1.Black Rose

1.2K 176 142
                                    

New York, sebuah kota metropolitan yang tidak pernah terlelap. Hingar bingar kehidupan, gemerlapnya malam, sosialita, sadisme, apapun bisa terjadi disini.

Seorang gadis berpose-pose ria, mengganti gerak tubuh sesuai irama blitz camera, dan begitu cekatan mengubah-ngubah ekspresi wajahnya. Oh, dia memang seorang model handal.

Lokasi indoor disalah satu gedung pencakar langit di Tribeka dalam rangka mempromosikan Penthouse termewah dikota tersebut.

Clara Evelyne Razita. Berusia delapan belas tahun, hanya dua bulan berkecimpung di dunia modelling dia sudah mampu mensejajarkan namanya sekelas model internasional.

Tentu pengaruh dari keluarga tak terlepas dari semua itu. Berasal dari keluarga terpandang dan terkaya nomor tiga di New York, keluarga yang terkenal dengan segala jenis bisnis dibeberapa negara membuat Clara dengan mudah mencapai popularitas tinggi.

Diusia semuda itu bahkan Clara sudah menyandang gelar Cumlaude karena otaknya benar-benar jenius sehingga ia terus saja loncat kelas dan lulus lebih cepat.
Pilihannya jatuh kepada dunia model karena basically Clara menyukainya.

Ia merupakan sosok yang hangat, rendah hati, dan mudah sekali berempati. Parasnya juga cantik, intinya dia nyaris sempurna.

Tapi tetap saja apa yang diperkirakan orang secara visual belum tentu benar adanya.

"Hei Jacob." Clara menepuk pelan pundak pria yang sedari tadi menunggunya sampai selesai pemotretan.

Jacob sedikit tersentak dan menolehkan kepalanya.
"Oh Clara, kau sudah selesai?"

"Tentu saja, tidak ada yang menyuruh mu menemani ku tapi terimakasih." ucap Clara tulus.

Jacob mendadak gugup mendengarnya. Ada desiran aneh dalam dirinya saat ditatap begitu intens oleh model cantik itu.

"Ah-h itu, tak apa! Aku senang bisa menemani mu."
Jacob is a nerd, kacamata frame yang selalu bertengger dihidung mancungnya dan surai kecoklatan.

Ia sebenarnya cukup tampan tapi dia terlalu cuek dengan fashionnya tak ayal jika dia mendapat gelar si culun, freak, dan bla bla bla.

Mengenai perasaannya kepada Clara? Ayolah, siapapun akan menyukai Barbie hidup itu. Anggaplah Jacob salah satu penggemarnya yang beruntung. Bisa sedekat dan menjalin sebuah hubungan pertemanan dengan Clara.

"Kau pulanglah terlebih dahulu, ini sudah hampir tengah malam Jac. Aku akan ke toilet sebentar setelah itu juga akan pulang."

"Oh no sweety, aku lebih senang kita keluar dari sini bersama."

Ya begitulah Jacob jika sudah bertemu Clara, sekali ada kesempatan untuk bersama ia tak akan melewatkannya barang sedetik pun. Seakan tak ada hari esok yang menyediakan moment yang sama. Mengingat jadwal Clara yang cukup padat dan Jacob tentu tidak mengetahui semua schedule tersebut dan tak selamanya pemaksaan sekaligus alasan yang sama membuat gadis itu mengizinkannya menemaninya bukan?

"Whatever." Clara mengangkat bahunya dan pergi ke toilet.

Setelah selesai memperbaiki sedikit make up nya, Clara menaiki lift disusul Jacob. Setelah kotak besi itu mengantarkan mereka ke lantai dasar mereka berjalan beriringan menuju parkiran.

"Baiklah kita berpisah disini, see you Jac."

"Ya, see you. Hati-hati dan langsung istrihat setibanya dirumah." Jacob melambaikan tangannya pada Clara.

Setelah Jacob masuk kedalam mobilnya, Clara juga ingin bergegas tapi tangannya berhenti saat membuka pintu mobil. Setangkai mawar hitam yang berada diatas mobil Lamborghini Aventador merah kesayangannya menarik perhatiannya.

Wanna Die (Complete)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang