"Saat kamu bilang A kenapa aku jadi gak bisa protes buat jawab B ya?"
"Udah Sampai Cil," ucap Rio menghentikan motornya di depan sebuah restoran dua lantai yang tidak jauh dari sekolah mereka.
"Oh iya kak." Cecil turun dari motor dan melepaskan helm yang ia pakai, memberikan kepada Rio.
Setelah memarkirkan motornya Rio berlari ke arah Cecil yang sebelumnya telah ia suruh menunggu di depan pintu masuk restoran.
"Yuk masuk," ajak Rio menarik tangan Cecil kedalam restoran.
"Kakak kan mau sholat, entar telat loh kak?" tanya Cecil memastikan.
"Masih ada waktu kok, aku temenin kamu cari tempat dulu baru pergi."
"Iya udah kak." Cecil hanya mengangguk mengerti dan mengikuti dari belakang langkah kaki Rio.
Mereka duduk di bangku yang berada di pinggir dinding restoran, sewaktu Cecil hendak duduk tadi Rio menarikkan kursi agar Cecil dapat duduk, lalu mempersilahkan Cecil untuk duduk. Cecil segera duduk, setelah itu Rio pergi menghampiri salah satu pelayan restoran tersebut. Cecil tadi sempat memperhatikan Rio yang berbicara, entah apa yang mereka bicarakan namun terlihat jika pelayanan tersebut mengenal dan sangat menghormati Rio.
"Apa kak Rio langganan disini ya?" Tanya Cecil dengan suara kecil tapi ternyata masih terdengar oleh Rio yang telah ada di belakangnya.
"Ini restoran keluarga ku Cil," Jawab Rio secara tak langsung untuk pertanyaan yang Cecil tanyakan pada dirinya sendiri tadi, Rio duduk di kursi di seberang meja Cecil.
"Aku harus pergi sekarang Cil, takutnya nanti gak keburu, di sini ada Wi-Fi nanti pelayannya akan kasih kode nya ke kamu, pesan aja minumnya langsung. Kamu haus kan?" Ucap Rio panjang lebar kepada Cecil, terlihat jelas Rio sangat memberikan perhatian lebih kepada Cecil.
"Aku pergi ya Cil, nanti aku kesini lagi," ujar Rio yang mulai berdiri dari bangkunya dan melambaikan tangan lalu pergi meninggalkan restoran.
Benar nyatanya, tak lama kemudian datang seorang pelayan perempuan menghampiri Cecil dengan membawa secarik kertas, sebuah menu, dan sebuah buket bunga?
"Permisi nona, ini kode Wi-Fi nya," menyerahkan secarik kertas yang telah tertera beberapa digit angka.
"Terus ini ada bunga untuk nona," ujar pelayan tersebut.
"Bunga ini dari siapa ya mbak?" Tanya Cecil ingin tahu saat melihat buket bunga mawar putih yang harum dan sangat cantik itu diberikan kepadanya.
"Dari tuan Rio nona, mau pesan apa ya non?" bersiap mencatat pesanan Cecil.
"Jus jeruk satu mbak, itu aja dulu. terima kasih," jawab Cecil yang sudah terseyum senang pada pelayan tersebut.
Setelah pelayan tersebut pergi Cecil memperhatikan bunga yang ada di pangkuannya sekarang ini, lalu ia berbicara pelan "Cantik banget bunganya," dengan senyum terukir manis di wajahnya.
*****
Pukul 13.25 siang
Triiiingggg..
Terdengar bunyi lonceng yang sengaja di pasang di pintu masuk restoran berbunyi, pertanda seseorang telah masuk ke dalam restoran. Orang itu adalah Rio, ia telah mengganti pakaiannya, baju kaos putih lengan pendek dan celana cargo coklat. Setelah selesai sholat jumat Rio kembali lagi ke restoran sesuai janji nya pada Cecil tadi, saat ia sudah di dalam restoran Rio menuju ke meja yang mereka duduki tadi tapi ia tak menemukan adanya Cecil disana sudah ada orang lain yang menduduki kursi tersebut. Rio mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Cecil, ia telah melihat di sekitar area restoran namun ia tetap tidak menemukan Cecil, Rio pun akhirnya memutuskan untuk bertanya kepada salah satu pelayan di sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
CeciliArkana
RomanceKenapa kamu harus kembali lagi setelah aku lupa? Mengapa waktu harus mempertemukan kita lagi? Apa Tuhan punya rencana buat kita? Aku sangat"LELAH" ~Cecilia putri Amanda~ Kenapa kita harus bertemu dengan awal tanpa mengenal? Mengapa waktu sangat lama...