kini TinCan telah menyelesaikan urusan 'ranjang' mereka. Tin sedang memeluk tubuh Can yang masih lemas.
"terima kasih Cantaloupe" ucap Tin tiba-tiba membuyarkan keheningan diantara mereka
"untuk apa Tin?" tanya Can bingung
"karena selalu ada disampingku, dan selalu percaya padaku"
Tin menjawab sembari tersenyum menatap lembut kearah mata Can. Can balas tersenyum menatap Tin, memeluk erat tubuh tegap lelaki yang mengaku menyukainya itu.
"sama-sama Tin, aku tidak keberatan melakukann semua itu"
Tin mengelus rambut Can lembut, menciumi puncak kepala lelaki yang ada dipelukkannya.
"kau tidak lapar Can?"
"aku lapar, tapi aku juga lelah. ini semua gara-gara kamu!" Can memukul pelan dada telanjang Tin.
Tin terkekeh
"baiklah, ayo kita membersihkan diri lalu kita makan malam"
Tin beranjak bangun dan meraih celananya yang tergeletak begitu saja dilantai.
"kau bisa jalan sendiri? atau perlu ku gedong?" Tin bertanya pada Can saat melihat lelaki itu kesulitan untuk bangkit.
"gak perlu, aku bisa sendiri" tolak Can.
Tin mengagguk dan menyodorkan kemeja Can yang sebelumnya digunakan oleh Can.
"kau mandi terlebih dahulu. aku akan menyuruh pelayan untuk membereskan kekacauan ini"
Can mengangguk dan memasang kembali kemejanya, berjalan tertatih kearah kamar mandi. seddangkan Tin menghubungi pelayan seperti apa yang dikatakan sebelumnya.
#SKIP
telah setengah jam mereka berkendara membelah keramaian kota Tokyo pada malam hari.
"kita mau kemana sih Tin?" ini adalah pertanyaan Can untuk kesekian kalinya
"ck! sudah kukatakan , ku beritahu pun kau pasti tidak tahu. jadi diam saja" jawab Tin dengan suara yang terdengar kesal.
"ya aku tau, tapi kenapa kita gak sampai-sampai dari tadi hah?" tanya Can lagi, ikut kesal dengan jawaban Tin.
Tin mengabaikan Can yang cemberut menatap kesal kearahnya.
"cih dasar menyebalkan!"
Can akhirnya memilih menyerah dan memutuskan untuk menatap kearah luar jendela mobil menikmati pemandangan kota Tokyo.
-
-
-
setelah sekian lama akhirnya Tin berhenti mengendarai mobilnya.
"ayo turun" ajak Tin pada Can yang terlihat bingung
"kita dimana?" tanya Can
Tin kembali mengabaikannya dan menarik lembut tangan Can memasuki restorant bergaya modern itu. mereka menaiki lift untuk menemukan spot terbaik.
pemandangan yang disuguhkan sangatlah indah. Tokyo yang cantik da menarik pada malam hari
YOU ARE READING
Give me a chance!
Fanfictionaku terlalu bodoh karna tidak menyadarinya dari awal. aku terlalu naif untuk tidak mengakuinya. aku terlalu munafik untuk menerimanya. sekarang aku merasa sangat sakit aku tidak bisa jauh darimu aku menyukaimu aku menyayangimu bukan suka terhadap s...