Setelah kejadian dimana Lay sedang memergoki mereka berciuman dan berakhir Lay mimisan membuat Can panik. dengan bodoh memerintahkan Tin menggendong Lay masuk kerumah, padahal Lay hanya mimisan dan tidak pingsan. Tin ingin protes tetapi hanya bisa menuruti kemauan Can.
*Rumah Can
"letakkan dia di sofa Tin!" Ibu Can terkejut
"oh apa yang terjadi dengan Lay?!" tanya ibu Can panik.
"tidak tahu ma!" Can menjawab tak kalah panik. Tin menatap bingung kearah Lay yang menyentuh hidungnya sambil tersenyum lebar.
"ck, ada apa denganmu ini hah?!" tanya ibu Can kepada Lay yang masih tersenyum lebar
"aku... melihat surga ma" jawab Lay lirih, mereka semua mengeryit bingung.
"oh astaga!" Can menutup mulutnya. dia baru ingat bahwa adiknya adalah seorang fujoshi.
"tidak apa Ma, aku akan merawat Lay. bukankah Ma mau pergi? pergilah, aku akan menjaga Lay!" Can mendorong ibunya keluar dari rumah. ibu Can hanya menurut dan memastikan bahwa Can benar benar akan menjaga Lay.
Can merasa sekarang dia harus berbicara pada Lay. segera menghampiri Lay lagi saat melihat ibunya telah pergi dengan mobilnya, menepuk pelan pipi adiknya. Tin yang melihat tingkah Can daritadi hanya menghela nafas bosan.
"ada apa sebenarnya?" tanya Tin pada akhirnya
"dia seorang fujoshi Tin!" jawaban Can membuat Tin mengeryit keningnya bingung.
"lalu?" tanya Tin lagi
"dia pasti terlalu kaget dan senang melihat dua laki-laki berciuman!" jawab Can nyaring.
ajaibnya ucapan Can itu membuat Lay sadar dari lamunannya. dengan mendadak mendudukan dirinya dan mengcengkram bahu kakaknya yang duduk berlutut disamping sofa.
"P'Can! apa yang Lay lihat tadi? bagaimana bisa kalian berdua berciuman? apa kau menikung P'Pete?!" tanya Lay beruntun
"hah?! tidak. bukan seperti itu!" jawab Can cepat
"lalu kenapa kalian berdua berciuman? P'Tin itu pacarnya P'Pete!" Tin mengehela nafasnya lagi,merasa sepertinya ada yang salah disini
"aku tidak berpacaran dengan Pete" ucap Tin membantah hal yang di ucapkan oleh Lay sebelumnya
"lalu?..." Lay bertanya lirih dan menatap waspada kearah dua orang dihadapannya.
"aku menyukai Can, kakakmu" Tin menjawab santai, dan mendudukan dirinya di sofa yang lain.
Can menutup wajahnya malu. dia tidak siap dengan reaksi yang akan diberikan oleh adiknya. lay kembali melamun, membayangkan entah apa itu yang berada dikepalanya. lalu tiba tiba menggeleng kan kepalanya, membuat Can menatap khawatir kearah adiknya.
" bukankah P'Tin berpacaran dengan P'Pete? kalian terlihat mesra, bahkan kalian satu apartemen" tanya Lay lagi. masih meragukan kenyataan yang ada dihadapannya sekarang.
"aku dan pete hanya berteman, dan kami akan satu gedung apartemen, bukannya satu kamar" Lay terdiam menatap kearah kakaknya menuntut penjelasan.
"apa? bukankah Tin sudah menjelaskan semuanya" ucap Can pelan, Can merasa adiknya kurang puas dengan jawaban Tin. dan sekarang Can bingung ingin menjelaskan apa lagi pada adiknya.
"kenapa P'Can tidak pernah mengatakannya pada Lay?!" nada Lay sekarang terkesan bahwa dia sedang marah, membuat Caan menundukkan wajahnya takut.
"itu karna aku tidak mau membuat mu kecewa" jawab Can lirih
YOU ARE READING
Give me a chance!
Fanfictionaku terlalu bodoh karna tidak menyadarinya dari awal. aku terlalu naif untuk tidak mengakuinya. aku terlalu munafik untuk menerimanya. sekarang aku merasa sangat sakit aku tidak bisa jauh darimu aku menyukaimu aku menyayangimu bukan suka terhadap s...