4

18 6 7
                                    

Hai hai haiiii
Up nihh,maaf yaa baru up😂
I hope you like this chapter😍

Selamat membacaaaa😚😚😚

ENJOYYYYYYYYYYYYYYY⭐

***

Setelah bel berbunyi,akhirnya pelajaran biologi berakhir. Dan kelima orang itupun berdoa lagi,semoga guru pkn tidak masuk.
"Ya Allah semoga bu Wida gak masuk." Doa Vivi
"Iya enggak da enggak bakalan masuk,sibuk katanya." Kata Naira. Ranesha terkekeh geli dan mengikuti kegilaan temannya."Itu katanya mau rapat field trip."
"Iya benerrrr,asiiik sebentar lagi field trip. Kalian ntar sama gue yaaaaa tidurnya." Kata Irena. Gwen pun tidak mau kalahh dari keempat temannya."Iyups dung,masa kita berpisah. Kita kan selalu bersamaa."
"Aaaaaa sosweet." Rajuk Vivi. Naira bergidik ngeri mendengar nada seperti itu.
"Vi,jangan kek gitulah nadanya serem tau gak." Kata Ranesha. Vivi hanya menyipitkan matanya sambil tersenyum dan mengeluarkan jurus kegilaannya.
"Diluar kuyyyy." Ajak Irena. Ranesha,Vivi,dan Gwen menyetujuinya. Tapi Naira ia masih tetap di kelas. Mau baca wattpad katanya! Dasar dia selalu berkhayal dengan dunia wattpadnya. Katanya dunia dia ada 2,yang satunya dunia kenyataan dan yang satunya lagi dunia Wattpad.
"Mmmmm.. Wattpad lagi wattpad lagi,Raa raa. Awas tuh dunia kenyataannya gak sesuai harapan." Ledek Ranesha. Naira hanya mengidikkan bahunya.

***

Diluar kelas,mereka berempat hanya duduk sambil bercanda.
"Ehh tebak tebakan kuy." Ajak Gwen
"Mie,mie apa yang bikin aku bahagia?" Tanya Vivi
"Apaannn tuh?" Kata Ranesha
"Mielikin kamu selamanya." Jawab Vivi

Ranesha mendengus geli,dia mengidikkan bahunya. Seremmm!
"BUCIN." Kata Irena. Vivi mendengus sebal "Bukan bucin uy! Itu namanya gombal,romantis tuh kalo sama pacar gombal gitu." Ranesha menoyor kepala Vivi
"Ye bukan romantis,tapi lebay." Timpal Ranesha
"Lebay dari mananya woy? Ga pernah pacaran sih kaliann. Jadi ga tau mana yang romantis mana yang lebay." Cibir Vivi
"Aaaa romantis,baperr." Timpal Gwen
"Aaa,aku sayang kamu dech." Kata Vivi. Setelah itu Vivi dan Gwen berpelukan layaknya anak kecil.
Ranesha dan Irena memutar bola matanya dengan malas. Begitulah Vivi dan Gwen,sama sama terbentur otaknya.

Mereka sedang asyik bercanda,tiba tiba bel istirahat. Mereka memutuskan untuk ke kantin,Gwen ke kelas dulu dan mengajak Naira. "Cepetannn woy! Siput banget sii." Teriak Ranesha. Naira mendengus sebal. Naira langsung berjalan dengan cepat mendahului yang lainnya. Dengan tanpa dosanya dia berbalik dan berkata,"SIPUT ya kalian." Ranesha dan Irena segera menyusul Naira. Mereka bertiga sesekali bercanda. Vivi dan Gwen tertinggal. Karena mereka berdua jalannya memang lambat.

Naira,Ranesha,dan Irena seperti biasa berhenti ditengah. Karena mereka bingung mau membeli apa.
"Sha lo beli apa?" Tanya Irena
"Es ajalah kuy,haus banget."
Irena dan Naira mengangguk setuju. Sedangkan Vivi dan Gwen hanya mengikuti tiga orang didepannya itu.
"Ehh gue lapar gengs." Kata Vivi.
"Aish Samaaa! Beli makanan ah." Timpal Gwen.
Sedangkan ketiga orang tadi hanya mendengus,dua orang itu tidak ada kenyangnya. Selalu lapar,tapi makanannya selalu tersisa. Memang aneh.

***

Satria sedang asyiknya menggoda beberapa cewek yang melewati kelas. Sesekali Gevin juga ikut menggoda cewek.
"Eh Vin,lo kalo mau ngegoda cewek liat muka lo dulu!" Kata Dino
"Sialan lo." Jawab Gevin. Gevin menoleh ke arah Satria yang masih menggoda cewek yang lewat. Dia mendegus,memang sih kalo dilohat dari muka dia tidak ada apa-apanya dibanding ketiga temannya. Tapi dia punya nama,dia dikenal karena bermain futsalnya yang bagus.
Mereka melihat Ranesha dan teman-temannya masuk ke kelas.
"Sat,ngomong ngomong si Ranesha oke juga." Celetuk Gevin. Satria menoleh ke arah Ranesha. Dia berdiri dan pindah duduknya bersama Ranesha dan teman temannya.

"Sha,minta handsanitizerr." Kata Satria. Ranesha hanya menyodorkan benda itu.
"Ahh harumm,gak kayak tadi bau apek banget tangan gue." Gerutu Satria.
"Lo ngomong sama siapa?" Tanya Gwen
"Diri sendiri." Jawab Satria
"Dasar Gila." Desis Gwen.

Satria tidak meladeni Gwen,jika diladeni tidak akan ada habisnya. Mereka berdua memang tidak pernah akur. Hanya karena Gwen adalah Bobotoh Persib dan Satria adalah pendukung Persija.

Satria mengembalikan hand sanitizernya,dia memandang Ranesha sambil tersenyum. Dan berkata,"Thanks."

Melihat itu,sontak Gwen dan Naira berpandangan. Gwen mengode pada Naira,Naira mengangguk kecil.
"Cieeee." Celetuk Naira.
"Oh ternyata." Timpal Gwen.
Ranesha mendengus sebal mendengar celetukan Naira dan Gwen,temannya yang dua itu selalu berpikiran yang tidak tidak. Mereka selalu membayangkan sosok laki-laki yang mereka sukai dalam novel. Irena yang melihat itu,sontak tertawa geli. Gwen dan Naira sama sama punya kepekaan tingkat tinggi. Tapi peka nya pada sahabat saja.

Satria berbalik dan menjauh dari Ranesha dan temannya yang sedang asyik bercanda ria.

"Wess gue kira lo bakalan gombalin tuh cewek." Kata Gevin.
"Permulaan." Jawab Satria.
Satria mengedarkan pandangannya. Ia menyadari sesuatu.
"Dino sama si Riko kemana?" Tanya Satria
"Biasaaaaaaa." Jawab Gevin
Satria mendengus dan keluar dari kelas.

***

Mereka sibuk dengan dunianya lagi. Vivi dengan dunia youtube dan makeup,Naira dengan dunia keduanya,Gwen dengan virus yang ditularkan oleh Nairaa yap dunia wattpad. Sedangkan Ranesha dan Irena mengobrol.

"Ehh Ren,gue mau beli helm. Mau gak?" Tanya Ranesha
"Helm yang kayak gimana?"
"Ituloh yang sekarang lagi trend."
"Ah iyaaa,mau dongg. Tapi gue mau kacanya yang cembung yaaaa."
Ranesha mengangguk.
"Jangan lupa warna hitam Shaa."
"Iya Rena."

"Eh Shaaa,keinget field trip. Lo bawa bantal leher gak?" Tanya Irena
"Bawa,tapi gue mau beli dulu."
"Ehh pengen donggg,samain aja. Tapi beda warna."
"Iyaaaa."

Mereka berdua asyik dengan dunia olshopnya. Dan sesekali heboh karena ada yang lucuuu. Gwen yang terganggu,akhirnya mendongakkan kepalanya.
"Apaan sih?" Tanya Gwen
"Bantal leher." Jawab Irena
"Ohh."
Vivi mendongakkan kepalanya.
"Apaan?" Tanya Vivi
"Bantal leher." Jawab Ranesha
"Hah?"
"Bantal leher."
"Hah?"
Ranesha menggeram dan melepaskan headset yang dipakai oleh Vivi.
"BANTAL LEHER." Jawab mereka berempat.
Dengan tampang tanpa dosanya,Vivi menjawab,"Ohh. Kirain."
Irena mendengus sebal. Vivi kalau mau tau apa apa,kadang tidak melepaskan headsetnya. Sampai mereka bercerita berkali kali. Hanya karena Vivi tidak mendengar.

"Makanya jangan pake headset,ada yang ngomongin baru tau rasa." Kata Irena.
"Bodo amat." Jawab Vivi.
Keempatnya mendengus mendengar jawaban Vivi.

"Bosen nih. Jam berapa sih?" Tanya Naira
"Jam 12 lebih 15." Jawab Ranesha
"Sholat kuy." Ajak Naira
"Gasss." Kata mereka berempat.

Mereka beranjak dari duduknya dan mengambil mukenanya masing masing.
"Eh bawa pencuci gak?" Tanya Vivi
"Bawa dong." Jawab Ranesha
"Minta ya." Kata Irena dengan cepat.
"Huuu dasar,missqueen. Beli dong." Jawab Ranesha.
"Selagi ada di Ranesha,kenapa harus beli? Kan satu untuk semua." Timpal Naira.
Gwen,Vivi,dan Irena langsung mengacungkan jempolnya. Ranesha mendengus sebal.

Fanatik SatriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang