3

43 3 5
                                    

Ranesha bangun dari tidurnya. Dia melihat jam,dan bergegas untuk melaksanakan sholat shubuh. Setelah selesai,dia langsung mandi dan bersiap siap ke sekolah. Karena dia akan berangkat bersama kakaknya. Karena papanya sudah berangkat ke sekolah bersama ibunya.

Sepanjang perjalanan Ranesha hanya diam,dia tidak terlalu suka berbicara. Memperhatikan jalanan yang dia lewati.
"Gimana sekolah nya Sha?" Tanya Renata
"Ya gitu, b aja." Jawab Ranesha seadanya. Renata mendengus sebal,Ranesha kadang menjelma menjadi paling menyebalkan jika pendiam nya sedang kumat. Renata harus sabar menghadapi sikap adiknya itu.

Setelah sampai di sekolah,Ranesha langsung ke kelasnya setelah berpamitan pada kakaknya. Di kelas hanya ada Irena yang sudah duduk manis di bangkunya. Ranesha segera duduk dibangkunya dan membuka buku paket pkn dan menghapalkan lagi semua materi yang akan di presentasikannya. Irena hanya diam menatap Ranesha dan melanjutkan lagi menghapal materinya. Keduanya hanyut dalam materi yang akan mereka sampaikan. Sampai tidak sadar kelasnya sudah penuh dengan teman sekelasnya.
Ranesha mengalihkan pandangannya pada Naira yang sedang menghapal materi lagi. Dia melihat ada raket,yap berarti Naira akan ekskul. Ranesha melanjutkan lagi menghapal materinya. Tapi Ranesha merasa bosan,dia menyudahi saja menghapalnya. Dia melihat Irena yang juga terlihat bosan. Tidak lama setelah Irena dan Ranesha berbincang. Akhirnya Vivi,Gwen,dan Naira mengikuti pembicaraan keduanya. Seperti ada sinyal bagi diantara mereka. Padahal Vivi,Gwen,dan Naira baru saja bergabung. Tetapi mereka bertiga sudah mengetahui arah pembicaraannya.

"Hfttt bosen nih." Keluh Naira
"Yaudah sih Nai,biasanya kan lo baca wattpad." Jawab Irena
"Ah tanggung,nanti ada guru."
"Terserah."

Lalu mereka sibuk masing masing lagi. Sampai akhirnya guru matematika datang,dan menjelaskan materi baru. Akhirnya bel jam kedua berdering. Dan semua murid kelas X-7 itu menyalin semua materi yang ada di papan tulis.
Tetapi belum sempat semuanya ditulis,guru biologi sudah masuk kelas. Jadi semua murid kelimpungan,ada yang cepat mengambil foto yang ada di papan tulis,ada juga yang langsung berkata,"Oyyy jangan lupa share ke gue yak." Yang punya foto itu pun hanya berdehem.

Naira merasa bosan saat pelajaran biologi. Padahal saat smp nya dia sangat senang pelajaran biologi,tetapi sekarang malah terbalik. Aneh memang,tapi itulah Naira. Terkadang dia menyukai sesuatu dengan sesaat. Tapi,kalau membaca cerita dia tidak ada bosan bosannya. Sampai sampai dia tidak tau apapun mengenai keadaan disekitarnya,karena terlalu larut dalam cerita yang dibacanya.

"Aiss,bosann." Gerutu Ranesha ," Kapan bunyinya sih bel." Lanjutnya
Ranesha mengedarkan pandangannya ke arah Vivi,Ranesha ingin tertawa melihat Vivi yang sedang menahan kantuknya. Sedangkan Naira,dia memang bosan tapi matanya terus melihat ke depan. Dan hanya menghela nafas panjangnya. Entah mengapa,dia mendengar guru biologi menjelaskan materi,dan matanya menatap ke gurunya. Tapi semua materinya tidak dapat dia pahami,Naira sangat benci situasi seperti ini.

"Sekarang kalian membuat gambar tanaman paku dan lumut. Nanti setelah istirahat dikumpulkan." Akhir dari guru biologi tersebut.
Ranesha,Naira,dan Vivi mendengus. "Kenapa harus ada tugas sihh." Rutuk Vivi
"Yaudah sih,kumpulinnya minggu depan ajaa." Kata Naira.
"Huuuh tugas tugas tugass." Keluh Ranesha.
"GASSS KUYY KANTIN." Ajak Gwen. Keempat sahabatnya hanya mendengus pelan. Gwen memang tidak mengerti situasi. Gwen yang melihat keempat sahabatnya seperti itu hanya terkekeh geli. "Yaudah ayoo,katanya tadi mau ke kantin." Kata Irena.

Sesampainya di kantin,seperti biasa mereka celingak celinguk tidak jelas. Mereka memang tidak merencanakan akan membeli apa,hah dasar ada ada saja kelakuan mereka.

"Eh gue pengen otak otakk ahh,kali aja nambah otak gue." Celetuk Gwen. Keempat sahabatnya memasang muka datar,Gwen terkekeh geli melihat ekspresi keempat sahabatnya.
"Nai lo mau apaa?" Tanya Ranesha
"Siomay aja  dehhh,laper guee." Jawab Naira. Sambil melenggang ke arah penjual siomay. Dan diikuti oleh Vivi,Irena dan Ranesha.

Setelah mereka membeli apa yang mereka inginkan,mereka langsung menuju kelas. Mereka tidak makan di kantin. Salah satu alasannya Adalahh Naira merasa tidak suka berada di keramaian. Dan sulit untuk makan. Malu katanya!
Huh ribet sekalii orang itu.

Mereka duduk membentuk lingkaran,dann seperti biasaa mereka akan bercerita yang kurang penting.

***

Sesampainya di kantin,seperti biasaa Satria menatap genit ke arah ciwi ciwi. Huh sok kecakepan memang!

"Kalian mau makan apaa?" Tanya Gevin
"Nasi goreng!" Jawab mereka serempak.
Gevin mengangguk dan melenggang menuju penjual nasi goreng.
Tidak lama kemudian,Gevin membawa makanan mereka. Sambil berteriak,"SELAMAT MAKAN KALIAN."
Ketiga temannya langsung menyembunyikan wajahnya. Gevin memang mulutnya seperti toa! Dan tidak tahu malu!

"Lo jangan malu maluin gue dong." Kata Satria sambil memasukkan nasi goreng ke mulutnya.
"Halah lo juga biasanya malu maluin kita." Sergah Riko
"Ya suka suka gue lah. Seharusnya lo pada itu beruntung punya gue."
Riko mendengus mendengar jawaban Satria. Tidak sadar diri! Dia yang lebih sering memalukann.

Sesudah makanan mereka habis. Dannn pass bel berbunyi. Akhirnya mereka beranjak dari duduknya. Dan menuju ke kelas.

***

"Eh masih pelajaran biologi kann?" Tanya Gwen. Tidak ada yang merespon pertanyaan Gwen. Kasihan memang! Kadang dia itu bertanya yang sudah tahu jawabannya.
"Ya Allah,semoga ibu tidak masuk kelas lagi!" Doa Gwen
"Aaamiin." Jawab keempat sahabatnya serempak. Aneh memang! Tapi itulah mereka.

Dannnnnn ternyata benar! Doanya tidak sia siaa. Guru biologi itu tidak masuk kelas lagi. Mereka kembali melanjutkan kegiatan mereka masing masing.

***

Cuap cuapppppppppp aem kam bek hey aem kam bekkkk!!!!
Selamat malammmm!!
Jangan lupa tidur yakk setelah ini.
Mon maap baru nongoll.
Mon maap juga ceritanya absurdd.

Jangan lupa Vote and komen guyss!! Biar semangattt nih nulisnya. Ea eaaa:(
Sampai ketemu di chapter selanjutnyaaaaaa!!!

Salam kenalll:))))))

Fanatik SatriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang