A&A 5

6 1 0
                                    

A Dan A


Maaf kalau ada typo ya...


Happy Reading...

↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓

"Kamu kenal?" Tanya Reski menghentikan langkahnya.

"Dia teman sekelasnya kak Dila om, Pa." Jelas Fico.

"Wah, gak nyangka, anak kamu sekolah di sekolah keluarga ku Derli." Ucapnya.

"Benarkah, aku bahkan tidak tahu. Aku tahu sekolah itu dari tetangga sebelah rumah." Jelas Derli.

"Yasudah, ayo aku kenalkan kalian ke istriku." Ucap Reski.

Mereka ikut dengan Reski.

"Sella, kenalkan ini sahabat aku namanya Derli, dan ini anak-anak nya."

Derli hanya tersenyum. Begitu juga dengan Sella.

"Saya Fico tante, adik kelasnya kak Ano." Fico memperkenalkan diri.

"Saya Deno tante, kakak kelasnya Ano." Disusul Deno yang salim kepada Sella.

"Saya Adila, tante." Jelas Adila singkat.

"Kamu, seperti Ano ya. Dingin tapi tante yakin kamu pasti baik, karena kamu suka nolongin orang meski kamu baru ketemu dia pertama kali." Jelas Sella.

"Tante kok bisa tahu?" Tanya Fico.

"Sudah biasa soalnya. Hmmmm, kamu sekolah di satu sekolah juga dengan Ano kan?" Tanya Sella pada Adila.

Adila hanya mengangguk.

"Lalu apa kalian tidak sekelas?" Sambungnya.

"Adila sekelas kok tan sama Ano, mereka satu geng sekarang." Ucap Deno.

Mereka tersenyum.

"Kamu di sekolah mainnya geng-geng an Ano?" Tanya Sella.

"Sebenernya gak gitu ma, orang lain mah anggapnya pada kayak gitu." Jelas Ano.

Mereka tertawa melihat ekspresi Ano terkecuali Adila yang hanya diam sambil menatap jam di tangannya.

Jujur saja dirinya sudah mengantuk, ingin tidur tapi malu lah di tempat umum.

"Yasudah kalau gitu kami permisi pulang dulu ya. Kapan-kapan kita makan bersama di rumah saya." Ucap Derli.

"Oh iya Der, hati-hati dijalan ya." Ucap Reski dan mendapat anggukan dari Derli.

Mereka menuju parkiran, sekarang giliran Papa mereka yang mengemudi. Deno duduk di kursi penumpang di belakang bersama dengan Adila.

"Besok kalian Papa antar bagaimana?" Tanya Derli menghilangkan keheningan.

Sedangkan Adila sudah tidur bersandar pada dada Deno dan dirangkul oleh kakaknya itu.

"Gak usah Pa, kan Papa harus berangkat pagi. Nanti Papa telat, lagi pula kalau Papa antar kami, nanti kami akan pulang dengan apa?" Jelas Fico diakhiri dengan pertanyaan.

"Ya kalian bisa naik taksi, seperti kamu dan Adila tadi." Jelas Derli membuat Fico tertawa juga dengan Derli.

Deno mendengarnya hanya saja dia sedang mengetikkan sesuatu di HP-nya, dengan tetap merangkul adik yang sangat dijaga dan disayanginya.

Mereka memang merasakan sakit ketika Mama mereka meninggalkan mereka di saat mereka masih membutuhkan sosok Ibu, namun mereka bersyukur karena itu tandanya Tuhan lebih sayang dengan Mama mereka.

Tak lama mereka sampai di garasi rumah mereka.

"Pa, tolong bukain pintu mobilnya biar Deno, gendong Adila." Ucap Deno.

A Dan ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang