Usai acara pernikahan, tamu-tamu mulai meninggalkan halaman rumah. Sementara pihak wedding organizer mulai merapikan meja dan piring-piring. Dua mempelai pengantin sudah duduk di kursi tamu dengan wajah kelelahan.
Mina yang sedari tadi juga ikut bersalaman dan menyapa tamu bermaksud menghindari keramaian sekaligus mengistirahatkan kakinya dari sepatunya yang menyakitkan. Namun, ia urung melakukannya ketika sebuah tangan menepuk pundaknya. Ibu Minhyung tersenyum padanya. Ia memang belum sempat menyapanya karena sibuk dengan tamu-tamu lain yang datang.
"Apa kabar, sayang?" sapa ibu Minhyung setelah memberikannya sebuah pelukan.
Mina sudah lama sekali tidak bertemu dengannya tapi kecantikan ibu Minhyung tidak pernah berubah. Setelah bertukar kabar, mereka berdua mengobrol panjang lebar. Mulai dari perjalanan bisnis orang tua Minhyung sampai ke kisah cinta pengantin.
"Kau dan Minhyung bagaimana? Kalian masih berhubungan baik, kan?" tanya ibu Minhyung. Mungkin ibu Minhyung tidak bermaksud apa-apa, namun pertanyaan itu cukup membuat wajah Mina tiba-tiba terasa panas. Belum sempat Mina menjawab pertanyaan itu, dilihatnya Minhyung berjalan menghampiri mereka berdua.
Mina rasanya ingin kabur saja dari sana. Tapi, itu akan terlihat sangat tidak sopan sekali. Terlebih ia sekarang sedang mengobrol dengan ibu Minhyung.
"Apa yang kalian berdua bicarakan?" tanya Minhyung diam-diam meliriknya penuh arti. "Pasti sedang membicarakan aku, ya?" lanjutnya dengan percaya diri.
"Iya, ibu sedang bertanya pada Mina kapan kau akan menyusul Taeyong dan Seulgi?"
"Bagaimana kalau tahun depan, bu?" Minhyung bertanya balik.
Mina reflek menginjak kaki Minhyung dengan heelsnya. Tidak mempedulikan bagaimana anak itu mengaduh karena sekarang ia merasa ibu Minhyung sedang menatapnya dengan ekspresi syok. Kalau Minhyung mengatakannya dengan nada bercanda mungkin ibu Minhyung tidak akan terlalu kaget tapi si bodoh itu dengan santainya menjawab seolah-olah apa yang ia ucapkan bukan perkara yang serius.
Lagipula siapa juga yang akan menikah dengannya?
"Kalian berdua... sebentar!" ibu Minhyung tidak melanjutkan kalimatnya namun justru memanggil ibu Mina yang tampak sedang mengobrol dengan ibu Taeyong. "Miyoun-a!" panggilnya.
Mina sekarang melotot pada Minhyung saat ibu Mina pamit pada keluarga Taeyong untuk menghampiri mereka.
"Kata Minhyung mereka berdua ingin menikah tahun depan, bagaimana?"
Sekarang, ibu Mina juga dibuat syok. Ini semua karena si bodoh itu tidak tahu kapan harus tutup mulut. Mina sudah bersiap untuk diomeli.
"Baiklah, dengan syarat Mina harus sudah menyelesaikan kuliahnya tahun depan."
Mina dan Minhyung saling berpandangan satu sama lain. Tidak menyangka akan semudah itu mendapat restu dari ibu mereka. Ibu Minhyung tampak ingin bertanya lagi namun ibu Mina sudah buru-buru menarik lengannya agar menjauh.
"Jangan bicara padaku," sungut Mina saat Minhyung terihat akan membuka mulutnya. Ia dengan terburu-buru berdiri dari kursinya. Minhyung tersenyum mengikutinya dari belakang. Mina tiba-tiba saja berhenti, untung saja Minhyung reflek menghentikan langkahnya sebelum menabrak gadis itu. "Siapa yang bilang aku akan menikah denganmu?" tanyanya sambil melotot tajam.
Minhyung lagi-lagi tersenyum.
"Aku serius Lee Minhyung!" seru Mina galak. Toh, Minhyung juga tidak melamarnya seenaknya saja dia memintanya untuk menikah tahun depan. Begitu menyadari sesuatu Mina tiba-tiba menunduk. Ia sebenarnya takut. Minhyung selalu merencanakan segala sesuatu dalam hidupnya, ia takut ia tidak ada dalam rencana masa depan Minhyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear You [COMPLETED]
Fiksi PenggemarMina dan Minhyung adalah sahabat sejak kecil. Layaknya sebuah puzzle, mereka saling melengkapi satu sama lain. Minhyung yang pintar tapi kaku, sementara Mina adalah anak perempuan yang ceria dan ceroboh sehingga membutuhkan Minhyung untuk selalu ber...