Cinta adalah proses memahami, butuh pengenalan dan juga tentang sebuah perjalanan. Cinta memang seperti itu, terlalu ambigu dan kadang sukar di mengerti.
*
Clara mondar-mandir di teras depan, hampir sepuluh menit kakinya melangkah kesana-kemari. Sesekali ia membetulkan posisi tas yang ia selempangkan. Ini sudah hampir siang, bisa-bisa ia terlambat bekerja. Pemotretan tinggal satu jam lagi dan sebelum itu ia harus di make up terlebih dahulu. Apa Ethan sengaja melakukan ini karena kesal dengan Steve? Sebenarnya Clara bisa berangkat sendiri, hanya saja ia takut Ethan berulah jika bukan dia yang mengantarkannya.
"Baiklah sekarang apa yang akan dia lakukan? Ethan sialan."
Clara tak mau menunggu lagi, masa bodoh untuk nanti. Ia juga tak boleh terlambat, itu keharusan. Sebuah prinsip untuk dirinya sendiri.
Clara membawa mobil sendiri, mungkin tuhan bermaksud memberinya waktu kebebasan. Tak ada bodyguard, tak ada Ethan, berkendara sendiri dengan kecepatana kencang? Wow amazing, ini jarang terjadi.
*
"Clara, tersenyumlah lebih lebar." Si photographer mengintrupsi. Kemudian memposisikan lensanya pada objek rupawan yang sedang berpose di depan jendela, pemandangan apik di luar semakin menambah kesempurnaan makhluk tuhan itu.
"Ok cut!" Akhirnya selesai juga.
Clara mengambil air mineral, meneguknya sedikit. Clara mengambil hp nya karena ada panggilan masuk.
"Hi Mike." Seperti biasa bocah yang satu itu selalu memamerkan senyum kelincinya.
"Sudah lama kita tidak video call seperti ini? Kau sedang istirahat?" Tanya Mike saat melihat orang-orang dibelakang Clara sibuk menata-nata tempat.
"Oh tidak, aku telah selesai."
"Baguslah, aku hanya mengabari mu kalau aku akan kembali ke Paris."
"Kapan? Kau sudah sehat?" Clara memperhatikan raut Mike saksama. Memastikan apakah pria itu terluka atau tidak. Memang sebaiknya Mike lebih baik pergi daripada ia harus disakiti oleh Ethan mungkin hanya secara fisik, tapi secara psikologis siapa yang tahu?
"Lusa, tenanglah aku hanya beberapa pekan disana. Tapi aku juga tak melarang mu untuk rindu."
Clara melongo mendengarnya, ternyata Mike masih sama. Tapi Clara tahu Mike terkadang menutupi kesedihannya dengan sifatnya tersebut.
"Jangan bersedih baby, calon suami mu ini akan segera pulang. Kau mau oleh-oleh apa hm?"
Mendengar itu Clara segera merubah ekspresinya.
"Bawakan aku pakaian untuk musim salju. Harus extra mahal dan nyaman juga yang paling penting itu terlihat keren."
Puppy eyes Clara membuat Mike tak tahan untuk tersenyum sumringah. Jika orang-orang tak menyukai Mike bisa menjalin kasih pada Clara, ia hanya mampu berdoa semoga tuhan berpihak padanya entah sekarang atau nanti.
Baginya, Clara adalah cinta pertama dan terakhirnya.
Setelah panggilan berakhir Clara berbalik badan hendak ke toilet untuk ganti baju. Retinanya menangkap sosok pria jangkung yang berjalan ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanna Die (Complete)✓
Romance"Karena mengenal mu, membuat tujuan hidup ku menjadi dua kalimat 'mencintai mu' dan 'memiliki mu'." ~Ethan Gracious~ "Aku takut, cinta yang diawali oleh rasa sakit akan juga berakhir menyakitan." ~Clara Evelyn Razita~ "Aku muak mencintai dalam diam...