Kutemui Kau Dalam Sujudku

Memory jawaban keraguan

Aku terbangun pada jam 2:35 malam. Ku kerahkan segenap tenagaku untuk bangun. Aku ingin sholat tahajud dan malam ini adalah malam ketiga ku sholat istikharah untuk menetapkan pilihanku pada bang akbar.

"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada engkau memilih yang baik untukku dengan ilmu engkau Ya Allah. aku mohon kepada engkau untuk menentukannya dengan kekuasaan engkau Ya Rabb, dan aku memohon kepada engkau anugerah engkau yang agung, karena sesungguhnya engkau mampu memberi ketentuan sedangkan aku tidak, engkau dapat mengetahuinya, sedangkan aku tidak, dan engkaulah yang maha mengetahui hal-hal yang ghaib, Ya allah jika engkau tahu bahwa menikah dengan bang akbar baik bagiku, didalam agamaku, kehidupanku, dan akibatnya bagiku, maka tetapkanlah ia untukku dan mudahkanlah ia bagiku kemudian berilah aku keberkahan didalamnya, dan jika engkau tau bahwa menikah dengan bang akbar ternyata buruk bagiku, didalam agamaku, kehidupanku, dan akibatnya bagiku, maka jauhkanlah ia dariku dan jauhkanlah aku darinya dan tetapkanlah untukku kebaikan dimanapun adanya, kemudian jadikanlah aku rela kepadanya". Aamiin

Ku usap kedua wajahku, Air mataku mengalir deras. Air mata pengharapan, berharap Allah beri aku petunjuk tentang kegundahan hati ini. Berharap Allah beri aku ketetapan atas keraguan yang terus menyiksa hati yang lemah ini.

                                 ***
"Intan" ku lihat fiska melambaikan tangan ke arahku. Maaf ya aku agak telat, soalnya ada pekerjaan yang harus aku siapkan.
"Iya, gapapa fis". Jawabku singkat.
"Bg akbar belum sampai kan tan?" tanyanya lagi.
"Belum fis, aku kan bilang sama dia ketemunya jam 4:30 sore" jawabku sambil tertawa kecil.
"lah... Kok kamu wa aku bilangnya kita ketemunya jam 4?" tanya fiska keheranan.
"aku sengaja lah fis. Kamu lihat kan kamu nyampenya jam berapa? Jam 4:15. Kamu bayangin kalau aku bilang ke bang akbar ketemu nya jam 4 ? Kamu mau aku jadi patung yang diam seribu bahasa disini"? Jawabku agak cemberut.
"iya juga sih tan, haha" fiska menjawabnya dengan tawa.
"gimana persiapan pernikahanmu fis?" tanyaku agak serius.
"Alhamdulillah berjalan lancar, inshaallah semuanya bisa di handle" jawabnya sambil tersenyum.
"Syukur lah fis kalau lancar-lancar aja, ga dipingit kamu fis? Haha" tanyaku sambil tertawa.
"iya fis, ibuku bilang kalau sudah seminggu menjelang pernikahanku aku gak boleh keluar keluar jauh lagi dan itu berarti kamu yang harus sering main kerumah ku" jawabnya sambil nyengir.

"Assalammualaikum" belum sempat aku menjawab terdengar ucapan salam dari belakang kananku.
"Waalaikumsalam" jawabku dan fiska.
Yups, orang yang kami tunggu akhirnya datang juga 'bang akbar'.
"Silahkan duduk bang" fiska menawarkan bang akbar untuk duduk.

"Apa kabar fis?"
"Alhamdulillah baik bang" jawab fiska sambil tersenyum.
"Intan apa kabar?" aku berusaha untuk menguasai diriku agar tidak terlihat gugup.
"Alhamdulillah baik bang" jawabku singkat.

"silahkan dipesan dulu bang" fiska menawarkan bang akbar untuk memesan makanan atau minuman.
"Oh iya fis, terima kasih"
Tampak bang akbar memesan juice jeruk.

Sementara itu mataku terfokus melihat minumanku yang  hanya tinggal setengah didalam gelas kaca ini. Aku benar benar bingung untuk bersikap. Aku tidak tau bagaimana memulai kata kata untuk menyampaikan jawabanku.

Fiska melihat wajahku yang tegang dan dia pun berusaha untuk mengambil alih keadaan.
"gak kerja bang" tanyanya pada bang akbar.
"oh kebetulan pulangnya jam 2 siang tadi fis. Gimana persiapan pernikahannya fis? Lancar?" tanya bang akbar pada fiska.
"Alhamdulillah bang" jawab fiska singkat.
"Ini bang langsung saja, intan ada yang mau diomongin, iya kan tan?" fiska memandang ke arahku dengan mata yang agak melotot, mengisyaratkan aku harus berani untuk menyampaikan apa yang seharusnya disampaikan.
"Iya" jawabku pelan.
"silahkan intan kalau ada yang mau dibicarakan" dengan nada yang sedikit penasaran bang akbar menyuruhku untuk menyampaikan hal yang dimaksud fiska tadi.