2

59 8 5
                                    

Setelah kembali ke kelas,Ranesha dan 4temannya duduk di kursi masing masing. Tapi Gwen duduk di Kursi Lio,karena Gwen duduknya jauh dari Ranesha,Irena,Naira,dan Vivi. Satria yang melihat Vivi sudah datang lantas dia menghampiri Vivi.
"Vi,besok lo bawa gitar yak! Kesel gue." Titah Satria. Vivi hanya mengangguk sebagai jawaban. Setelah mengatakan itu,Satria keluar dari kelas. Entah kemana,bersama ketiga curutnya.

Naira memandang keempat orang itu,tanpa sadar dia mengatakan,"Kok gue ngerasa kita itu kayak orang yang gak dianggap ya." Sontak keempat sahabatnya menoleh. Lalu Irena menjawab,"Kenapa ngerasa gitu?"
Naira tersadar,langsung berdehem,"Yaa,gue ngerasa belum pernah ditanya sama temen temen si Satria,kalo sama Satria sih pernah. Itu juga karena ya ya gitulah." Lalu keempat temannya itu berdehem dan Vivi kembali mencairkan suasana. Mereka berempat terkekeh dengan kelakuan Vivi. Dan tidak lama,guru bahasa inggris pun datang. Gwen terkejut dan langsung ke tempat duduknya.

Guru tersebut langsung mengabsen satu persatu.
"Satria"
"Diluar pak"
Guru bahasa inggris itu hanya menggeleng. Dan menyuruh semua murid kelas itu membuka buku paketnya masing masing,dan melanjutkan materi.
Belum lama guru bahasa inggris menerangkan materi,datang Satria dan kawan kawannya. Mereka langsung bersalaman dengan guru. Setelah itu mereka duduk di kursi masing masing.

Selama pelajaran Satria tidak fokus. Karena dia merasa bosan di kelas,dia tidak bisa merayu cewek cewek,huhhh memang dasar playboy cap kakap.

Setelah pelajaran selesai,siswa pada berhamburan keluar kelas untuk melaksanakan sholat dzuhur. Tapi beda lagi dengan Satria,cowok itu malah jalan jalan. Jika tidak jalan jalan ya main bola.
Tapi jangan salah,begitu juga dia selalu sholat.

***

"Eh selesai sholat ke kantin dulu kuy." Ajak Gwen. Ketiga temannya hanya mengangguk sebagai jawaban.
Vivi tidak ikut sholat karena ya wanita pasti tau.
Setelah dari kantin mereka makan yang dibelinya dari kantin. Setelah ini pelajaran matematika wajib,tapi karena hanya 1 jam pelajaran. Gurunya jarang masuk kelas,tetapi ya gitu welah sulit dijelasin. Setelah matematika wajib ada matematika peminatan. Lebih tepatnya bukan peminatan tapi pemaksaan.

Karena jamkos,semua murid di kelas X-7 itu ada yang bermacam macam. Ada yg tiduran,ada yang membaca wattpad,dan masih banyak lagi deh. Jika membaca wattpad,yang paling kerap adalah Naira. Yap! Cewek itu memang sudah lama berada dalam dunia wattpad,sampai sampai dia menginginkan sosok lelaki yang berada di dalam dunia wattpad tersebut. Waw sungguh hanya mimpi semata. Naira juga bertahan jomblonya sudah lama,karena dia merasa sudah tidak bisa lagi percaya terhadap laki laki real. Segitu sakitnya dia. Bisa dibilang juga trauma. Yaudah sih ah skip.

Sedangkan Gwen,Ranesha,dan irena. Mereka berbincang tentang hal yang ah entahlah sulit dijelaskan. Sedangkan Vivi,ia sedang sibuk dengan dunianya.
Tidak lama bel pergantian belajar pun berdering. Guru matematika peminatan sudah sigap berada di depan pintu kelas.  Dan membuat beberapa murid mendengus kesal. Satria yang baru saja masuk dengan teman temannya pun langsung duduk di bangkunya. Satria bosan mendengarkan penjelasan dari guru matematika tersebut. Satria memutuskan untuk pindah ke bangku paling belakang. Yap dia tidur disana!

Setelah lama dengan pelajaran itu. Bel pulang pun berbunyi,Ranesha dan Naira segera berteriak,"Heyy Piket!!" Yang mendengarkan teriakan tersebut sudah tidak aneh lagi,dengan kebiasaan keduanya. Tapi beda lagi dengan orang yang piket. Mereka mendengus kesal,mereka tidak bisa kabur dari Naira dan Ranesha. Karena menurut mereka Naira orangnya jutek,dan ya begitulah. Sedangkan Ranesha,orang itu pendiam,tetapi lebih senang langsung bertindak. Jadi mereka tidak bisa gegabah dengan seksi kebersihan itu.

Sambil menunggu yang sedang piket. Ranesha berpesan kepada Naira,"Nai,jangan lupa besok ekskul badminton." Naira menjawab,"Ah iya,jangan lupa nanti WhatsApp gue,gue kan pelupa. Ingetin gue yaa besok bawa raket." Ranesha mengacungkan jempolnya dan mengedipkan sebelah matanya. Naira mengidikkan bahunya. Setelah semuanya selesai mereka bergegas untuk ke depan. Naira menunggu jemputan di gerbang. Sedangkan Ranesha menunggu papanya di pos satpam.

***

Setelah sampai di rumah,Ranesha langsung ganti pakaian dan membersihkan badannya yang terasa lengket. Dia menghapal pkn karena besok dia akan presentasi bersama keempat sahabatnya. Yap! Mereka memang selalu 1 kelompok. Tapi kadang juga mereka terpisah. Jika kelompok diambil secara acak. Setelah Ranesha merasa sudah hapal dengan materinya,ia langsung mengambil hp nya dan meningatkan Naira.

Ranesha:

"Nai,jangan lupa besok ekskul. Siapkan semuanya dari sekarang!"


Naira:

"Wokke."

Setelah merasa  cukup,Ranesha bergegas untuk tidur. Karena dia tidak suka tidur terlalu larut.

***

Satria saat itu tengah makan malam bersama mamanya dan adiknya. Satria cepat menghabiskan makanannya. Dia akan menghapal Pkn. Vera mengerutkan keningnya karena melihat Satria yang cepat makannya pun langsung menegur Satria,"Heh! Jangan cepet cepet makannya. Nanti keselek,santai aja." Baru saja Vera diam. Satria tersedak,dan dengan sigap Vera menyerahkan air putih kepada Satria.

"TUH KAN GUE BILANG JUGA APA! JANGAN CEPET CEPET MAKANNYA." Bentak Vera
"Maaf ma,habisnya Satria besok presentasi,jadi Satria sekarang harus memahami materi terus menghapal." Jelas Satria.
Vera berdecak mendengar penjelasan Satria. Lalu berkata,"Makanya! Jangan maen kalo pulang sekolah. Jadinya kan begini." Satria hanya mengangguk. Dan membereskan piring yang baru saja dipakainya. Dan bergegas ke kamarnya untuk menghapal Pkn. Pada awalnya Satria mendengus dan mengacak rambutnya. Karena sudah 1 jam,tidak ada yang menempel di otaknya. Tetapi dengan berusaha yang benar benar. Dia hapal,sampai dia ketiduran dengan buku yang sedang dalam genggamannya.
Vera yang belum tidur,dia mengecek kamar anaknya satu persatu. Saat Vera melihat Satria yang sudah tidur dengan posisi duduk sambil bersandar dan ditangannya ada buku paket,tersenyum kecil. Dan langsung menyimpan buku paket tersebut di meja buku Satria. Dan membenarkan posisi Satria. Setelah benar posisinya,sebelum Vera keluar dari kamarnya. Dia mengecup kening Satria dengan penuh sayang sambil mengatakan,"Selamat tidur sayang."
Vera memang seperti itu,jika anak anaknya bangun. Vera tidak pernah menunjukkan sisi lembutnya. Tetapi beda lagi jika anak anaknya sudah tidur. Dia akan sangat lembut kepada anak anaknya.

Setelah keluar dari kamar Satria,Vera mengecek kamar Sheerin. Vera tersenyum kecil,putri kecilnya itu sudah beranjak dewasa. Ia segera menutup pintunya kembali. Karena tidak ingin mengganggu anaknya tidur.

Merasa sudah cukup,Vera bergegas ke kamarnya untuk beristirahat. Dan dia melihat Figura kecil,disana terdapat keluarga kecilnya. Vera sangat rindu dengan kumpulnya keluarga itu. Sampai akhirnya dia terlelap tidur.

***

Sssstttt!!!
Hai hai haiii!!!
Maaf yaa baru up lagi.
Jangan lupa vote,commen anda share guys!!!

Salam kenalll:))

Fanatik SatriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang