Bagian tanpa judul 18

942 68 1
                                    


"I LOVE YOU SHAN?"

"Ehhh???!!!"

"Mauk gak jadi pacar kak kinal?"

Aku masih mencerna apa yang kak kinal katakan. Aku tidak salah dengar kan?

Seketika aku ingat ucapan kak lid tadi. Kata kak lid, kak kinal adalah tipe orang yang sangat cuek jika dengan orang baru.
Tapi denganku tidak, bahkan dia sering bersikap yang melebihi kadar dari seorang teman. Apa ini yang dikatakan kak lid kalau kak kinal aneh?

Apa ini nyata? Atau hanya bayangan semata?

"Shan?"

Aku tersadar akan lamunanku.

"I iya kak?"

"Mau gak?"

"Kak kinal, sejak kapan?"

"Gak tau sejak kapan, mungkin dengan seiring berjalannya waktu rasa itu muncul begitu adanya. Mungkin juga perasaan kak kinal aneh yang dengan lancangnya mencintai sesamanya."

"Aku mau jadi bagian dari kak kinal!" Ucapku tegas tanpa ragu ragu.

Aku mengatakan itu sambil menunduk karena tidak kuasa untuk menahan rasa malu yang ada.

"Serius kamu, shan?"

Aku mengangguk.

"Tidak ada keterpaksaan kan?" Tanya kak kinal lagi.

"Tidak kak, sebelumnya juga aku punya rasa yang sama seperti kak kinal."

"HAH!!! Kenapa tidak bilang dari dulu?"

"Aku emmm aku malu kak!"

"Cieee, bisa malu juga kamu?" Goda kak kinal sambil mencolek pipiku. "Makasih yah shan sudah mencintai dan menerima kak kinal dengan apa adanya?"

"Peluk, boleh?" Lanjutnya.

Kak kinal merentangkan kedua tangannya, dan aku dengan senang hati langsung mendekap tubuhnya, hangat. Itu yang kurasakan sekarang.

"Kak kinal janji, kakak akan berusaha sebisa mungkin untuk tidak mengecewakan kamu, dan kak kinal akan berusaha akan selalu ada buat kamu." Ucap kak kinal di sela sela pelukan kami.

"Makasih kak!"

Aku akan memegang janjimu kak.

semoga saja kak kinal benar benar mencintaiku dengan tulus, dengan menerima keadaanku yang seperti ini. Bukan karena merasa kasihan.

Mungkin ini yang di namakan cemburu membuahkan hasil, aku yang sempat cemburu karenanya. Dan sekarang aku sudah jadian dengannya, kak kinal.

Waktu hampir menunjukan tiga sore, dan kak kinal memutuskan untuk pulang.


**


Senyumnya tidak lepas dari bayanganku, kak kinal.

Aku tidak peduli hari yang akan datang seperti apa nantinya kalau keluarga sampai tahu kalau aku dengan kak kinal sedang menjalin hubungan, aku hanya memikirkan hari ini. Asalkan bisa bersama dengan kak kinal itu sudah cukup untukku, setidaknya aku bisa menikmati hari hariku bersama dengan kak kinal. Aku ingin menikmati setitik kebahagiaan.

Euforia yang berlebihan, mungkin itu kata yang pantas untukku. Karena dari tadi aku tidak ada henti hetinya tersenyum kala mengingat kak kinal.

Terdengar suara bel berbunyi, mungkin itu mamah sama kak ve sudah datang. Mereka habis dari rumah tante rena, mamahnya kak lid.
Dan aku di tinggal sendirian di rumah, karena badanku masih dalam proses penyembuhan, jadi tidak di perbolehkan untuk ikut.

Aku segera menuju pintu depan untuk membukanya, karena tadi aku menguncinya.

"Mamah sudd-"

Tersentak aku.

Ketika aku membuka pintu, ternyata bukan mamah dan kak ve yang datang. Melainkan orang lain.
Aku tidak mengenali orang itu karena dia menghadap membelakangiku.


Deg.


Orang ini.


"Hai Shan!" Sapanya.


"Kam kamu!"


"Shan! Kalau kita sudah lulus sekolah nanti, apa kita masih bisa dekat seperti ini?" Kata sahabatku.

"Aku harap." kataku.

"Tapi aku akan melanjutkan study ke amerika, shan!"

"Berarti kamu mau ninggalin aku, gitu?"

"Tidak, aku disana hanya dua tahun dan akan kembali lagi ke indonesia."

"INTINYA KAMU NINGGALIN AKU!!!" Dengan emosi aku mengeluarkan suara lebih tinggi.

Tanpa sadar air mataku mulai keluar.

"Nggak shan, aku tidak akan ninggalin kamu, itu cuma dua tahun. Tidak lama!"

"DUA TAHUN TIDAK LAMA MENURUTMU, HAH?" Suaraku masih meninggi.

hampir tiga menit kami saling diam, dan aku sudah mulai menguasai emosinya.

"Tau kenapa aku tidak bisa jauh dari kamu?" kataku dan suaranya sekarang lebih pelan.

"Kenapa?"

Dysautonomia fell in loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang