3 years later
"Apa malam ini eonni akan menginap di apartment lagi?" lisa bertanya pada jennie di sebelahnya sedang memandangi seoul yang di guyur hujan lumayan deras
"Ehm aku harus membersihkan apartement" jennie menjawab singkat tanpa memandang lisa
Adiknya menghela nafas berat menatap kearah kakaknya,sudah 3 tahun belakangan ini jennie berubah drastis tidak ada senyuman sama sekali pada wajahnya. Bukan hanya sekedar senyuman biasa yang ia maksud tapi senyum kebahagiaan yang sebenarnya,pernah sekali menanyakan mengapa kakaknya tidak pernah tersenyum lagi dengan nada lemah dan tatapan kosong jennie menjawab bahwa kebahagiaannya sudah pergi jauh bersama jisoo.
Terlalu terbawa dengan pikirannya lisa tidak sadar bahwa jennie telah turun dari mobil van, lisa memilih mengejar jennie karena jaraknya belum terlalu jauh
"Eonni ayo kita cari keberadaan jisoo eonni" jennie terdiam sebentar lalu tersenyum tipis namun dengan tatapan penuh kesedihan
"Tidak perlu lisa-ya aku tahu dimana dia tapi kalau aku menemuinya dia pasti akan pergi lebih jauh,biarkan seperti ini yang penting aku tahu dimana dia itu sudah cukup" jennie menepuk kedua pundak lisa kemudia berjalan menjauh masuk kedalam lift
####
Jam dinding di kamarnya sudah menunjukkan pukul 2 pagi namun sepertinya jennie masih enggan untuk menyudahi kegiatan minumnya. Entah sudah gelas keberapa yang ia teguk sedari tadi,tangannya meraih botol alkohol yang sudah kosong untuk menuangkannya ke dalam gelas saat sadar botol itu sudah kembali kosong ia menggenggamnya erat. Matanya yang biasa terlihat tajam saat berada di atas panggung kini terlihat sayu
"Lihat sekarang aku sudah menjadi peminum yang hebat bukan" jennie tersenyum samar sambil memandang foto jisoo yang berada tepat di depannya "bahkan setelah meminum 2 botol aku tidak mabuk sama sekali padahal aku ingin mabuk apa kau tahu kenapa aku menginginkannya?" jennie menyentuh foto itu dengan jemarinya "aku harap dengan mabuk seperti ini bayanganmu akan hadir disini"
Air mata mulai membasahi pipinya yang menjadi tirus belakangan ini,tangannya mencengkram sebelah dadanya
"Aku sangat merindukanmu sampai rasanya ini akan membunuhku"
Tangisan jennie semakin keras bahkan dia tidak bisa menahan dirinya lagi untuk menjadi lebih histeris,rasa rindunya pada jisoo mulai berubah menjadi emosi tangannya yang masih menggenggam botol alkohol lalu melemparkannya ke arah dinding hingga hancur. Cukup lama jennie menagis sambil meracau hingga kehabisan tenaga lalu mulai terlelap tidur di atas sofa.
Selalu berakhir seperti ini setiap dia minum dia akan mulai menangis meracau hingga akhirnya tertidur karena kelelahan, alasan dia lebih memilih melakukannya di apartemen karena tidak mau kedua adiknya melihat dan mengkhawatirkannya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sinar matahari menerobos melalui celah jendela membuat kamar jennie semakin terlihat jelas berantakan oleh pecahan botol semalam yang ia lempar dan beberapa tissue berserakan di lantai. Tubuh mungil jennie masih betah berbaring di atas sofa hitam favoritnya. Bunyi dering ponsel mengusik ketenangan jennie dengan mata terpejam tangannya meraba raba mencari keberadaan ponselnya."Yeobose-"
"Jennie" begitu mendengar suara yang terdengar cukup familiar mata jennie otomatis terbuka
"Eomma?" itu bukan ibunya tapi ibu jisoo
"........" begitu mendengar apa yang dikatakan eomma jisoo otomatis jennie menegakkan badannya