#3 - Berkemah

398 27 4
                                    

Gue gak bakal lupa sama hari ini, dimana Kita mulai saling mengenal

–  Aldo Pratama –


Sebagian murid sudah meninggalkan sekolah, Keyla, Zahra dan Aletta sedang menunggu di parkiran sekolah. Tak lama Aldo dan kedua temannya tiba di parkiran, begitu juga dengan Raffa.

“Udah nunggu lama?” tanya Raffa yang sambil mengacak-acak rambut depan Zahra. Aldo menatap gadis itu bingung, ia kenal dengan Raffa, namun ia tak tau apa hubungan Raffa dengan Zahra.

Gercep deh kak. Nanti kita terlalu sore pulang dari mall-nya” ujar Aletta

“Ngapain si ke mall? Kayak emak-emak aja”

“Beli perlengkapan buat kemah nanti.”

“Di mini market juga kan bisa” Raffa tak mau kalah dari Aletta. Karena ia tau jika perempuan sudah berbelanja pasti menghabiskan waktu se-abad.

“Gak mau! Pengennya ke mall!” Raffa menghela nafasnya panjang. Tak mau berdebat lebih lanjut Raffa pun mulai menghidupkan motornya, Zahra menaiki motor Raffa.

“Iqbal, lo ikut ya? Aletta biar sama lo” bujuk Keyla

“Maaf, Aletta siapa ya?”

“Sok-sok gak kenal sama orang yang cantik gini” Aletta menatap Iqbal sinis

“Udah bal, lo ikut aja” pinta Aldo. Iqbal hanya pasrah dan mengikuti permintaan teman-temannya

Mereka membeli perlengkapan untuk kemah. Aletta dan Keyla malah belanja kebutuhan lainnya yang bukan untuk kemah.

“Ra, kita balik duluan aja” pinta Raffa

“Berangkat bareng, pulang bareng. Solidaritasnya kurang tinggi lo, Kak” celetuk Aletta

“Diem lo, Curut!”

“Gue mau makan, terserah lo cewek-cewek mau nginep di mall juga gue gak peduli” Iqbal mulai boring dan langsung melangkah pergi.

“Kak mau ikut gak? Gue  mau ikut sama Iqbal,” tanya Aldo

“Yaudah deh ayo makan, habis itu pulang” ujar Keyla


***


Terlihat jelas dari raut wajah Sinta yang khawatir pagi ini, “Mah, Ara gak bakal kenapa-napa. Ara kan udah gede,” ucap Zahra meyakinkannya dan berusaha mengusir segala hal buruk yang ada di pikiran mamahnya itu.

"Yaudah ayo berangkat, Ra," ajak Raffa saat mamahnya mulai merasa tenang, "Assalamu'alaikum"

Saat di perjalanan menuju sekolah, hanya hening yang tercipta. Jujur, Raffa pun merasa khawatir terhadap adiknya itu. Apalagi selama ini Zahra selalu dalam pengawasan dirinya.

“Ra, nanti disana kalau ada yang apa-apain lo, lawan aja oke?” Raffa mulai membuka suaranya

“Kaya waktu itu gue bogem lo?” Raffa langsung memegang perutnya. Zahra yang melihat itupun terkekeh. “Gue kira kan maling”

“Ganteng gini disebut maling” ucap Raffa sambil menmatap sinis Zahra.

“Lo libur sekolah selama gue kemah gitu?” Zahra mulai beralih dari layar ponselnya.

“Yoi”

“Enak lo ya,” Zahra melihat layar ponselnya “Bang,ngebut dong. Nanti gue telat lagi dateng ke sekolah”

“Ngga bakal lah. Lo gak inget apa, siapa yang menang  waktu balap mobil di Bogor?”

“Iya, abang gue yang ganteng.”

Dulu saat Raffa kelas XI, Zahra suka ikut dengannya ke sirkuit balapan. Dan semenjak Zahra masuk SMA mereka tak lagi ikut balapan, lagipula Raffa mempersiapkan diri di kelas XII ini.

***


SMA GARUDA
At 06.00 a.m

"Zahraa..." teriak Aletta saat motor Raffa sudah terparkir di lapangan. Gadis itu masih bersama teman-temannya. Termasuk Aldo.

"Hey curuttt!" teriakkan Raffa tak mau kalah dengan suara Aletta yang nyaring. Aletta berdesis dan menatap sinis Raffa. Gadis itu pun segera berjalan ke arah Zahra dengan tangan yang bersedekap di dada.

"Kak Raffa malu-maluin gue, tau gak?"

"Nggak." Raffa memasang tampang wajah polos yang membuat Aletta memukul lengannya. “Aww.. sakit” ringis Raffa

“Makanya jangan manggil curut, apalagi sambil teriak kayak tadi”

“Yaudah bang, gue kumpul sama temen-temen ya.”pamit Zahra, mereka melakukan high-five pada Raffa. Namun saat Aletta baru saja melangkah, bajunya ditarik kembali.

“Apaan sih kak narik-narik baju gue!” suara gadis itu membuat Zahra menoleh.

“Sini dulu lo curut. Ra, lo duluan aja.” Zahra hanya mengangguk dan meninggalkan Aletta berdua dengan Raffa.

Raffa membisikkan sesuatu pada Aletta, dan Aletta membalasnya dengan anggukan.

“Intinya kalau ada apa-apa hubungi gue ya, Al,” Aletta mengangguk. "Yaudah, gue pamit ya"

"Iya kak. Hati-hati dijalan" Raffa hanya mengangkat ibu jarinya.

Masing-masing kelompok berbaris sesuai kelasnya. Senior tersebut memerintahkan agar para siswa baru memasuki bus. Kelas Keyla mendapati bus nomor 3. Pandangan Keyla tentang dirinya yang menaiki bus paling akhir itu salah, ia melihat pandu dan Iqbal dibelakangnya.

“Heh, ngapain kalian disini? Masuk bis sana, ditinggalin syukur lo berdua”

“Gue masuk bis ini kali, emangnya lo doang” jawab Iqbal dengan mata yang disipitkan.

“Gue se-bis sama kalian?” tanya Keyla sambil tersenyum

"Cepetan deh masuk nanti ketinggalan" ucap Pandu. Keyla pun memasuki bus, ia duduk bersama Karin dan Winda. Sedangkan Zahra dengan Aletta.

“Gue gak nyangka deh bisa se-bis sama mereka” ucap Keyla dengan excited dihadapan Karin dan Winda.

“Gue aja kaget bisa satu bus sama Ditto” balas Winda.

Selama diperjalanan, teman-teman Aldo terus bernyanyi. Aldo membawa gitar dan mulai memetikkan gitarnya.

Sembilu yang dulu
Biarlah berlalu
Bekerja bersama hati
Kita ini insan bukan seekor sapi

Sembilu yang dulu
Biarlah membiru
Berkarya bersama hati
🎶 Zona Nyaman – Fourtwnty🎶

Dengan percaya diri, Iqbal bernyanyi lebih keras daripada yang lainnya.

"Woy, Bal, gak nyadar apa suara lo kaya kaleng rombeng?" Ucap keyla sambil melemparkan snack ke arah kepala iqbal.

"Ssttt.. jarang-jarang Shawn Mendes nyanyi di bis kan" iqbal kesal

"Semerdeka lo. Sana di pinggir jalan, tampang udah kayak banci thailand juga, "

"Bodo amat gue ga denger." Ucap Iqbal tak peduli

“Emang budeg lo.”

"Ngajak berantem?" Balas Iqbal

"Tunggu jangan berantem dulu. Gue cuman minta permen susu asli milkita. Ini permen susu mahal." Pandu segera menengahi keduanya sambil memakan sebuah permen.

"Pandu, Lo di endorse berapa sih?!" ucap Keyla.

Ditengah keributan pandu malah membuat lelucon. Teman sekelompok mereka yang melihat hal itu, hanya menggelengkan kepalanya.

ALDOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang