2

1.6K 115 12
                                    

Can memasuki kamarnya dengan lesu, Lay yang melihat itu memandang Can dengan raut bingung.

"ada apa denganmu?" pertanyaan Lay menghentikan langkah Can.

"tidak ada" jawab Can pelan dan melanjutkan langkahnya ke kamar.

"dia sangat aneh hari ini, apa yang sebenarnya terjadi?" Lay menatap kearah punggung Can yang menjauh.

CAN POV

kurebahkan tubuh lelahku kekasur. lelah, baik fisik, batin, maupun mentalku.

Tin menatap benci kearahku. seolah aku adalah sosok yang sangat menjijikan.

"oh astaga!"

aku meraih ponselku. Tin sedang sakit. badannya panas sekali tadi.

kuketik pesan untuknya, aku berharap dia membacanya. aku tidak mengharapkan balasan. dibaca saja sudah cukup untukku.

'jangan lupa minum obat! cepatlah sembuh!'

POV END

TIN POV

ponselku bergetar. aku berusaha meraihnya. sungguh kepalaku sekarang sangat pusing.

pesan dari Can.

dasar lelaki bodoh. apa apaan dengan wajahnya tadi.

aku memijat keningku pelan. aku mengingat wajahnya

wajah sedihnya

tatapan matanya. seolah olah mata itu akan menangis

tapi kenapa?

bukankah ini keputusannya?

aku mengedikkan bahu dan memutuskan untuk membaca pesan dari Can.

"ck, kau tidak perlu mengingatkan ku. aku mendengar teriakan mu dengan sangat jelas"

aku beranjak mengganti pakaianku. menghubungi pekerja dirumahku untuk menyiapkan makanan dan obat untuk ku. lagipula, aku tidak suka terus terusan sakit begini. ini merepotkan.

#SKIP

*esoknya dikampus

NORMAL POV

Tin memarkirkan mobilnya. berjalan pelan kearah fakultasnya, dia berangkat terlalu pagi hari ini. dia menatap sosok familiar yang sedang duduk melamun didepan fakultasnya.

itu Can. dia ada disana, entah apa yang dilakukannya.

"ck" Tin menghiraukannya

Can yang melihat Tin segera berlari menghampirinya. memegang pergelangan Tin.

" Tin tunggu!" Tin menatap kearah Can tajam.

"apa maumu? lepaskan tangan ku" Can menggeleng kuat

"tidak mau! sebelum aku memeriksa keadaanmu"

Tin menghentakkan tangannya kasar.

"bukan urusanmu!" 

Tin ingin segera pergi, tapi Can dengan keberaniannya menghalangi jalan Tin.

"Tidak! aku mengirimi mu pesan selamat pagi tadi. kenapa tidak membalasnya?"

Tin masih dengan tatapan tajamnya. dia memutuskan diam mendengarkan apa yang ingin dikatakan oleh Can.

"apa kau sudah sembuh? sini aku periksa!" Can memeriksa Tin dengan meletakkan telapak tangannya pada kening Tin.

Tin terdiam. menatap Can dari dekat.

"berhenti melakukan ini Can" ucap Tin dengan suara beratnya

Can menjauhkan tangannya. balas menatap Tin dengan mata yang sendu.

Give me a chance!Where stories live. Discover now