Sama halnya ketika berfoto, aku akan menampilkan wajah terbaik ku ketika bersama mu. Tak perduli seribu kali terluka atau sekuat apa aku menahan tangis. Aku telah memutuskan tetap tersenyum untuk mu,Ethan Gracious.
*
Steve menatap nyalang pada sekerumunan orang yang berjejer membelakanginya yang bisa Steve lihat dari kejauhan. Ia baru saja keluar dari mobil pribadinya.
Mungkin ini adalah ekspresi yang tak pernah ia tunjukkan, hanya dia yang tahu ekspresi dibalik masker itu. Ya, pria itu terpaksa memakai masker untuk menutupi lebamnya dan kali ini ia tidak sendiri. Ada beberapa kaki tangannya yang mengawalnya memasuki gedung sialan itu.
Seperti dugaannya jepretan kamera beralih pada dirinya begitu ia masuk, dan orang-orang perlahan mulai menggerubunginya.
Dengan sigap pengawalnya menggiring memberikan Steve jalan. Setelah berhasil ke area depan dilihatnya Clara dan Ethan sedang bercengkrama dikursi podium. Clara tidak tahu kedatangannya namun lain dengan Ethan, pria itu meliriknya dan tersenyum padanya. Nampak seperti senyuman tulus, begitu tulus sampai-sampai seseorang tidak akan menyadari apa dibalik senyuman indah itu. Entah apa maksudnya, Steve mengacuhkannya dan duduk di podium sebelahnya.
Merasa ada yang duduk disampingnya membuat Clara menoleh. Pandangannya bertemu dengan iris kelam milik Steve. Clara meneguk salivanya, ia sedikit canggung sekarang.
"Jangan duduk terlalu jauh, tak baik. Mendekatlah agar kita khususnya aku tak disangka memusuhi mu." Ethan mencondongkan kepalanya menegur pelan Steve. Tentu Clara yang mendengar itu reflek menatap Ethan tak percaya. Hebat, benar-benar hebat kedengarannya. Pria lain melihatnya mungkin saja akan dicongkel matanya seperti kejadian di supermarket tempo hari. Waktu itu ada beberapa pria brandal yang menatapnya dengan pandangan kagum dan jahil. Hal itu tak luput dari perhatian Ethan, pria itu sedari tadi memperhatikannya dari dalam mobil lalu turun menggandeng tangan Clara dan menyeretnya ke mobil. Tak lupa memberi deathglarenya pada pria asing itu.
Clara menengok ke belakang karena mendengar suara gaduh, tampak pria yang menatapnya diseret oleh dua orang berbadan besar. Melihat Ethan menyetir sambil menyeringai membuat Clara paham. Pria itu menggunakan anak buahnya ternyata. Dibenak Clara itu lebih baik daripada Ethan yang turun tangan sendiri pasti akan jauh lebih sadis. Dan hari ini Ethan menyuruh pria lain berjarak lebih dekat dengan pacarnya. Ini kemajuan yang baik. Steve mendekat, menuruti begitu saja walau tangan Ethan beralih menggenggam pinggang Clara posesif.
"Baiklah bisa kita mulai." Thalia sebagai moderator mengintrupsi. Memilih dan mempersilahkan beberapa pertanyaan dari banyaknya wartawan.
"Bagaimana perasaan mu menyikapi masalah ini. Pacar mu dicium oleh pria lain."
Bagian pertama ditujukan pada Ethan karena publik lebih penasaran pada sosok yang selalu menemani Clara itu.
Tak langsung menjawab Ethan mengambil tangan Clara dan diciumnya.
"Sayang, siapa yang kau sayangi?""Tentu kau Ethan." Ucap Clara tanpa ragu.
Ethan mencium punggung tangannya lagi, kali ini lebih pelan dan penuh perasaan. "Kau milik siapa Clara?"
"Aku milik mu Ethan."
Ethan melebarkan senyumnya seraya mendekatkan kepalanya. "Lalu siapa yang kau cintai?"
"Aku mencintai mu...!" Kali ini Ethan menyatukan bibirnya. Tanpa malu meraup bibir Clara membiarkan adegan itu direkam, akan tayang di tv dan pastinya akan viral di internet. Jika berita skandal Steve hanya viral di internet, berita Ethan harus lebih menggemparkan. Jika hanya orang-orang di pesta pembukaan resort yang awal nya tahu maka ciuman Clara dan Ethan harus semua orang tahu sekaligus. Dan yang terpenting ciuman itu hanyalah sebelah pihak, hanya Steve yang menciumnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanna Die (Complete)✓
Romance"Karena mengenal mu, membuat tujuan hidup ku menjadi dua kalimat 'mencintai mu' dan 'memiliki mu'." ~Ethan Gracious~ "Aku takut, cinta yang diawali oleh rasa sakit akan juga berakhir menyakitan." ~Clara Evelyn Razita~ "Aku muak mencintai dalam diam...