chapter:3

223 41 5
                                        

"Untuk memulai hal baru dalam hidup kita, tidak harus melepaskan semua hal yang telah berlalu dalam hidup kita."

Yapp, awal baru di hidupku. Akhirnya hari yang kutunggu-tunggu datang juga, hari ini aku mulai masuk sekolah. Sekolah nya tidak jauh dari sini, tepat di ujung perempatan jalan dari apartemen ku. Cecil melihat sebuah mobil berhenti dan menurunkan seorang siswi dengan memakai baju seragam yang sama dengannya, dan tidak disangka-sangka itu adalah Catrien.

 Di sma ku tidak ada acara ospek, cuman ada kegiatan MPLS saja. Jadi siswa-siswi baru langsung disuruh untuk memakai seragam sekolah.

"Heii. Catrien," panggil ku dari belakang.

"Oh hi Cil," Teriaknya sembari berlari kecil kearahku, 

"Lo jalan kaki ke sekolah?" tanya Catrien.

"Gak, tadi aku naik helikopter terus aku suruh mamang supirnya untuk darat di tengah jalan itu," sambil menunjuk jalan.

"Hhhh, lo ada-ada aja sih cil" 

"Abis nya lo sih, kemaren kan aku udah bilang kalo apartemen aku di perempatan jalan dekat sekolah. Jadi ya aku jalan kaki lah ke sekolah Cat "

"Hehe, kamu kayak gak kenal aku aja sih Cil , aku kan emang orangnya pelupa." Jawab Catrien dengan memamerkan gigi putih nya.

"Iya ya lo kan udah tua kayak nenek-nenek, hahaha." Kata ku yang langsung kabur dari Catrien yang mulai kesal.

"Cecillll, awas kamu ya," ujar Catrien berlari mengejar Cecil yang telah kabur duluan.

And than....

Bruuk....

"Eh sorry, gue gak sengaja." Kata Cecil sambil menunduk untuk mengambil buku nya yang jatuh karena ditabraknya tadi.

Cecil memang menggunakan gue sebagai pengganti namanya dengan orang yang belum dekat dengannya. Karena ia tak mau dianggap lebay karena menggunakan aku. Tapi itu juga tidak pasti, tergantung apa saja yang mau ia katakan, tidak ada aturan tetapnya.

"Minggir, gak perlu!" jawab nya dengan ketus.

"Kan gue gak sengaj-- Eh, lo kan cowok resek dibandara kemaren, ngapain lo disini. Oh gue tau, lo pasti mau minta maaf ke gue, karena lo merasa bersalah kan? Sampai-sampai lo ngikutin gue ke sekolah? ya kan?" ujarku dengan yakin.

"Kita pernah ketemu?!" Jleb. Cecil mematung ditempat.

 Bagaimana bisa laki-laki itu tidak ingat terhadap Cecil, kejadiannya saja baru sekitar tiga hari yang lalu. Dan dia gak ingat. Laki-laki itu hanya menjawab dengan muka datar seperti terakhir kali saat mereka bertemu di bandara, selesai mengambil bukunya yang jatuh tadi laki-laki itu berjalan pergi meninggalkan Cecil. Sementara Cecil masih mematung ditempat.

"Cil," panggil Catrien yang baru sampai mengejar Cecil, dan menepuk pundaknya, membangunkan Cecil yang masih terkejut.

"Entar Cat, aku harus nyelesain masalah ini." Kata Cecil dengan geram.

Belum sempat Catrien menjawab, Cecil sudah mulai berlari mengejar laki-laki yang mulai jauh dari pandangannya itu.

"Hei cowok resek! Lo aslinya benar-benar lebih resek ya. Ok, tapi gue pastiin lo bakalan berhenti untuk ngelanjutin jalan lo! Apa lo gak merasa kehilangan sesuatu, seperti kalung mungkin?" Ucap ku dengan mengeluarkan kalung yang ada dalam kantong baju, entahlah kenapa Cecil membawanya, seakan-akan dia telah menebak bahwa ia akan bertemu dengan laki-laki ini.

Dan benar, dia berhenti berjalan lalu memutarkan badannya mengarah kepada Cecil.

"Kalung?"

"Hahaha kok gini ya, gue gak bisa berhenti ketawa gara-gara sikap lo," tertawa dengan menahan perutnya.

Laki-laki itu hanya memandang datar ke arah Cecil, bingung dengan apa yang dianggap lucu oleh Cecil. Setelah itu ia kembali bicara.

"Mana kalungnya?" Ingin memastikan apakah benar kalung itu adalah kalungnya yang hilang.

"Ini," Cecil mengeluarkan kalung dalam sakunya, melihat reaksi dari laki-laki yang ada di depannya itu mennadakan bahwa benar kalung itu miliknya.

"Beneran lo mau kalung ini? kayak nya kalung ini penting banget untuk lo ya? tapi ini kalung cewek loh, apa punya cewek lo?" Ujar Cecil sembari melihat kalung dengan inisial A tersebut.

"Bukan urusan lo!" Jawabnya sangat ketus pada Cecil.

"Jutek amat sih. Okeyy, kalo lo emang mau kalung ini, ada syarat nya. Syaratnya adalah..." Belum selesai Cecil bicara sudah langsung dipotong oleh laki-laki itu.

"Lo mau uang berapa?" jawabnya seakan meremehkan.

"Lo pikir semua bisa dibeli pake uang apa!" kata Cecil yang kesal dengan ucapannya.

"Langsung ke intinya aja, gue gak ada waktu  buat ngeladeni lo." Lagi-lagi kalimat tak bersahabat keluar dari mulut laki-laki itu.

"Okok, berhubung gue baru tinggal disini, dan gue gak banyak tau juga tentang daerah sini. Jadi gue mau, lo nemenin gue jalan-jalan ketempat yang seru yang ada di sini. Gimana, setuju? lima kali pergi aja deh!"

"Gak lah!" Jawabnya yang mulai kesal.

"Yaudah, kok lo nya yang kesal sih, kan lo yang butuh kalung ini, apa gue buang aja ni kalung?" Kata Cecil kembali mengancam.

"Jangan! Ok gue setuju, tapi gimana gue bisa percaya kalo lo bakalan nepatin janji?"

"Gak percayaan amat sih, gue buat surat perjanjian deh ntar, pakai materai sekalian. Masih gak percaya?"

"Ok" Ucap nya sangat singkat.

"Lo kelas mana?"

"X Ipa 1" jawabnya yang masih sangat singkat.

"Okey, jadi besok gue bakalan ke kelas lo untuk nganterin tu surat."

"Ok," langsung pergi.

"Ih langsung pergi gitu aja lagi, dasar resek!" dengan suara toa.

"Tapi kenapa gue minta syarat kayak gitu ya? Ah, bodo lah."

Cecil hanya asal bicara, tak mengerti mengapa ia meminta syarat tersebut. Apa semuanya hanya kebetulan bagi mereka? Sepuluh menit lagi upacara akan dimulai, setelah selesai dengan masalah sih laki-laki resek tadi Cecil langsung pergi mencari Catrien.

"Mana sih Catrien," gumam Cecil, bertanya pada dirinya sendiri.

"Hoi Cil!" panggil seorang cewek dari belakang Cecil.

"Lo kemana aja sih, ninggalin gue," Kata Cecil yang sangat berkebalikan dengan keadaan, padahal dia sendiri yang pergi dari Catrien tadi.

"Hah?! bukannya lo yang ninggalin gue Cil, mentang-mentang udah ketemu sama cowok ganteng lo lupa sama temen Cil!" Ucap Catrien kesal.

"Cowok ganteng? Siapa? Oh, maksud lo cowok resek?"

"Siapa namanya, kelas mana?" tanya Catrien dengan penuh tanya.

"Kelas X Ipa 1, namanya aku gak tau," jawabku sejujurnya.

"Kok gak tau sih, dasar Cecil, yang ganteng kayak gitu lo lewatin gitu aja " jawab Catrien yang kembali kesal dengan sahabatnya itu.

Cecil memang tidak terlalu tertarik dengan laki-laki tampan yang ada disekitarnya, entah dia yang tak normal, tapi dia sangat tergila-gila dengan laki-laki tampan dalam film yang ia tonton selama ini.

"Ahhh, pokoknya aku gak peduli. Kalo lo mau kenal, tanya aja besok sendiri! Soalnya besok aku mau ke kelasnya."

"Hah, seriusan ngapain? Ternyata lo gercep juga ya Cil gak nyangka gue." Tanya catrien antusia.

"Eh, enak aja. Ada bisnis penting aku sama dia," jelas Cecil singkat.

"Udah yuk sekarang kelapangan," Ajak ku pada Catrien karena upacara akan segera dimulai.

Bersambung.

Terimakasih yang udah baca, coment dan vote nya jangan lupa ya.

BYE!

CeciliArkanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang