"Teng, Teng, Teng" lonceng pulang berbunyi, aku yang sedang mengajar dikelas mengakhiri proses pembelajaran hari ini dan menyuruh murid-muridku untuk berdo'a serta mengucapkan salam.
"Jika ada yang melamar intan apakah intan terima? Jika ada yang melamar intan apakah intan terima? Jika ada yang melamar intan apakah intan terima? " mungkin sudah hampir lima puluh kali kalimat itu bermain dibenakku hari ini. Iya, kalimat yang aku baca shubuh tadi yang dikirim oleh pria yang baru saja aku kenal, pria yang baru shubuh tadi aku tau bernama "Farhan Abdullah"
"Melamar, lamaran?" kata yang tidak asing bagiku namun menggambarkan banyak hal didalamnya. "Lamaran"? Jika mendengar kata itu aku teringat dua minggu lagi seharusnya aku sudah menjalani prosesi tersebut. "Melamar?" Jika mendengar kata itu aku tak kuasa membendung hadirnya seseorang dalam benakku yang pernah ingin melamarku. "Akbar" itu lah namanya. Pria yang pernah aku bayangkan akan menjadi imam disetiap sholatku, pria yang pernah aku bayangkan akan menemani hari-hariku hingga aku tak bernapas lagi.
Aku teringat kembali masa awal perkenalan aku dan bang akbar. Kami dikenalkan oleh sahabatku yang bernama fiska.
Malam itu aku bertamu ke rumah fiska untuk menghadiri undangan potong rambut keponakannya yang berusia 2 bulan. Dikarenakan hari sudah larut malam ibu fiska menyuruhku untuk menginap saja. Lagi pula besok aku dan fiska juga akan pergi, jika aku menginap dirumahnya maka dia tidak perlu repot-repot lagi untuk menjemputku dikos.
Semua undangan sudah pulang, aku dan fiska memutuskan untuk duduk diteras rumahnya. Sementara keluarga fiska sudah masuk ke kamar mereka masing-masing karena kelelahan melayani tamu undangan yang cukup ramai.
Tiba-tiba saat aku dan fiska sedang asik ngobrol aku melihat ada seorang pria lewat dan sontak saja fiska langsung Memanggilnya
"Bang Akbar" aku lihat pria itu langsung menghampiri ke arah teras tempat aku dan fiska duduk.
"iya, ada apa fis?"
hehe, gak ada apa-apa bang. Abang mau kemana?"
"gak ada mau kemana-mana fis, Emangnya kenapa?"
"gak ada kenapa-napa bang. Tadi kenapa gak datang ke acara potong rambut keponakan fiska?
"Iya maaf ya fis, tadi abang sedang ada urusan"
Oh, iya deh bg.Aku hanya diam dan tersenyum saja mendengar percakapan mereka berdua. "sepertinya fiska cukup dekat dengan pria ini" gumamku dalam hati.
Tiba-tiba pria itu memandang ke arah ku, lalu sontak saja fiska seperti mengerti apa yang harus dia lakukan "Oh iya bang, perkenalkan ini temanku, namanya intan". Bang akbar langsung mengulurkan tangannya sambil menyebutkan namanya "Akbar"
"Aku Intan" Aku menyambut uluran tangannya sambil menyebut namaku. Kemudian dengan cepat aku menarik tanganku kembali, aku melihat dia merasa sedikit heran dengan sikapku."Abang lanjut jalan dulu ya fiska dan intan. sebaiknya kalian masuk karena sekarang sudah jam sepuluh malam.
"Iya bang, ini sebentar lagi kami mau masuk" jawab fiska.
"Oke, abang lanjut jalan dulu ya, Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" jawabku dan fiska serentak.Setelah pria yang disebut bang akbar itu cukup jauh aku memberanikan diri untuk bertanya pada fiska.
"siapa bang akbar itu fis? Sepertinya kamu dekat dengannya?" tanyaku.
"Dia baru pindah ke daerah sini sudah hampir satu tahun, tidak lama setelah kamu pindah dari sini. Dia kakak tingkatku waktu kuliah, dia sudah mapan lo tan, dia bekerja disalah satu perusahaan yang cukup besar" fiska menjelaskan padaku.
"Oh, iya deh fis". Aku tidak tau harus bagaimana menanggapi penjelasan fiska yang panjang lebar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutemui Kau Dalam Sujudku
SpiritualRANK: #3 Karya (16 Januari 2019) #4 Mencintai (16 Januari 2019) #5 Sujud (23 Februari 2019) "Ku ikut sertakan Allah dalam hidupku, Akan ku temui seseorang yang akan mendampingi hidupku hanya dalam satu tempat terindah, hanya dalam satu waktu terinda...