A&A 6

1 1 0
                                    

A Dan A


Maaf kalau ada typo ya...


Happy Reading...

↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓

'Assalamu'alaikum bang ini gua Ano. Gua mau minta izin buat ajak Adila ke rumah, di suruh sama mama. Sekalian kerja kelompok juga.'

Sebuah pesan masuk yang di dapat oleh Deno sekitar 2 jam yang lalu.

Dia baru membuka HP-nya karena tadi adalah pelajaran olahraga. Dan HP-nya ia simpan di loker miliknya.

Dia tak membalasnya hanya tersenyum membacanya.

Lalu berjalan ke kelas dengan membawa dua botol minuman dingin.

Dia duduk di bangkunya yang berdampingan dengan Dena.

Dena sedang merapikan tas nya.

Lalu Deno meletakkan salah satu minuman yang di belinya di atas meja Dena. Dena menatap ke arah Deno.

"Makasih ya Den." Ucapnya tersenyum.

Deno hanya mengangguk lalu menenggak minuman miliknya hingga tandas.

"Nanti pulang sekolah mau ikut ke toko buku gak?" Tanya Deno.

'Modus dikit bolehlah.' Ucapnya dalam hati.

"Hmm. Lihat nanti ya Den, bukannya nolak atau gimana karena aku harus bantu mama aku." Jelas Dena.

Mereka terus mengobrol dan tanpa di sadari ada seseorang yang menatap mereka dengan benci.

Hayo siapa yang tahu...

Deno dan Dena terus bercanda karena jam pelajaran ini kosong.

»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»

Adila dan ke lima temannya yang sudah merangkap sebagai sahabatnya kini sudah ada di parkiran sekolah menunggu Deno dan Fico.

Dan akhirnya yang di tunggu pun datang dengan Dena juga dengan......

"Apaan sih Clar, lepas." Sungut Deno sebab selepas mereka keluar kelas Clara langsung menggandeng tangan Deno dan merengek mengajaknya pergi.

"Aku akan lepasin asal kamu mau ikut sama aku." Ucapnya sambil cemberut.

Sedangkan Dena hanya menghadap ke arah lain.

Adila memperhatikannya dengan ekspresi yang sulit di artikan. Sedangkan yang lain hanya memutar bola matanya malas.

"Dia ngapain begitu?" Tanya Adila pada Fico dengan berbisik.

"Tahu, pas Fico keluar kelas udah begitu. Tuh cewek Jablay amat ya." Ucapnya.

"Kak Dena jangan sakit hati ya." Bisik Fico.

Dena langsung menoleh.

"Enggak kok. Aku sama kakak kamu kan cuma sahabat an aja." Jelasnya dengan senyum yang di paksakan.

Adila paham, Dena tidak benar-benar senyum.

Adila sudah lelah melihat kelakuan cewek itu. Dengan mendekati Deno dan menarik tangan kakaknya kuat membuat Deno terlepas dari ranngkulan Clara.

"Udah gua bilangkan jangan ganggu kakak gua. Asal lo tahu ya, dia udah di jodohin sama Papa gua. Dengan perempuan yang baik hati, lugu, punya sopan santun yang tinggi. Terutama dia gak suka ngerendahin orang lain. Gak kayak lo, yang gak tahu sopan santun, dasar jalang." Ucap adila dengan menekan kata 'jalang'.

A Dan ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang