[23]. Krist In Fairy Tale World [ Krist x Singto ]

Fairy Tale - 9

🎵A Little Happiness.
Krist and Singto ( cover by Hebe Tien )
{ Ost, Our Times }

~*~*~*~*~*~*~

"Paman, paman...."

Panggil Krist sembari menarik-narik kerah pakaian Singto, hingga akhirnya Singto menengokkan kepalanya ke arah bawah, mencoba untuk menatap Krist yang menatapnya dengan pandangan yang aneh itu. Singto yakin jika Krist menginginkan hal-hal yang aneh lagi pastinya.

"Apa?"

"Masih jauh?"

"Tidak tahu."

"Mana Hachim?"

"Hachi bukan Hachim, kit."

"Sama saja paman."

"Terserah kau sajalah."

"Paman gelap kit takut."

"Nanti kita akan istirahat ya."

"Paman kit lapar."

"Tidak bisakah kau tidak cerewet?"

"Tidak bisa, perut kit sakit."

"Nanti kita akan makan."

"Kapan?"

Tanya Krist ketika semakin lama mereka semakin memasuki hutan yang lebat itu, bahkan ketika hari berganti menjadi senja mereka belum sampai juga. Ini membuat Krist takut, bagaimana jika nanti ada hewan buas yang akan menghadang mereka, Krist takut di gigit.

"Turun ya? Paman tidak bisa menggendongmu lagi, kita harus membuat obor."

"Kit takut."

"Ada paman."

"Tapi ... Tapi paman...."

Krist merengek-rengek sembari mengguncangkan lengan Singto pelan, mencoba untuk mencari perhatian dari pria yang lebih tua darinya itu, hanya saja Singto tidak terlalu memperdulikannya, karena jika Singto menuruti Krist terus mereka semua tidak akan pernah bisa menemukan jalan keluar dari masalah ini.

"Paman...." Panggil Krist sembari mengentak-entakan kakinya di atas permukaan tanah dengan kesal, saat Singto menurunkannya, dan justru mencari sesuatu sebagai penerangan untuk keduanya nanti.

"Kau sangat cerewet ya."

"Kit tidak begitu."

"Lalu apa?"

"Kit imut."

"Imut? Kau tidak terlihat imut sama sekali."

Bibir Krist mencebik sembari melipat kedua tangannya di dada mendengar ucapan hachi barusan, Krist benar-benar merasa kesal, hingga akhirnya anak itu mendudukkan dirinya di atas permukaan tanah, lalu memeluk lututnya sendiri dan menangis.

"Kau cengeng."

"Hachim jahat, kit imut "

"Tidak."

"Hachim tidak boleh berbohong."

"Aku tidak bohong."

"Kit imut."

"Tidak!"

"Imut!"

"Tidak!"

"Imut!"

"Tidak!"

"Kenapa kalian berdua bertengkar?" Sela Singto ketika mendengar jika keduanya tengah saling berteriak satu sama lain, hanya untuk memperebutkan kata imut yang benar saja, Singto tidak habis pikir dengan keduanya.