•
•
•
Amethyst nya menumpahkan air mata khawatir,dada nya sesunggukan melihat pria itu terkapar lemah kehabisan darah.Benang-benang jahitan menghias,di perut berotot itu.
Mata nya masih tertutup rapat,Samudra nya tenggelam dalam rasa sakit.
"Naruto,Aku mohon...jangan tinggalkan aku"lirih nya.Bersyukur pisau makan itu tak terlalu tajam melukai,namun itu cukup membuat pria berambut pirang itu kehabisan darah nya.
Tiga kantong darah telah tersedot habis tubuh lemahnya,namun kesadaran belum juga datang.
Dengan setia sang Ibu tiri menunggui nya 3 hari ini,meninggalkan bisnis dan ego nya pada sang putra tiri yang melindungi ,dengan nyawa nya.
"Sudah cukup Minato,meninggalkan ku.Aku tak mau kehilangan lagi,...Aku tak mau jauh dari mu lagi.kini kau telah melihatku bukan?jangan tutup mata mu..."guman Hinata seraya membelai rambut cepak lepek itu.Lemah hati nya merasa rapuh saat melihat pria itu terkulai lemah seperti ini.
"Nyonya..."suara seorang pria masuk keruang rawat itu.
"Oh,Iruka!?"sapa Hinata,seraya menghapus air mata nya dan menyembunyikan kelemahan nya.
Pria itu membungkuk hormat,
"Tuan Kakashi dan Inspektur Inuzuka sudah menunggu untuk pers conferense "pria itu memberi tahu."Apa Shion sudah ditangkap?"tanya nya.
"Nona Shion tertangkap di bandara ,saat hendak melarikan diri"jelas Iruka.
Hinata mengangguk,puas.
"Kau,katakan saja pada mereka kalau Tuan muda, sedang menjalani perawatan di luar Jepang.Aku tak ingin mereka tahu keadaan Naruto kritis"jelas Hinata.
"Baik,..."namun pria itu masih di tempat nya,tak bergeming."Nyonya...?"pria bernama Iruka tampak ragu bertanya.
"Ya..?!"
"Terimakasih"sahut pria itu.
"Untuk?"tanya Hinata,seraya tersenyum tipis.
Iruka membungkuk lagi"Menyayangi Tuan Muda,...Tuan muda sangat labil dan membutuhkan perhatian juga kasih sayang,Nyonya Kushina meninggalkan nya terlalu cepat"jelas Iruka.
"Aku fikir,mendiang Tuan Minato menjaga nya sangat baik"Hinata memandang wajah pucat Naruto.
"Tuan Minato banyak mengajarkan tentang bisnis namun Tuan muda tampak tak berminat,itu membuat nya menjadi anak yang sedikit malas...dan tak peduli."panjang Iruka seraya tertawa kecil,seolah mengenang sesuatu.
"Begitukah?,kau benar mungkin aku terlalu cepat menilai pria besar ini "Hinata tertawa.
Iruka tersenyum memberanikan diri untuk duduk di bibir ranjang pria itu"Nyonya...Tuan Muda pria yang baik,jika Ia telah menyayangi seseorang,maka akan sulit untuknya melupakan itu,...Maaf jika Tuan muda awalnya tak menyukai kehadiran Anda"
Hinata mengangguk faham"Tak masalah,Ia hanya khawatir aku menggantikan Ibu nya di hati ayah nya,dan dia berfikir aku wanita yang tamak akan semua harta ini"bijak nya.
Iruka mengangguk"Benar,Aku bersyukur tampak nya Ia mulai bisa menerima Anda,meski kadang Dia masih kekanak-anakan"
"Ya,Ia menerima ku sebagai ibu nya..."sahut Hinata sendu.
"Baiklah,Saya permisi dulu"Iruka mundur pamit.
"Senang bicara dengan mu,Iruka"
Pria itu segera melangkah pergi,dan menghilang.
Hinata kemabali memegang tangan Naruto"Naruto,...aku tak pernah membenci mu,bangunlah"
Ia membungkuk mendekat pada kepala kuning itu,"Aku masih mencintai mu,meski kau tak akan pernah tahu"bisik nya tepat di wajah pria yang masih lengket menutup mata nya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gloomy and Bloomy
FanfictionPairing:NaruHina warning rate (M)21+adult content Disclaimer:Masashi Kishimoto typo ,EYD,POV bolak-balik, dll.