Someone from The Past

734 47 17
                                    

TUK...TUK...BRAAAKKK!

"Oh ya Tuhan Minhyung!" seru Mina yang harusnya terbiasa mendengar suara itu selama bertahun-tahun tapi tetap saja membuatnya kesal.

"Kau baru bangun?" tanya Minhyung dengan nada sinis begitu melihat penampilan Mina yang pastinya masih berantakan. "Aku heran ada kamar cewek seberantakan ini. Kau bisa tinggal di tempat seperti ini?" komentarnya lagi dengan wajah yang seolah-olah takjub dan itu menyebalkan.

Oh dia baru saja mengabaikan omelan Mina. Dan omong-omong itu kalimat yang selalu diucapkan Minhyung saat berkunjung –menerobos masuk lebih tepatnya- ke kamar. Kalimat 'Oh kau baru bangun' yang sudah seperti alarm di pagi hari.

"Kau itu tahu privasi tidak sih? PRIVASI!" ucap Mina menekankan setiap huruf agar anak yang masih sibuk mengobservasi setiap sudut kamarnya ini mendengarnya.

"Privasi yang kau maksud itu akan membuatmu telat ikut ulangan Biologi hari ini."

"Oh ya Tuhan!" pekik Mina teringat ulangan Biologi jam pertama nanti. Ia berdiri dan membungkuk 90 derajat di hadapan Minhyung, "mohon bantuannya!" ucapnya lalu tergesa-gesa menuju ke kamar mandi.

Minhyung berdecak, tapi Mina sempat meliriknya memasukkan semua buku-buku pelajaran ke dalam tasnya tanpa mengeluh. Minhyung selalu melakukannya setiap pagi tanpa disuruh. Dia bahkan mengingat jadwal pelajaran Mina lebih baik dari Mina sendiri. Sikapnya ini terkadang membuatnya ingin memanggil Minhyung 'ibu' tapi tentu saja itu tidak dilakukannya. Mina masih sayang nyawanya omong-omong.

Minhyung masih di sana saat Mina selesai mandi dengan kecepatan super. Jangan tanya bagaimana dia bisa gosok gigi dan cuci muka secara bersamaan. Ia terlalu berbakat melakukannya.

Minhyung berhasil menyulap kamar Mina yang tadinya sangat berantakan menjadi tempat yang layak huni dengan membereskan tempat tidur, melipat selimut, dan membuang semua bungkus makanan ringan yang dia tinggalkan di meja belajar.

Minhyung menatapnya dengan pandangan heran yang selalu diberikannya saat Mina menunjukkan kemampuan mandi lima menitnya itu. Sepertinya ia juga masih belum terbiasa dengan kebiasaannya yang satu itu. Setelah memastikan tidak ada bekas pasta gigi di wajahnya atau busa sabun di belakang telinga, Minhyung beranjak berdiri. Meninggalkan Mina untuk berganti baju dan bersiap berangkat sekolah.

"Kau itu sudah sembilan belas tahun, apa aku harus membangunkanmu tiap pagi seperti ini sepanjang hidupmu?" omelnya lagi persis ibu-ibu tapi jauuuuuh lebih cerewet.

"Aku kan tidak mintamu membangunkanku. Kau sendiri yang melakukannya." Mina kemudian menyesali ucapannya. Kalau tidak ada Minhyung mungkin dia selalu telat setiap pagi. Tapi untunglah Minhyung tidak mengambil hati atas ucapannya itu. Dia hanya menghela nafas, terlihat malas untuk melanjutkan debat ini.

"Cepat turun. Aku tidak mau kita dihukum lagi seperti kemarin. Kalau aku dapat catatan jelek lagi..."

"Baiklah, baiklah, mr. Perfect," ucap Mina memotong kalimatnya. Kalau diteruskan bisa-bisa mereka benar-benar terlambat. Ia sedang tidak mood untuk membersihkan kamar mandi sekolah yang baunya super sekali itu.

Sekolah mereka tidak jauh dari kompleks perumahan. Hanya sekitar dua puluh menitan dengan naik sepeda. Begitu mereka berdua sampai di gerbang sekolah, Mina dan Minhyung langsung jadi pusat perhatian.

Ini semua karena Minhyung. Sebenarnya dulu dia cuma siswa biasa saja. Yah, dia terkenal pintar sih sejak kecil. Tapi cuma itu saja. Semua kepopuleran ini didapatnya setelah secara iseng saat MOS dulu ada kakak kelas yang menyuruhnya maju ke depan untuk menyanyi. Mina yang sudah dari dulu berteman dengannya tidak kaget dengan suaranya yang memang bagus –kakek Minhyung adalah musisi-. Tapi ternyata bagi orang lain, terutama cewek-cewek suara Minhyung membuat mereka langsung jatuh cinta padanya. Apalagi dia ingat betul setelah bernyanyi Minhyung melanjutkannya dengan melakukan rap. Sudah bisa dipastikan anak-anak cewek di sekolahnya jatuh hati padanya.

Dear You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang