#1 Pagi

2.4K 50 3
                                    

"Kriiing!... Kriiing!... Kriiing!... ."

Bunyi alarm jam weker yang menunjuk pada pukul 04.30 berdering begitu keras hingga membangunkan Aliza dari tidur nyenyaknya.
Apakah ini benar-benar sudah pagi? Kenapa hari senin datang begitu cepat?.
Kira-kira itulah kalimat yang ada di pikirannya.

Aliza masih terbaring di tempat tidurnya dan tak kunjung mematikan jam weker yang masih berbunyi begitu keras sampai terdengar ke ruangan sebelah. Ya, siapa lagi jika bukan kamar saudara kembarnya.

"Tok! Tok! Tok!"

Ketukan pintu yang dilanjut suara keras terdengar dari balik pintu kamar Aliza.

"Za, matiin tuh jam weker nya!"
Ujar Alishba dengan nada yang cukup keras, ia berpikir Aliza tidak akan mendengar suaranya karna jam weker yang masih saja berbunyi.

Suara Alishba begitu memekik hingga menusuk ke telinga Aliza. Sontak ia refleks langsung terbangun dari tempat ternyamannya dan mematikan jam weker.

Aliza segera membuka pintu kamar, dilihatnya seperti ada sesosok jati dirinya yang sedang berdiri tepat di depannya.

"Kok Za ada dua ya?" Gumamnya sambil sesekali mengucek matanya.

"Hey, ini kakak." Alishba mengguncang-guncangkan tubuh Aliza karna ia pikir kembarannya itu masih di alam bawah sadar.

"Ooh kembaran ku... ." Ucap Aliza sambil melebarkan kelopak matanya menggunakan jari jemari.

Alishba hanya menggeleng sambil tersenyum melihat tingkah kembarannya yang masih terlihat ngantuk.

Walau mereka kembar dan hanya terpaut jarak yang menurut ilmu medis itu hanya 5 menit, Aliza tetap memanggil Alishba dengan sebutan kakak karna, dari kecil orang tua mereka selalu mengajarkan hal itu. Alishba juga lebih cocok untuk jadi kakak karna dia lebih dewasa dibandingkan dengan Aliza.

"Aaa.!!!"
Teriak Alishba karna tiba-tiba ada seseorang yang memegang pundak nya dari belakang.
Disisi lain Aliza terkekeh dengan tingkah kakak nya itu.

Alishba menoleh ke arah belakang, dilihatnya sesosok wanita cantik tersenyum kepadanya.

"Ummah... astagfirullah ummah bikin kaget Alishba saja. Untung nggak punya riwayat jantung, huhf~." Ucap Alishba sambil mengelus dadanya.

Aliza yang melihatnya kembali terkekeh.

"Maafin ummah yah kak." Ujar Zahira lembut dengan wajah tersenyum sambil menyentuh punggung Alishba.

"Ummah tadi denger suara kakak kenceng banget, mangkanya ummah kesini, takut ada apa-apa. " Lanjut Zahira.

"Nggak ada apa-apa ummah, Kakak cuma bangunin Za, soalnya jam weker dia bunyi terus, belum dimatiin juga." Jelas Alishba.

"Mmm Aliza.. ." Ujar Zahira lembut sambil menoel hidung Aliza.

"Hihii... ." Cengenges Aliza.

"Sekarang sudah masuk waktu subuh, kita sholat subuh berjamaah dulu, ayo." Ajak Zahira kepada dua gadis kembarnya menuju ke tempat sholat yang berada di lantai dasar.

Saat berjalan menuruni tangga, pertanyaan kembali terlontar dari mulut Aliza.

"Abi mana ummah?"

Dia sepertinya benar-benar lupa jika Abi nya selalu sholat berjamaah di masjid.

"Aliza kembaranku yang cantiiik... Abi kan selalu sholat berjamaah di masjid." Jelas Alishba dengan nada lembut.

"Hihii... lupa." Kekeh Aliza sambil merangkul tangan Kakak nya.

TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang