Fairy Tale - 8

1.7K 260 64
                                    

Krist memejamkan matanya sembari terus merapalkan doa, ketika Singto mengandeng tangannya dan keduanya kini tengah berlari menghindari beruang yang kelaparan itu. Krist berteriak histeris saat beruang itu hampir saja berhasil menangkap mereka, sampai akhirnya keduanya bersembunyi di balik pohon tua yang mempunyai akar mencuat ke permukaan dengan cukup tinggi. Krist menatap itu dengan takjub ketika Singto mengajaknya untuk bersembunyi disana.

"Paman, kit capek." Rengek Krist sembari mengguncangkan lengan Singto, membuat pria itu menengokkan kepalanya ke arah Krist, yang saat ini tengah cemberut pada Singto, sembari memegangi perutnya yang lapar.

"Sssttt, jangan berisik."

"Lapar."

"Diam! Kau mau makan atau jadi makanan beruang?"

"Makan."

"Nah, jika seperti itu diam. Jika kita bisa menghindari beruang itu, kita akan mencari makan."

Krist menganggukkan kepalanya, sembari memeluk lengan Singto dengan erat, meskipun Singto sudah mencoba untuk mendorong tangan Krist pergi jauh, tetapi Krist tetap mendekapnya erat. Seraya memainkan jarinya pada permukaan kulit Singto.

"Berhenti bermain seperti anak kecil."

"Kit memang kecil, lucu dan imut paman."

Singto tidak bisa tidak tertawa mendengarnya, dari dulu Krist selalu saja mengganggap dirinya itu kecil, padahal nyatanya tidak, bagaimana bisa singto mengganggap Krist kecil, ketika anak itu mempunyai tubuh sebesar Singto, hanya tingkahnya yang terlihat seperti balita.

Saat tidak ada lagi pergerakan dari sang beruang, dan bahkan suara beruang itu tidak terdengar mengejar mereka lagi, Singto dan Krist keluar dari persembunyian keduanya untuk mencari makanan.

"Paman, itu apa?"

"Itu pohon."

"Kit tahu itu pohon, tapi pohon apa?"

"Pohon mangga."

"Hah? Mangga bisa dimakan?"

"Tentu bisa."

"Tapi biasanya mangga itu untuk di baca, Mae suka membaca mangga."

Alis Singto bertautan, tidak mengerti apa yang coba Krist katakan, sejak kapan buah hijau berbentuk lonjong itu bisa di baca. Apa itu semacam buku?

"Paman, paman..."

"Apa? Kenapa kau cerewet sekali?"

"Kit mau madu."

"Kau mau di kejar lebah."

"Lembah itu apa?"

"Bukan lembah tapi lebah. Ucapkan yang benar."

"Lem .. lem .. lembar .. horeee, kit bisa."

Dengan gemas Singto mencubit pipi Krist, membuat anak itu mengaduh kesakitan akibat ulah Singto, dan memegangi pipinya seolah habis di aniaya oleh pria itu.

"Sakit! Nanti kit mau mengadu pada mae, paman Sing jahat suka mencubit pipi kit."

"Itu karena kau selalu mengucapkan semua hal dengan salah."

"Kit benar paman."

"Salah!"

"Benar!"

"Salah kit!"

"Hikss ... Hiks ... Hiks ... Kit benar paman yang salah, kit tidak pernah berbohong, nanti hidung kit akan panjang seperti Pinokio."

"Apa lagi itu Pinokio?"

[23]. Krist In Fairy Tale World [ Krist x Singto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang