*Rumah Tin
sesampainya Tin dan Can dirumah si Tuan muda itu, Can tetap memasang ekspresi takjub akan kemewahan rumah tersebut. Tin hanya menggelengkan kepalanya melihat ekspresi Can.
mereka memasuki rumah dan disambut dengan teriakan phupha yang memanggil paman Tinnya.
"ar'Tin, ar'Tin krab" Tin memeluk keponakannya, Caan tersenyum kepada Phupha.
"hai phupha! kau tau? aku datang kesini untuk bermain seharian penuh dengan mu!" ucap Can semangat dan mensejajarkan tubuhnya dengan phupha yang berada dalam pelukan Tin.
"benarkah? benarkah itu ar'Tin?!" tanya phupha dengan tak kalah semangat. Tin mengangguk menjawab pertanyaan phupha
"yeayyy~ ayo sini kita main ar'Can" phupha menarik tangan Can, meninggalkan Tin dibelakang mereka yang tersenyum melihat keduanya.
"kau benar benar membawa kehidupan didalam hidupku can" gumam Tin dan dengan segera menyusul Can dan phupha keruang khusus bermain dirumahnya yang disediakan untuk phupha.
*phupha room
Can lagi lagi takjub dengan apa yang sedang dilihatnya sekarang. ruangan khusus bermain milik phupha benar benar surga bagi anak seusianya. berbagai macam mainan ada didalam ruangan itu. orang kaya memang sangat berbeda.
Tin mengacak rambut Can. perlakuan Tin itu menyadarkan Can dari keterdiamannya mengagumi ruangan itu. segera menyusul phupha yang dengan semangat mengeluarkan berbagai macam mainannya setelah sebelumnya tersenyum sekilas pada Tin.
"ar'Can ingin main apa? ayo pilih! atau kita akan memainkan semuanya?!" tanya phupha dengan wajah sumringahnya.
Can mengangguk semangat membalas ucapan phupa. oh ayolah! ruangan itu seperti game centre, bahkan kalah dibandingkan dengan game centre yang berada di mall. pantas saja Tin tidak ingin ke game centre saat Can mengajaknya, dia punya sendiri di rumah. bahkan ini jauh lebih bagus, dan dia tidak perlu mengantri disini.
Can dan phupa asik bermain. suara tawa mereka tak berhenti terdengar. Tin mendudukkan dirinya disofa dan melihat segala hal yang dilakukan dua orang yang berarti baginya itu. tersenyum setiap kali melihat Can yang merengek ketika dikalahkan oleh phupa. dia seperti melihat dua bocah yang sedang bermain bersama.
dengan iseng Tin mengarahan kamera ponselnya pada Can dan phupa. mengabadikan moment berharga ini di ponselnya. Can dan Phupa begitu asik bermain, Tin hanya menemani mereka denganbermain game di ponselnya sesekali memperhatikan dua orang bocah itu.
Tin melirik kearah jam tangannya. sudah pukul 17.00, itu artinya mereka sudah bermain kurang lebih dari 4 jam. Tin menhampiri keduanya yang sedang asik membuat istana pasir dengan menggunakan pasir mainan. mendudukan dirinya di samping Can yang hanya dilirik sekilas oleh Can dan kembali melanjutkan kegiatannya.
"apa kalian tidak lelah?" phupa menggeleng begitu juga dengan Can.
"apa kalian tidak lapar?" tanya Tin lagi
"aku lapar!" jawab Can cepat. hal itu membuat Tin lagi lagi terkekeh.
"baiklah kita makan dulu" baru saja Tin ingin beranjak dari duduknya, phupa lebih dulu mengintrupsinya
"aku tidak mau makan diruang makan." ucap phupa lirih. Can menatap bingung
"kenapa? lalu phupa ingin makan dimana?" tanya Can. Tin hanya diam memperhatikan
"suruh saja mereka membawa makanannya kesini" jawab phupa. Tin menghela nafas. berniat menghubungi pekerjanya untuk mengantarkan makanan, tapi mengurungkannya setelah mendengar ucapan Can.
YOU ARE READING
Give me a chance!
Fanfictionaku terlalu bodoh karna tidak menyadarinya dari awal. aku terlalu naif untuk tidak mengakuinya. aku terlalu munafik untuk menerimanya. sekarang aku merasa sangat sakit aku tidak bisa jauh darimu aku menyukaimu aku menyayangimu bukan suka terhadap s...