chapter:6

168 40 5
                                        

"Jika menjadi seperti anak kecil bisa membuat mu nyaman dengan ku, maka aku akan terlalu takut untuk beranjak dewasa."
~Cecilia Putri Amanda~

Tok-tok-tok, suara pintu kamar nomor 354 diketuk oleh seseorang.

Kreakk, Arka tidak mengintip terlebih dahulu siapa yang mengetuk pintu kamarnya. Ia langsung saja membuka pintu. 

"Lo! ngapain disini?" tanya Arka terkejut melihat Cecil berada didepan pintu kamar nya sepagi itu.

"Hah," seru Cecil dengan mulut menganga tak percaya atas apa yang ia lihat pagi itu.

"Masuk lalat entar," menunjuk ke arah mulut Cecil yang masih menganga.

"Oh iya," kata Cecil yang segera menutup mulutnya dengan tangan.

"Jawab pertanyaan gue tadi, ngapain lo disini."

"Ouh, jadi gini, tadi kan ada om-om. Dia gedor-gedor pintu kamar gue terus---"

"Lo main sama om-om?" tanya nya dengan nada serius.

"Gak, gue gak punya oom disini adanya paman. Tapi paman gue gak lagi main kesini kok," jawab Cecil dengan yakin.

"Bukan om-om paman lo yang gue maksud," lagi-lagi mereka berbeda arti dalam menanggapi pertanyaan masing-masing.

"Terus om-om paman siapa? lo?" dengan polos menjawab sambil menunjuk kearah Arka.

"Ya Tuhan, intinya aja deh ngapain lo disini?" dengan nada yang mulai merendah.

"Mau nganterin baju, nih." Menyerahkan baju Laundry yang dipegang nya sedari tadi kepada Arka.

"Lo kerja jadi pegawai laundry?"

"Ng--"

"Gak usah dijawab, gue nanya dikit lo jawab nya segudang. Capek telinga gue dengar suara Lo! Sekarang balik gih ke kamar lo!" dengan mata nya mengarahkan Cecil untuk segera masuk kedalam kamarnya.

"Wah keren, ternyata tuan resek bisa ngomong panjang, hebat-hebat." Menepuk tangannya dan tersenyum lebar.

"Ini masih pagi, gue gak mau ribut! masuk gih" menunjuk dengan muka datar.

"Beneran boleh masuk? Kita juga baru kenal kali," tanya Cecil memastikan.

"Maksud lo?, gue gak mau ribut disini, jadi cepat lo masuk." Ucap Arka yang kembali salah diartikan oleh Cecil.

"Ok siap," menerobos masuk kedalam kamar Arka, mendorong tangan arka yang menghadang pintu membuat Arka sedikit mundur.

"Lo ngapain masuk ke kamar gue?" Kata Arka saat melihat Cecil masuk dan duduk di sofa nya.

"Kan lo yang nyuruh masuk, kata nya lo gak mau ribut didepan pintu, terus lo nyuruh gue masuk. Udah deh lagian lo kan udah mandi ganti baju bisa di kamar mandi, kalo lo mau sarapan gue tungguin kok, gimana simpel kan?" seru Cecil dengan menjentikkan jarinya.

"Maksud gue--"

"Gak mau tau, cepetan entar kita terlambat," kata Cecil tanpa dosa.

"Oh astaga." Ujar Arka dengan menghela napas lelah.

Belum ada orang yang pernah masuk kedalam kamar Arka, sejak beberapa minggu ia tinggal disini, baik keluarga ataupun teman-teman dekatnya. Tapi kali ini ada orang yang masuk, bahkan orang itu saja belum terlalu ia kenal.

 Arka segera mengganti pakaian nya di kamar mandi, setelah selesai mengganti pakaian Arka melihat Cecil yang sangat fokus dengan acara kartun yang di tayangkan oleh salah satu saluran TV. Baru kali itu Arka melihat melihat wanita itu diam, tapi tak lama, Arka langsung mengalihkan pandangannya dari Cecil menuju meja makan.

CeciliArkanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang