8. Huhu

22 4 4
                                    


Hai haii haiiii
Up nih ciyeee😳
Maaf yaa kalo ceritanya kurang seru,maklummm masih belajar😂

Jangan lupaaa!! Kasihani aku yang baru belaajar nulis inii. Kasih aku dukungan buat terus UP cerita ini setiap minggunya.
JANGANN LUPAAA YAKK!!! VOTEE APALAGI KOMEN. BEUH TAMBAH CAKEP KALO DI SHARE! MAKASIH BANGET DAH POKOKNYA.
Oke cukup basa basinya.

I Hope You Like This Chapter😍

I love you so much😍

Selamat membacaaa😍

ENJOYYYYYYYYY⭐⭐⭐

***

"Woy kata pak Ken ke lapangan badminton." Teriak seksi olahraga. Siapa lagi kalau bukan Riko.
"Asiikkk! Yokk ahh." Seru Ranesha
"Bentar dah. Gue belum ambil minum coy." Kata Naira
"Elah lelet amat sih lo." Cibir Ranesha. Naira mendengus kesal.

Setelah sampai di lapangan,semua murid langsung melakukan pemanasan. Setelah itu,Pak Ken langsung membagi tim untuk bermain. Ranesha tidak kebagian untuk main bersama cewek lagi. Karena Pak Ken tahu,bagaimana Ranesha jika sudah bermain badminton. Maka dari itu,Ranesha bermain dengan laki laki.

"Sha lo sama gue yok." Ajak Mars
"Kuy." Jawab Ranesha. Mereka langsung bermain. Tapi yang menjadi lawannya adalah Satria dan Riko. Satria mendengus sebal melihat Mars yang terlihat mendekati Ranesha. Tidak tau apa,dia sedang memulai mendekati gadis itu.
"Taruhan ah." Ajak Riko
"Bener! Yang kalah harus traktir di kantin." Kata Satria
"Gak!" Tolak Ranesha
"Ah lo takut kalah ya?" Ejek Satria
"Apaan sih lo! Banyak bacot banget! Udah maen cepet." Semprot Ranesha. Mars terkekeh geli mendengar itu,dalam hati ia berbicara Rasain lo! Emang enak!

Mereka berempat bermain dengan diselingi candaan dari Satria. Akhirnya,Satria dan Riko yang menang karena kelicikannya. Memang Satria dan Riko yang menang,tapi poinnya tidak beda jauh dengan Ranesha hanya berbeda 2 poin.

Satria mengikuti Ranesha,membujuknya agar mentraktir di kantin. Ranesha menahan amarahnya,ia melihat ke arah empat sahabatnya yang sedang tertawa. Apalagi Naira dan Gwen yang sedang tertawa misterius kepadanya. Ia mendengus sebal,sahabatnya itu memang tidak bisa diandalkan. Malah mendorongnya agar berhubungan dengan Satria. Tidak waras memang.

"NGAPAIN SIH LO NGIKUTIN GUE?" Kata Ranesha
"Ya kan nagih traktir." Jawab Satria dengan santai
"Traktir traktir pala lo! Udah sanaa! Gue mau maen sama si Naira." Usir Ranesha. Satria terkekeh geli dan langsung meninggalkan Ranesha yang akan menghampiri keempat sahabatnya.

"Gimana sha?" Tanya Irena
"Kalah,curang diaa! Tapi poinnya juga gak beda jauh. Cuma beda 2 poin." Jawab Ranesha
"Shaaa! Capek gak? Maen yok ah! Keringat gue gak keluar nih." Kata Naira
"Kuy ah." Seru Ranesha
"Idih si Ranesha gak ada capek capek nya." Cibir Gwen
"Kalo buat badminton mah oke oke ajaa." Balas Ranesha

Ranesha dan Naira langsung masuk ke lapangan.

Irena,Vivi,dan Gwen dengan setia menunggu Ranesha dan Naira.

Tiba-tiba perut Vivi berbunyi,tanda si cacing meminta dikasih parab. Gwen terkekeh geli mendengar itu. Lalu Vivi mengajak Gwen untuk ke kantin. 

"Mau ikut kagak?" Tanya Vivi pada Irena.

"MAGERRRRRRRRRRR." Jawab Irena. Vivi mendengus sebal Irena selalu saja begitu. Magerrrrrr terossss. Irena hanya menyengir kuda melihat wajah Vivi yang kesal.

Fanatik SatriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang