#4 - Zahra menghilang?

327 22 1
                                    

Lo ga boleh terluka,
Gue jadi khawatir

– Aldo Pratama –


"Semuanya tolong keluar tenda" ucap Azka menggunakan pengeras suara . Setelah mendengar perintah tersebut para peserta MOS keluar dari tendanya. Malam ini mereka sudah berkumpul mengitari api unggun.

"Selamat malam semuanya." Sapa Azka

"Malam!" jawab para peserta MOS dengan semangat

"Seperti yang saya bilang tadi sore, kalian dikumpulkan disini untuk mengetahui siapa saja regu yang mengumpulkan bendera paling sedikit,”

Azka menyebutkan satu-persatu regu yang akan mendapat hukuman dan regu terakhir yang ia sebut adalah regu Aldo. Keyla menengok ke sisi kanannya dimana Aldo dan teman-temannya duduk.

“Kelompok yang saya sebutkan tadi, dipersilahkan ada yang mewakilinya” ujar Azka.

“Do, lo aja yang maju. Lo kan ketua regu kita,” ujar Fachri

“Matamuu!” Aldo menoyor kepala Fachri “Mana ada gue sebagai ketua regu” lanjutnya.

“Yaudah gue aja. Tapi bukan berarti gue ketua ya, kalo ketua tetep Aldo” ucap Pandu

“Nah itu baru temen gue” Aldo menepuk pundak Pandu. Lelaki itu pun segera bangkit dari duduknya.

“Kalian bisa mengambil gulungan kertas yang ada di dalam kotak ini dan langsung melakukan perintahnya.” Ucap Alex saat masing-masing perwakilan kelompok sudah berdiri di dekat api unggun.

Masing-masing sudah mengambil gulungan kertas yang ada di dalam kotak tersebut. Dan mereka langsung membukanya.

“Sudah tau apa hukumannya?” tanya Alex dan mereka pun mengangguk. “Jadi, siapa yang mau maju terlebih dahulu?” lanjutnya

“Saya deh, Kak.” Dengan percaya diri Pandu melaksanakan hukuman tersebut. Mungkin baginya hal tersebut bukanlah hukuman, melainkan kesempatan agar seseorang dapat mengetahui perasaan yang selama ini ia simpan rapat-rapat.

“Ya, silahkan.” Pandu mengambil posisi duduk dan memangku gitar. Suara petikan gitar mulai terdengar mengalun.

I met you in the dark
You lit me up
You made me feel as though
I was enough

Pandu begitu menikmati lagunya. Semua terpana melihat Pandu memainkan gitar, termasuk teman-temannya. Disisi lain, Pandu berharap seseorang yang selama ini ia kagumi akan menyadari perasannya selama ini.

Then you smile over your shoulder
For a minute I was stone cold sober
I pulled you closer to my chest

Keyla menatap Pandu dalam, mencari tahu siapa orang yang dimaksud Pandu. Selama ini ia sering bercerita kepada Pandu, namun, mengapa dirinya tak tahu Pandu sedang menyukai seseorang?

I knew I loved you then
But you’d never know
‘Cause I played it cool when I was scared of letting go
I knew I needed you
But I never show
But I wanna stay with you
Until we’re grey and old
Just say you won’t let go
Just say you won’t let go..

Suara tepuk tangan terdengar saat Pandu menyudahi lagunya. Keyla pun segera tersadar dari lamunan saat Pandu sudah berada disisinya lagi.

“Gimana tadi  penampilan gue bagus ga?”

“Bagus banget sampe si Keyla cengo liat Lo.” Ucap Aldo yang membuat Pandu terkekeh. Pada malam itu tiap hati punya rahasia tersendiri. Tiap perwakilan satu per satu sudah melaksanakan hukumannya. Ada yang berpuisi, pantun, melawak, dan masih banyak lagi.

Semakin malam, acara semakin meriah. Tiba-tiba Aletta ingin pergi ke kamar kecil.

"Ra, anter gue ke toilet yuk?" bisik Aletta pada Zahra.

"Yaudah ayo."

Mereka segera mundur dari lingkaran. Zahra menunggu diluar, sementara Aletta di dalam kamar kecil. Saat Zahra sedang menunggu, tiba-tiba ia mendapat sebuat pop up notifikasi dari nomor yang tak dikenal.

Unknown: Hai
Unknown: Ini no Lo kan, Ra? Temuin gue di deket perbatasan hutan, kayaknya ini barang punya Lo tadi pagi ada yang jatoh.


Zahra: Sorry ini siapa?


Unknown: Tadi Lo keliling sama siapa? Masa Lo lupa sih :(
Unknown: Tapi Lo datang sendiri ya? Penting banget.

Zahra berpikir bahwa itu Aldo, karena seingatnya tadi pagi saat sampai di puncak Zahra berkeliling dengan Aldo bukan bersama teman-temannya. Tak lama selang beberapa waktu, Aletta keluar dari kamar kecil tersebut.

"Udah ra. Sorry ya lama, habisnya gue kebelet banget nih." Aletta terkekeh, sedangkan lawan bicaranya hanya mengangguk-anggukkan kepala.

“Yaudah, ayo kita balik lagi.”

"Maaf, Al. Aldo tadi chat gue, minta ketemuan di perbatasan deket hutan."

"Mau ngapain? Yaudah gue mau ikut."

"Jangan. Dia minta gue dateng sendiri, katanya sih ada barang gue yang dia temuin pas pagi."

"Di tenda juga bisa kali, Ra. Pake di perbatasan hutan segala. Udahlah ga usah kesana ya?"

Saat Zahra sedang mempertimbangkan ucapan Aletta,  pop up notifikasi dari ponsel Zahra terdengar dengan suara yang nyaring. Zahra segera membacanya.

Unknown: Ra, Lo dimana? Gue udah nunggu Lo daritadi hftt..

“Yaudah ya, Al, gue samperin dulu. Kasian juga dia udah nunggu, bye.” Zahra pamit begitu saja. Aletta memiliki firasat yang buruk. Tanpa intruksi siapapun, gadis itu mengikuti Zahra diam-diam.

Sesampainya di perbatasan hutan Zahra tidak melihat kehadiran Aldo, bahkan batang hidungnya pun tak terlihat. Saat Zahra terfokus pada ponselnya untuk mengirimkan pesan pada nomor yang sama, tiba-tiba ada seorang gadis yang membekap mulut Zahra dari belakang dan dibantu dengan kedua temannya. Apa yang di khawatirkan oleh Aletta sebelumnya benar, sebelum lebih lanjut gadis itu kembali ke acara api unggun untuk meminta bantuan.

***


Aletta POV ON

"Lo habis darimana aja tadi?" tanya Keyla. Namun, Aletta tak menghiraukan pertanyaan dari gadis itu. pandangannya segera beralih pada Aldo.

"Do, boleh gue minta bantuan Lo? Ini darurat banget, soal Zahra.”

“Kenapa sama tuh cewek?”

“Dia ke perbatasan hutan sendiri. Awalnya gak gue ikutin, tapi gue curiga.”

"Hebat banget kesana sendirian" ucap Aldo masih belum bisa mencerna apa yang Aletta ucapkan, karena riuhnya acara pada malam itu.

"Dia kesana karena berpikir bahwa pesan yang dikirim ke ponselnya itu Lo. Gue butuh bantuan Lo, mungkin sekarang Zahra gak sadar diri karena ada yang bekap mulutnya dari belakang." Penjelasan Aletta mampu membuat rasa kekhawatiran Aldo terhadap gadis itu muncul. Dengan segera Aldo dan Aletta menuju ke perbatasan hutan.

“Pandu, si Aldo sama Aletta keliatannya cemas banget, Lo tau mereka kenapa?” tanya Keyla

“Gue gatau, tapi tadi gue denger sedikit kalo Aletta minta tolong.” Keyla ikut merasa resah, Pandu yang melihat hal itupun langsung berusaha menenangkannya “Udah berdo’a aja semoga ga terjadi apa-apa. Nanti kita minta penjelasannya kalau mereka udah balik lagi.”

“Kalo mereka ga balik lagi gimana?”

“Ga boleh negatif thinking. Itu ga baik, Key.”

Tanpa sepengetahuan mereka cerita akan bermulai dan rahasia akan terungkap dari sini.


Halooo. Makasih udah mau baca🙌
Maaf kalo ada typo yang bertebaran. Jangan lupa vote and coment.
See you papayy💖

ALDOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang