertepatan dengan pintu lift terbuka dia mengatakan letak kamar Roxe. Tanpa membuang waktu lagi aku berlari keluar lift dan mencari kamar yang kutuju.

Brakk!!

Ketemu!! Aku lansung mendorong kasar pintu tersebut hingga menimbulkan gebrakan yang bisa dibilang sangat keras.

"Shit!! Kau ingin membuatku mati jantungan eoh?"

Kalian pasti tau bukan siapa yang mengumpat? Sudah pasti bukan Roxanne, dia terlalu manis dan lemah lembut untuk mengucapkan kata sekasar itu dengan suara lantang apa lagi terhadapku itu sangat tidak mungkin. Itu Krystal dia lah yang mengumpat dengan lantang hingga menggema diseluruh ruangan. Dan jangan lupakan buah yang dilemparnya. Dia memamang sedang mengupas buah apel ditangannya dan karena kesal ia melemparnya kearah ku. Tapi aku tak menghiraukan nya. Pandanganku tertuju pada manik madu wanita yang sedang terbaring dengan wajah pucat dan lengkap dengan piyama rilakuma kesukaannya membalut tubuhnya. Wanita yang sangat kurindukan.

"Roxe..."

"Oppa?" gumamnya menatapku tak percaya. Mata indah nya mulai memerah dan berkaca-kaca. Benar-bebar membuat nafasku tercekat dan sulit untuk ku bernafas.

"No no no baby, please dont crying oke!" aku langsung menariknya dalam pelukanku, menghujaninya dengan kecupan-kecupan lembut diseluruh permukan wajah cantiknya. Dan kembali memeluknya sangat erat.

"Yak!! kau membuatnya sesak nafas tuan Oh bodoh." taulah siapa yang mengomel. Supah pasti Krystal memang siapa lagi.

"Ups sorry, apa aku menyakitimu dan dia, baby?" aku melepas pelukanku dan beralih menatapnya. "Aku sangat merindukanmu Roxe." dia memejamkan matanya dan otomatis air mata yang menggenang di pelupuk nya terjun bebas membasahi pipinya.

"Oppa kau?"

"Oppa sudah tau semua nya Roxe, Siwon hyung datang dan mengatakan semua. Bagaimana keadannya didalam sana? Maaf oppa baru datang, sangat susah kabur dari daddy sayang." dia menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Isakan itu kini berubah semakin kencang dengan derasnya air mata yang ia keluarkan.

Dangerous Brather's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang