Suasana di dalam mobil jisoo benar benar tenang,baik jisoo maupun jennie tidak ada yang berbicara sepatah kata apapun
Jisoo melirik jennie yang sedang memandangi jendela yang di basahi oleh air hujan
"Eonni"
Jisoo tersentak karena jennie tiba-tiba memanggilnya
"Eoh wae?"
"Apa maksud dari perkataan mu tadi?"
Jisoo berpikir sejenak mencerna pertanyaan jennie
"Ah itu baru saja aku menemukan jawaban dari orang yang kusukai"
"Dari mana kau bisa tahu jawabannya?"
Jennie menatap jisoo yang masih fokus menyetir
Tiba-tiba jisoo menepikan mobilnya jennie menatap nya bingung
"Dari cara dia menggenggam tanganku"
Jisoo menggengam tangan jennie
"Tadi dia hampir melepas tanganku tapi aku tidak akan membiarkannya"
"Kali ini aku tidak akan ku biarkan dia jatuh pada orang lain lagi,dia gadisku hanya aku yang boleh menggenggam tangannya sesuka hatiku"
Jisoo mengeratkan genggamannya lalu menggunakan satu tangannya untuk mengelus pipi tembam jennie
"Kim jennie apa aku boleh menggenggam tanganmu sesuka hatiku?"
Jennie terdiam bukankah secara tidak langsung jisoo memintanya untuk menjadi kekasihnya
"Jen? Kau bisa menolak-"
Jisoo hampir putus asa karena jennie yang diam tapi sedetik kemudian jennie menciumnya
Jisoo tersenyum sebelum mencium balik gadis yang sekarang sudah resmi menjadi kekasihnya
Tidak ada nafsu dalam ciuman keduanya yang ada hanyalah perasaan tulus dan kasih sayang
Hari ini adalah hari paling bahagia bagi kim jisoo
Jisoo terlalu larut kedalam rasa bahagianya sampai tidak sadar kalau jennie mulai kehabisan oksigen
"Mianhae aku terlalu bersemangat"
Jennie tampak masih mengatur nafasnya
"Kalau eonni tidak melepaskannya mungkin aku akan mati"
"Dasar payah"
"Mwo? Katakan sekali lagi"
"Apa aku tidak bilang apa apa mungkin kau salah dengar"
Jennie mulai menyerang jisoo dengan cubitan kecil di pinggangnya
"Jelas jelas tadi eonni bilang aku payah"
"Iya iya aku mengaku aduh sakit sayang"
Tubuh jennie seketika membeku mendengar jisoo memanggilnya dengan sebutan sayang
Pipi putih mulus jennie mulai memunculkan semburat merah pertanda dia malu
Jennie yang merasakan pipinya memerah pun memalingkan wajahnya agar jisoo tidak melihatnya
"Kenapa pipi mu merah begini apa kau sakit?"
Jisoo menempelkan punggung tangannya pada dahi jennie memastikan suhu badannya
"Aku tidak sakit sudah ayo kita pulang saja,besok schedule kita padat eonni"
"Aissh untung saja kau mengingatkan ku kajja kita pulang"
Sepanjang perjalanan menuju dorm senyuman tidak pernah lepas dari wajah jisoo sepertinya dia begitu bahagia hari ini
Jennie yang melihat jisoo yang untuk pertama kalinya begitu bahagia pun ikut tersenyum
************************************
Begitu sampai di dorm jisoo dan jennie langsung menuju kamar jisoo bukan modus tapi karena kalau sedang hujan jennie memang terbiasa tidur bersama jisoo takut sewaktu waktu ada petir
"Eonni aku pinjam bajumu ya"
Jennie sedikit berteriak karena takut jisoo tidak mendengarnya dari dalam kamar mandi
"Tidak perlu ijin kau kan kekasihku pakai saja semaumu"
Jisoo keluar dari kamar mandi dengan menggunakan piyamanya berjalan ke arah kasur memperhatikan jennie yang sedang memilih pakaian
Jennie pun selesai berganti pakaian dengan menggunakan piyama kesukaan jisoo
Pergerakan jennie saat naik ke ranjang membuat jisoo tersadar dari aktifitas kesukaanya yaitu bermain game
Entah mengapa kini di mata jisoo jennie begitu lucu memakai piyama kesukaannya yang sedikit kebesaran di badannya yang mungil
"Mau sampai kapan eonni menatapku? Bahkan sampai tidak sadar kalau kau sudah kalah dari game"
Jisoo langsung menatap layar ponselnya benar perkataan jennie karakter game nya sudah mati karena dia yang terlalu sibuk memandangi kekasihnya
"Aishh padahal tadi aku hampir menang"
Jennie menertawakannya
"Ini sudah jam 3 lebih baik kita cepat tidur eonni"
Jisoo menaruh ponselnya lalu mematikan lampu kamarnya menggantinya dengan lampu tidur yang cahanya lebih redup
"Jendeuka aku kedinginan sepertinya butuh sebuah pelukan"
"Dasar modus"
Walupun mulutnya mengatakan hal itu tapi jennie tetap memeluk jisoo
Mereka tertidur dengan berpelukan erat seakan akan tidak ingin mengendurkan pelukan karena takut sang kekasih akan merasakan hawa dingin