G1 - Gemintang Balqist

28.8K 1.9K 127
                                    

G1. Gemintang Balqist

Cerita ini akan segera diterbitkan.
Hanya akan disisakan 5 chapter saja di Wattpad.
(Versi Wattpad belum direvisi).


🍁🍁🍁
Mungkin aku bukan Fatimah Az-Zahra,
Karena ku pun tak meminta seorang Ali yang tampan hati dan rupa,
Aku hanya wanita akhir zaman biasa,
Yang memohon lekat pada Allah Ta'ala,
Agar mengirimku seseorang yang mencintai dalam taqwa-Nya.
--Gemintang Balqist A.

Semilir angin musim semi kembali menyapa wanita berparas anggun dengan khimar panjang yang menutupi separuh tubuhnya. Juga niqab yang tak memberikan sedikit pun petunjuk akan kecantikan wajahnya. Langkahnya tak memelan, walau tak sekalipun ia mengabaikan orang-orang yang menyapanya. Senyum yang terlahir dari mata cantik nan lentik itu membuat semua orang tahu jika ia menghargai setiap mereka yang mengucapkan salam padanya. Terlebih ketika nada balasan salam suaranya terdengar walau samar.

 Terlebih ketika nada balasan salam suaranya terdengar walau samar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ini tahun kelimanya tak kembali ke negara asalnya. Negara yang memberikan luka, menyisipkan duka, juga menorehkan tinta pahit dalam sepanjang kehidupannya. Kepulangannya lima tahun lalu, hanya karena ia merindukan seseorang yang telah tiada dalam hidupnya. Seseorang yang pernah berbagi rahim dengannya, seseorang yang menjadi bagian dari dunia pahitnya, seseorang yang mengambil alih poros kasih sayang seluruh keluarganya.

Dia, Gemintang Balqist An-Noura. Gadis cantik berparas lembut yang mempunyai senyum menawan namun hadirnya tak terlihat karena kalah bersinar dari sang rembulan. Rembulan yang kini telah tiada tapi tetap tak mampu ia geser kedudukannya. Baik dari hati Ayahnya, dari cinta sang Bunda juga dari seseorang yang menghuni hatinya.

"Assalamu'alaikum Kak Gee, kaifa khaluki? (Bagaimana kabarmu?)" suara seseorang membuat Gemintang mengerjap pelan karena ia berjalan dengan pikiran yang  ikut terbang kemana-mana.

Gadis itu mendongak lalu memberi senyum yang membuat matanya yang terlihat itu ikut tersenyum pada seseorang yang menyapanya, "Wa'alaikumussalam warahmatullah, Vee. Alhamdulillah, ana bi khayr. (Alhamdulillah, saya baik.)" jawabnya seraya menyambut uluran gadis bernama Navishe itu senang.  "Wa anti? (Dan kamu?)" tanya Gemintang kembali.

"Alhamdulillah, bi khayr Kak." jawaban santun yang menjadi balasan dari gadis cantik yang menjadi partner-nya selama satu tahun belakangan ini.

Navishe-lah yang menjadi teman satu flat-nya karena Navishe adalah adik tingkat Gemintang yang juga kembali menyelesaikan study S3-nya di Mesir. Gadis itu bertanya demikian, karena sejak kemarin Navishe menginap di rumah temannya yang lain.

"Kak, aku lapar. Kita makan di luar saja hari ini, bisa?" ujar Navishe lagi ketika keduanya berjalan menuju ruang dosen, dimana Gemintang akan meletakkan peralatan mengajarnya. Gadis yang tahun ini telah berusia dua puluh sembilan tahun itu pun menatap Navishe sejenak lalu mengangguk.

GEMINTANG ✔️ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang