seperti yang mereka janjikan sebelumnya. saat ini Can telah duduk manis di sofa didalam bioskop pribadi milik Tin, menunggu Tin yang sedang mengambil snack dan minuman sebagai pendamping saat mereka menonton nanti.
"ini" Tin meletakkan makanan itu didepan Can.
"kamu tidak akan menyuruh ku untuk bayar dulu kan?" tuduh Can. Tin tersenyum dan mendekatkan tubuhnya
"kalau mau bayar dulu juga tidak apa-apa" ucap Tin sambil menyeringai mesum.
"apa-apaan sih! kita kan mau nonton!" seru Can, merasakan wajahnya menjadi panas. dia malu karena teringat kejadian sebelum-sebelumnya.
"ya memang kita mau nonton, lalu mau apa lagi? mau melakukan hal lain?" Tin makin mendekatkan wajahnya kearah Can.
Wajah Can makin memanas mendengar pertanyaan Tin. Can mendorong tubuh Tin menjauh dan mengalihkan pandangannya, kemana pun itu asalkan tidak kearah wajah Tin yang masih dengan seringaian mesum menyebalkannya itu.
Tin mengacak rambut Can gemas dan memulai acara menonton mereka. benar-benar menonton, walaupun sesekali Tin akan merangkul atau mencium pipi Can
#SKIP
Selesai menonton Can mengeluh lapar dan Tin menyarankan untuk makan siang di luar, tetapi Can menolak karena diluar terlihat sangat panas, terik matahari membuatnya malas untuk sekedar berdiri 5 menit saja.
Hal itu membuat mereka sekarang berada di kamar Tin. iya dikamar Tin. karena Tin tidak mau makan diruang makan,dia ingin berduan bersama lelaki dihadapannya yang sedang makan dengan lahap dan semangat.
"kamump tidhakmp makanm?" ucap Can dengan mulut yang penuh.
"telan dulu baru ngomong, aku tidak mengerti apa yang kamu ucapkan" Tin menyodorkan minuman pada Can.
mendengar ucapan Tin , Can menguyah cepat dan menelan makanannya. meraih minuman yang di berikan oleh Tin, dan meminumnnya
"kamu tidak makan? kenapa hanya ngeliatin aja daritadi?" tanya Can
"ini aku mau makan" Tin memulai menyuap makanannya. Can tersenyum senang melihat itu dan melanjutkan acara makannya
#SKIP
Sehabis makan Can dikejutkan oleh Phupa yang meneriaki namanya, mengajaknya bermain hingga matahari terbenam.
Kini Tin dan Can merebahkan tubuh mereka dikasur nyaman milik Tin, dalam kasus Can dia kelelahan karena bermain. Can ingin segera pulang, tetapi hujan yang diikuti oleh petir diluar sana membuatnya masih bertahan di kediaman Tin hingga sekarang.
"menginap saja disini Can" tawar Tin
"hah? tidak mau!" tolak Can. tiba-tiba dia membayangkan kejadian dirumahnya saat Tin menginap, hal itu kembali membuatnya malu.
"kenapa tidak mau? Takut hm?" tanya Tin dengan menyeringai
Can mendudukkan tubuhnya, menatap marah kearah Tin dengan bibir yang cemberut lucu, mau tidak mau membuat Tin tersenyum tipis melihatnya.
"kenapa aku harus takut?" tanya Can kesal
"itu karena kamu memikirkan kejadian yang dikamar mu kemarin" ucap Tin dan ikut mendudukan tubuhnya
"oih! kata siapa? tidak!" seru Can didepan wajah Tin
"lalu kenapa wajahmu sangat merah sekarang?" tanya Tin lagi masih dengan senyum menyebalkan diwajahnya
"ai'Tin~ jangan menggodaku!" rengek Can dengan wajah yang sangat merah menahan malu
Tin memajukan wajahnya, mendekat kepada Can yang memandang gugup kearahnya. Tin menyeringai, menatap lurus kearah bibir Can
YOU ARE READING
Give me a chance!
Fanfictionaku terlalu bodoh karna tidak menyadarinya dari awal. aku terlalu naif untuk tidak mengakuinya. aku terlalu munafik untuk menerimanya. sekarang aku merasa sangat sakit aku tidak bisa jauh darimu aku menyukaimu aku menyayangimu bukan suka terhadap s...