Author pov
Seminggu setelah kejadian itu jisoo menjadi lebih pendiam dari pada biasanya,tapi untung saja kalau di atas panggung jisoo masih tetap biasa dia ingin profesional walaupun hatinya sedang kacau
Kini mereka sedang dalam perjalanan pulang ke dorm setelah menyelesaikan schedule hari ini,semua member tampak sedang bersenda gurau kecuali jisoo dia lebih memilih untuk tidur
Sesampainya di dorm rose dan lisa langsung turun dari van sedangkan jennie dan jisoo masih tertidur
"Jisooya"
Manager oppa mencoba membangunkan jisoo
"Sooya bangun kita sudah sampai"
Jisoo pun membuka matanya
"Turunlah aku harus mengantar jennie bertemu sajangnim"
"Sajangnim? Memangnya ada apa?
"Ntahlah"
Jisoo berpikir sejenak
"Oppa aku ikut barangku ada yang tertinggal di studio dance"
Yap jisoo berbohong
"Ya sudah"
Karena jarak dorm yang kebetulan tidak terlalu jauh dari gedung YG jadi waktu yang di butuhkan hanya sebentar untuk sampai disana
Begitu sampai jisoo langsung turun dari van karena dia tidak mau jennie tau kalau dia mengikutinya. Manager oppa membangunkan jennie lalu mengantar nya ke ruangan Yang sajangnim
Tok tok
"Masuk"
Jennie masuk lalu memberi salam
"Annyeong haseyo"
"Anyeong jennie silahkan duduk"
Jennie duduk di sofa sebelah Yang sajangnim
"2 hari yang lalu aku mendapatkan sebuah email dari dispatch yang berisi foto seseorang yang mirip dengan mu sedang bersama laki laki"
Yang sajangnim meletakan beberapa foto yang dikirim dispatch di depan jennie
"Yang sajangnim aku bisa jelaskan"
Yang sajangnim mengangkat tangannya agar jennie diam
"Aku hanya ingin tau apa kau berkencan dengannya?"
Jennie mengangguk lalu menundukkan kepalanya tidak berani menatap atasannya
"Jenniea kupikir kau adalah orang yang profesional tapi ternyata salah,aku tidak masalah kau berkencan tapi tolong bertemulah di tempat dengan ke amanan yang tinggi sehingga tidak ada yang membuntuti mu lagi"
"Tolong berkorban lah sedikit demi mimpi mu,lisa,rose dan jisoo aku yakin kau bisa melakukan nya,sekarang kembalilah ke dorm"
"Nde jeosonghamnida sajangnim"
Jennie keluar dari ruang sajangnim dengan langkah gontai,dia memasuki lift namun tidak sadar bahwa ada jisoo di sana
Kini pikirannya benar benar kacau
"Menangislah tidak akan ada yang melihat selain aku"
Seketika jennie pun menangis mengeluarkan air mata yang sedari tadi dia tahan
Jisoo mendekapnya lalu mengusap lembut punggung nya mencoba membuat wanita dalam dekapannya tenang
Jennie terus saja menangis bahkan sampai sekarang,kini mereka sudah ada di kamar jennie masih dengan posisi saling memeluk di pinggir ranjang
"Uljima,apa kau tidak lelah menangis terus eoh?"
Jennie masih saja menangis
"Lebih baik sekarang kau tidur besok kita harus berangkat pagi-pagi"
Jisoo menepuk kepala jennie lalu mulai beranjak dari duduknya namun tangan jennie menahannya
"Temani aku tidur"
Jisoo menatapnya sejenak
"Baiklah tapi jangan menangis lagi arraseo"
Jennie dan jisoo naik ke ranjang mencari posisi yang nyaman untuk tidur dan sepertinya posisi yang nyaman bagi jennie adalah berada dalam pelukan jisoo
Jisoo merelakan lengannya menjadi bantalan untuk jennie sedangkan yang satunya dia gunakan untuk mengusap kepala jennie
Tidak lama kemudian terdengar dengkuran halus dari mulut jennie,dia sudah terlelap kedalam mimpinya
Merasa jennie sudah cukup terlelap jisoo mengecup dahinya dan mengatakan sebuah kata keramat
"Saranghae"
Jisoo berani mengatakannya hanya saat jennie tidak dapat mendengar itu dia benar benar merasa seperti orang bodoh