"AAAHHH!" Mina menggeliat di kursinya setelah mendengar bel istirahat. Ia baru saja selesai mengerjakan ulangan Biologi di jam pertama dengan perut yang kosong. Sungguh sangat menderita ketika belum sarapan tapi otak harus bekerja keras untuk mengarang jawaban. Tentu saja, mengarang juga butuh tenaga ekstra.
"Kang Mina."
"O, Jihoon-a," ucapnya sedikit terkejut mendapati Jihoon yang tiba-tiba sudah berada di kelasnya.
Jihoon tersenyum dan menyeret kursi di depan tempat duduk Mina agar bisa duduk berhadap-hadapan. Membuat teman-teman sekelas Mina yang belum sempat keluar dari kelas berbisik-bisik melihat Jihoon, si rookie idol berada di kelas mereka.
Mina menatap sekilas pada teman-teman sekelasnya, merasa agak tidak nyaman dengan tatapan yang ditujukan padanya. Dia masih trauma menjadi pusat perhatian setelah yang terjadi padanya saat masih menjadi junior. "Mmm, Jihoon-a. Apa yang bisa ku bantu?"
Jihoon menggeleng. Masih dengan senyuman yang belum hilang dari wajahnya. "Aku berharap kalau kita bisa sekelas, tapi ternyata kita tidak satu jurusan ya. Sayang sekali ya Kang Mina padahal aku sangat ingin mengobrol panjang denganmu," ucapnya.
Mina mengangguk canggung. Bingung bagaimana harus merespon ucapan Jihoon itu. Arin yang sedari tadi berada di sebelahnya pun tidak berkata apa-apa. ia hanya mencuri dengar percakapan antara Mina dan Jihoon.
"Ya Kang Mina! Kau tidak makan?" suara Minhyung membuat Mina mengangkat kepalanya karena terhalang pandangan oleh Jihoon yang duduk di depannya. Ternyata Minhyung masih berada di dalam kelas. Menatapnya sebentar lalu Jihoon bergantian.
"O, o, tunggu sebentar," Mina menatap Jihoon. Bingung antara mau menawarinya ikut makan siang atau tidak. Menawarinya makan berarti ia harus siap menerima tatapan orang-orang. Tapi, ia juga merasa kasihan kalau tidak menawari Jihoon makan siang karena Jihoon belum punya teman dekat.
"Aku boleh ikut bergabung?" tanya Jihoon.
Mina lalu menatap Minhyung seolah meminta persetujuan darinya. Ia tidak tega juga membiarkan Jihoon.
"Terserah," ucap Minhyung berjalan lebih dulu keluar kelas. Mina, Jihoon, dan Arin lalu berjalan mengikutinya dari belakang.
~~~
Setelah mendapatkan makanan, mereka berempat duduk di tempat yang sama.
"Ah," Mina mendesah melihat lauk yang tersaji di nakasnya.
Minhyung menyadarinya lalu menggeser nakas Mina dan mengambil beberapa paprika yang disajikan dengan daging itu. Ia menggantinya dengan menukar daging miliknya lalu mengembalikannya pada Mina.
Mina bertepuk tangan kecil dan tersenyum lebar. "Jalmeokkesseumnida," ucapnya berseri-seri.
"Ya, sudah saatnya kau itu tidak pilih-pilih makanan. Kau itu sudah bukan anak kecil lagi," omel Minhyung melihat kelakuan Mina.
"Berisik. Makan saja sana," balas Mina tidak mau kalah.
"Kalian tidak berubah ya. Aku jadi sedikit iri," komentar Jihoon mendengar perdebatan kecil itu.
"Mmm, aku penasaran bagaimana kalian bisa kenal?" tanya Arin tidak tahan juga dengan rasa penasarannya yang sudah disimpan sejak tadi. Ia sebenarnya kaget melihat Jihoon ternyata sudah mengenal Mina dan Minhyung.
"Kami dulu teman SD. Aku, Mina, dan Minhyung."
"Heol, benarkah? Wow, tau begitu aku minta tanda tanganmu dari Mina saja," kata Arin.
"Iya, tapi aku selalu iri karena Mina dan Minhyung dekat sekali sejak SD. Aku tidak menyangka setelah enam tahun kita bertiga bisa bertemu lagi. Dan tidak ada yang berubah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear You [COMPLETED]
FanfictionMina dan Minhyung adalah sahabat sejak kecil. Layaknya sebuah puzzle, mereka saling melengkapi satu sama lain. Minhyung yang pintar tapi kaku, sementara Mina adalah anak perempuan yang ceria dan ceroboh sehingga membutuhkan Minhyung untuk selalu ber...