Akhirnya pertandingan itu selesai para siswa pun mulai berhamburan keluar lapangan untuk pulang ke rumah mereka masing-masing. Begitu juga Alya, Rena, Sarah, dan Wanda yang sedang merapihkan tas mereka. Tiba-tiba Farrel datang.
“Gua boleh gak pinjem Alya nya sebentar” Pinta Farrel.
Lagi lagi mereka dibuat kebingungan oleh tingkah Farrel yang sangat tiba-tiba itu.
“Boleh-boleh” Jawab mereka serempak
Farrel dan Alya pun segera berlalu mancari tempat yang agak sepi dari keramaian. Farrel pun mulai menyampaikan apa yang ingin dia sampaikan pada Alya.
“Jadi gini Al, gua mau minta maaf atas perlakuan gua yang bikin lo sakit hati. Gua bener-bener minta maaf. Asal lo tau gua gak pernah terganggu sama keberadaan lo justru gua selalu dibuat ketawa karena tingkah lo yang menurut gua itu lucu.” Jelas Farrel panjang mencoba meyakinkan Alya,
“Kalau gitu, kenapa lu selalu cuekin gua lu tuh bertingkah seolah-olah gua tuh gak ada padahal kita satu kelas Rel, lo tau kan gua selalu berusaha supaya kita kelihatan baik-baik aja.” Jawab Alya mencoba menahan emosi.
“Maaf Al, gua kayak gitu karena gua gak suka jadi bahan ejekan temen kelas walaupun mereka cuma becanda gak tau kenapa gua tetep aja ngerasa risih. Gua disini mau minta maaf dengan tulus dan kalau boleh Al, ayo kita menjadi teman selayaknya teman kelas. Kita sama-sama lupain apa yang pernah terjadi antara kita Al. Lo mau kan terima gua sebagai teman lo?” Ucap Farrel dengan tulus.
“Maafin gua juga ya Rel udah bikin lo risih lu gak salah apa apa kok sumber masalah semuanya ada di gua. Gua yang terlalu bawa perasaan. Dan lo tenang aja sekarang gua udah lupain masa lalu itu. Dan gua juga udah bisa terima kalau kita cuma bisa temenan. Jadi, ayo kita berteman selayaknya teman kelas pada umumnya”. Balas
Alya tersenyum penuh ikhlas. Mereka pun menautkan jari kelingking mereka tanda perdamaian. Untuk pertama kalinya mereka saling bertatapan dan menunjukkan senyumannya masing-masing.
Biarlah ini menjadi bagian cerita dalam hidupku. Karena sekarang, aku bisa dengan bebas melihat senyummya,tawanya dalam jarak dekat. Dan yang terpenting Aku dan dia bisa sama sama belajar menjalin pertemanan tanpa harus melibatkan perasaan. Karena sesungguhnya perasaanku ini masih dalam proses untuk benar-benar hilang dan lenyap.
-TAMAT-
***
Yeyyy selesai

KAMU SEDANG MEMBACA
Why Him ?
Teen Fiction"Eh Al liat dah itu cowok mirip presiden Jokowi ya?" Tanya Putri "Wkwkwk iya siah mirip Jokowi gitu gayanya aduh jadi pengen ketawa" "Itu udah ketawa Alyaaaa!" Jawab Sarah kesal "Iya maaf ya haha, rada kocak gitu ih penampilannya." Alya pun berbica...