#24 Terungkap (2)

232 13 4
                                    

10 hari menuju prom night ...

"Kak Al." Panggil Aliza sambil memegang pergelangan tangan kembarannya.

Alishba yang hendak menaiki sepedanya langsung menoleh.

"Yakin udah baikan?" Tanya Aliza.

Alishba membalas dengan senyumannya.
"Iya Za.. ."

Setelah kejadian hati itu bersama Keyra, Alishba memang sempat jatuh sakit hingga beberapa hari sampai harus izin tidak bisa masuk sekolah. Mungkin dari fisik dia sudah terlihat lebih baik, namun dalam kepalanya berisi banyak pemikiran mengenai kata-kata Keyra beberapa hari yang lalu.

"Assalamu'alaikum." Sapa Hariz yang tiba-tiba sudah ada di hadapan mereka.

"Waalaikumussalam." Jawab kedua gadis kembar bersamaan.

"Kamu udah lebih baik Al?" Tanya Hariz yang sebelumnya mengetahui kalau Alishba sakit.

"Iya Riz."

"Syukurlah."

"Yuk berangkat." Ajak Hariz.

"Em." Alishba mengangguk sekali.

"Yuk." Timpal Aliza.

Sepanjang perjalanan mereka mengayuh sepeda menuju sekolah, Hariz beberapa kali melihat ke arah Alishba, tatapan kosong Alishba membuat Hariz terfokus padanya yang membuat ia kembali menerka-nerka isi kepala Alishba.

"Apa ada hal lain lagi yang mengganggu pikirannya?" Ujar Hariz dalam hatinya.

"Za!" Panggil Caca yang baru saja keluar dari mobilnya tepat di depan gerbang sekolah.

Ia melambaikan tangannya saat ketiga temannya melihat ke arahnya.

"Salam dong Ca... ." Sindir Hariz.

"Oh iya hihii sorry Caca lupa Riz."

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.. ." Lanjut Caca dengan salam lengkapnya.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.. ." Jawab mereka bertiga bersamaan.

"Udah lengkap kan?" Timpal Caca dengan senyum manisnya.

Yang lain hanya tersenyum dan Hariz mengacungkan jempolnya pada Caca.

Dengan cepat Caca duduk di boncengan belakang sepeda Aliza. Ini seperti sudah menjadi kebiasaannya ketika bertemu Aliza di depan gerbang, meminta tumpangan supaya bisa pergi bersama.

"Let's go!" Ucap Caca semangat.

Mereka bertiga kembali tersenyum-senyum oleh tingkah Caca yang meminta tumpangan secara tiba-tiba.

Sesampainya di parkiran sekolah, terlihat Dion duduk di motornya sambil membaca komik yang sepertinya itu memang milik dia. Entah komik apa yang sedang dibacanya, ia terlihat senyum-senyum sendiri dan sesekali tertawa.

"Ahahaha.. hahaha.. haha.. ha.. ekhm."

Tertawanya semakin mengecil setelah menyadari teman-temannya sedang memandanginya.

"Hem.. ." Senyumnya terlihat malu sambil dengan perlahan mengangkat tangan kanannya, isyarat memberi sapaan.

"Caca baru liat deh Dion berangkat cepet, tumben banget." Ujar Caca.

"Kemana aja lu Ca? Gue mah emang dari dulu juga murid teladan kali, nggak ada pelajaran aja tetep berangkat cepet."

"Booodoooo aaamaaaat." Jawab Caca tak perduli dengan ocehan Dion.

Dion hanya berdecak dan menunjukkan wajah kesalnya.

Seperti biasa, tidak ada akur-akurnya mereka berdua itu.

TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang