chapter 1:

616 59 14
                                    

  Pukul enam pagi. Cahaya matahari sudah menembus ventilasi kamar, menaruh cahayanya tepat dimuka ku. Burung-burung diluar sana pun terus berkicau bersahut-sahutan seakan menyuruhku untuk segera bangun dari mimpi indah ku, tapi tetap saja itu tak berhasil. Karena hanya ada satu suara yang  mampu membangunkanku, yaitu suara Mama.

  "Cecil! bangun, kita sarapan dulu. Kamu gak lupa kan kalo hari ini kamu akan berangkat," teriak Mama dari arah ruang makan.

  Langsung bangun.

  "Oh astaga kenapa aku lupa sih! Iya Maaa... Cecil ingat kok, bentar lagi Cecil turun," jawab ku seraya turun dari tempat tidur kemudian mengambil handuk untuk mandi.

  "Yasudah cepat ya, jam satu siang nanti kamu harus udah dibandara."

  Selesai mandi aku langsung turun ke bawah, sambil membawa koper besar milikku yang isinya barang-barang yang akan aku bawa kesana, aku akan berangkat pukul satu siang nanti, aku ke sana bukan semata-mata untuk liburan atau apalah itu tapi aku akan melanjutkan SMA ku disana. Kalo kata Mama sih supaya aku mandiri, hemm. Sebenarnya alasanku bersekolah di sana adalah karena memang keinginan ku sendiri. Tiga tahun aku mempersiapkan semua nya agar bisa masuk ke dalam sekolah yang sangat aku dambakan ini, entah mungkin keberuntungan sedang berpihak kepadaku, akhirnya aku lulus tes dan diterima di sekolah yang sangat luar biasa bagiku yaitu Begar High School.

  "Kamu pasti tidur larut lagi tadi malam, udah Mama ingatin jangan suka tidur larut malam banget. Masih aja gak mau dengar kata Mama," kata Mama dengan muka datar, dengan tangannya menaruh telur mata sapi setengah matang diatas nasi goreng ku.

  Pagi ini kembali dimulai dengan omelan dari Mama, karena mendapati aku yang tidur terlalu malam lagi. Mama tidak melarangku untuk tidur terlalu larut jika besok adalah hari libur, karena aku bisa bangun dengan santai besok harinya. Hanya saja Mama akan memarahiku jika Aku ketahuan tidur larut saat hari sekolah, sebab aku akan sangat sulit bangun besok paginya.

  Mama Selalu memeriksa kamarku setiap malam, memeriksa apakah aku sudah tidur atau belum. Jika lampu kamar masih menyala, artinya aku belum tidur. Karena aku tim tidur dengan lampu mati, lalu apakah tadi malam Mama tidak memeriksa kamarku? Tentu saja Mama datang, tapi aku dengan otak yang punya seribu ide ini mengakalinya. Aku mematikan lampu kamar dan pura-pura tidur, saat Mama sudah keluar barulah aku bangun dan menghidupkan laptop dan menyambungkannya ke proyektor dan menontonnya seakan sedang berada di bioskop.

  "Hehehe. Mama tau sendiri, kalo malam tadi film kesukaan Cecil kan tayang, jadi ya mau gak mau harus nonton Ma," jawabku pada Mama dengan nada manja.

  "Hah," menghela nafas,

  "Kamu memang keras kepala banget yaa, nanti kalo kamu udah tinggal di apartemen Papa gak bakalan ada yang bangunin kamu loh, dan akhirnya kamu telat sekolah, apa kamu mau kayak gitu." Bilang Mama padaku masih dengan muka datar.

  "Iya Ma, iyaaa... Cecil janji kok gak bakalan sering-sering begadang lagi kalo udah disana," pintaku menghindari amarah Mama.

  "Yasudah lah, cepat sarapan sekarang sudah jam sepuluh, nanti kamu bisa terlambat ke bandara nya."

  "Siap bos, tapi Papa sama Kakak mana? Gak sarapan juga?" Tanpa melihat jam terlebih dahulu.

  "Ini bukan jam sarapan lagi, kami udah sarapan waktu kamu masih tidur tadi. Sekarang Papa sedang didepan, dan Kakak pergi sebentar ada urusan di organisasinya."

  "Ih parah banget, padahal ini hari terakhir adeknya dirumah." Aku menggrutu sendirian.

  Mama kembali menghela napas melihat sikap aku pagi itu. Aku dan Kakak memang selalu bertengkar setiap harinya, walaupun tentu saja selalu akur kembali setelahnya. 

  Selesai sarapan aku langsung menuju mobil untuk segera berangkat ke bandara. Oh iya kenalin nama aku Cecilia Putri Amanda biasa dipanggil Cecil, Manda, Putri tapi lebih sering dan lebih senang di panggil dengan nama Cecil, pake s  ya bacanya jangan c.

  Aku anak terakhir dari dua bersaudara, aku mempunyai seorang Kakak perempuan yang sangat cantik dan juga pintar (pintar banget). Aku memiliki hobi menulis cerita,membaca, mendengarkan musik, dan lain sebagainya. Pelajaran kesukaan ku adalah matematika, nilai ku selalu tinggi untuk pelajaran tersebut, tapi dalam pelajaran yang lain bisa di bilang kalau aku cukup buruk hehehe. Kalian pasti bertanya kenapa aku tidak menyukai pelajaran bahasa, padahal hobi ku menulis. Entahlah, aku pun tak memahaminya. Saat pelajaran bahasa dimulai rasa kantukku pun mulai muncul, lucu bukan?.

  Butuh waktu tiga puluh menit dari rumah ke bandara, sebelum ke bandara Mama dan Papa mengajak ku berbelanja beberapa cemilan karena aku gak bisa makan yang sembarangan, ya walaupun aku cukup sering memakan makanan yang dilarang mereka tanpa sepengetahuan mereka tentunya, padahal aku bukan orang yang mudah sakit, tapi mereka seperti mengontrol dan mengawasiku dalam banyak hal, kalau kata mereka itu karena aku sangat suka sekali membuat onar, dan belum dewasa pemikirannya, itulah yang selalu Mama dan Papa katakan.

  Tak terasa sudah pukul setengah satu dan sebentar lagi aku akan segera sampai di bandara, setelah selesai mengurus semuanya yang tentu saja dibantu papa, aku dan Papa langsung menemui Mama, dan Kakak. Yahh, kurang lengkap jika berpergian tanpa berpamitan. Satu hal yang paling aku benci dari semua hal di dunia ini adalah pergi tanpa adanya kata pamit.

  "Ma, Pa, Kak, Cecil pergi ya, doain Cecil supaya gak ada masalah disana, dan lancar sekolah nya," Aku pamit pada Mama, Papa, dan Kakak.

  "Pasti, Mama pasti akan selalu mendoakan yang terbaik untuk anak Mama yang paling batu satu ini," jawab Mama sambil memelukku.

  "Papa juga akan selalu mendoakan Cecil dari sini ya sayang, nanti Papa dan Mama juga akan sering-sering kesana ya," jawab Papa sembari memelukku.

  "Iya-iya, Kakak bakalan selalu doain adek Kakak yang bawel dan super rusuh satu ini. Jangan banyak ulah disana paham gak! Jangan begadang lagi! dan sering-sering telpon kakak, paham!" kata nya padaku sambil menepuk bahuku dan langsung memeluk.

  "Hahahaha siap Buk bos, Pak bos, Cecil bakalan sering-sering telpon kalian kok dan jangan sedih ya karena rumah bakalan sangat sepi, karena Cecil udah pergi nanti," Ucap ku sambil berjalan mundur, melambaikan tangan dan tersenyum lebar kepada mereka. Itu hari terakhir ku berada di daerah ku. Cukup berat sih tapi aku harus mengejar mimpi itu, dan mimpi ku ada di sana.

  Bersambung,

  Terimakasih yang udah baca, coment dan vote nya jangan lupa ya:)

  BYE!

CeciliArkanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang