TIN POV
sudah lama rasanya tidak merasakan sesuatu hal yang seperti ini.
berawal dari saling membenci satu sama lain.
aku sungguh benci dengan anak itu pada awalnya. dia pria yang cerewet, tidak bisa ddiam, sehingga pada akhirnya aku dapat menutup mulutnya untuk pertama kali. Aku menutup mulutnya dengan bibirku, hingga pada akhirnya aku ketagihan. wkwk
lambat laun aku semakin nyaman dengannya, selalu ingin melihat wajahnya, selalu ingin berada didekatnya. pada hari ini aku akan mengatakannya.
"jadilah pacarku Can" aku menatapnya
Tapi tak ku sangka, dia menolak ku, dia menginginkan ku untuk menjadi temannya.
aku tidak ingin menjadi temannya, aku ingin lebih. aku terpukul, tetapi aku masih mencintaimu. Cantaloupe.
#skip
aku membiarkan tubuhku basah, tanpa melepaskan seragamku, aku menangis dibawah guyuran air dingin.
"Kenapa?!! kenapa Can?!! kenapa kau tidak biarkan aku bahagia untuk kali ini saja?!Kenapa?!!!"
aku berteriak, aku frustasi, aku mencintainya, aku hanya ingin bahagia, sekali ini saja. kumohon...
NORMAL POV
entah sudah berapa lama Tin mengguyur tubuhnya, kini wajahnya memucat, tatapan matanya kosong seolah tidak ada lagi kehidupan didalamnya.
Dia, Tin. berjalan pelan memasuki kamarnya, mendudukan tubuhnya yang basah begitu saja di sofa, hingga akhirnya tertidur karna kelelahan.
#skip
CAN POV
aku memasuki kamarku, entah kenapa dadaku sangat sesak, seolah ada sesuatu yang menyesakkan didalam sana, aku terus berpikir wajah Tin saat dia pergi tadi.
apa dia akan membenciku?
apa dia tidak akan menemuiku lagi?
apa dia akan berhenti menyukaiku?
entah memikirkan semua itu membuat dadaku lebih sesak dari sebelumnya.
"Tin..." gumamku.
tanpa sadar air mataku menetes, aku menangis.
tapi kenapa?
bukankah ini keputusanku?
aku menjatuhkan diriku kekasur, menelungkupkan tubuhkku, menangis hingga akhirnya aku tertidur tanpa mengganti seragamku.
#skip
NORMAL POV
*tok tok tok!
"Cantaloupe, bangun! apa kau tidak berangkat kuliah hah?!"
ketukan kasar pada pintu kamarnya membangunkan Can dari tidurnya, dengan berat dia membuka matanya yang sembab.
pusing.
itulah yang pertama kali Can rasakan, kepalanya terasa pusing karna terlalu lama menangis semalam.
"Cantaloupe!" panggil ibu can lagi.
"iya ma, Can sudah bangun" jawab Can dengan lemas.
ibu can mengeryitkan dahinya
"ada apa dengannya?" ibu can hanya menggelengkan kepalanya bingung dan kembali kedapur untuk melanjutkan masakannya.
#skip
kini Can terlihat lebih segar setelah mandi, dia telah rapi dengan seragamnya.
"ma, Can pergi dulu" pamit Can tanpa semangat.
YOU ARE READING
Give me a chance!
Fanfictionaku terlalu bodoh karna tidak menyadarinya dari awal. aku terlalu naif untuk tidak mengakuinya. aku terlalu munafik untuk menerimanya. sekarang aku merasa sangat sakit aku tidak bisa jauh darimu aku menyukaimu aku menyayangimu bukan suka terhadap s...