Pada akhirnya hati gue tahu,
yang benar-benar harus gue pilih itu siapa.
- Aldo Pratama -Cowok yang memiliki iris mata hijau itu sedang mendekati Zahra yang terus fokus membaca novel.
“Pagi..” sapanya, namun perempuan itu tetap bergeming
Setelah Aldo menyimpan tas miliknya, ia berdiri dan akan pergi. Namun langkahnya terhenti dan berbalik ke arah zahra.
“Zahra mau ikut gak?”
“Kemana?”
“Kantin, yang lainnya juga ada di sana kok”
“Mau ngapain?”
“Ngumpul doang sih.”
“Oh..” jawabnya datar dan juga singkat
“Masih pagi kok udah kayak gak ada mood.”
“Terserah dong. Gak ada urusannya juga kan?”
“Ya sudah. Benar ya, gak ikut?”
“Udah deh sana!” Zahra mendorong tubuh Aldo agar segera pergi dari hadapannya.
Aldo pun benar-benar pergi meninggalkan zahra yang sedang tidak mau di ganggu. Terlihat teman -temannya sudah berkumpul di kantin. Ia pun mendekati meja tersebut.
“ Aldo, zahra ke mana?” tanya Keyla
“Gak ikut. Dia malah ngedorong gue”
“Mampus lo!” ucap Keyla
“Lo lagi, samanya kayak zahra. Pagi-pagi udah darah tinggi.”
‘Satu hal yang gue gak suka, dibanding-bandingi kayak gini!’ Batin Keyla
“Emang lagi gimana? Kok bisa sampai di dorongin gitu?” tanya aletta kembali
“Gue kan baru datang. Gue cuman ngajak dia kesini, tapi gue malah di usir” jelas aldo
“Hahaha.. Suram” Iqbal tertawa dengan keras, hingga semua pasang mata yang ada di sekitarnya melirik ke arahnya dengan tatapan heran. Untung saja iqbal tampan, hanya sifatnya saja yang konyol.
“Kalo mau ngomongin tuh depan orangnya. Buat apa punya mulut di depan kalo masih ngomongin di belakang?” tiba tiba zahra berada di belakang aldo.
Deg! Seketika tubuh aldo mematung.
“Zahra, tau gak? Aldo tadi bilang, lo kayak ibu tiri” dusta pandu.
Dengan spontan Zahra mencubit perut Aldo sedikit kencang, hingga Aldo pun meringis kesakitan.
“Auhhh.. Enggak gitu,” Aldo mencari alasan lainnya “Pandu bohong, ra! Jangan percaya sama dia”
“Gak usah menyalahi Pandu!”
“Iya deh, jadi cowok memang salah terus.” Katanya pasrah “Tapi lo juga jangan mau di bodohi sama Pandu”
“Apa? Lo bilang gue bodoh?” Zahra mulai merasa kesal
Zahra pun kembali mencubit perut aldo. Namun, kali ini cubitannya tidak mengenai Aldo.
“Habisnya lo percaya aja sama omongan playboy kayak gitu.”
“Eh gue bukan playboy ya!” pandu membela dirinya
“Apa kabar dengan mantan yang pacarannya cuman 20 menit?” ucap Iqbal
Pandu yang saat itu sedang asik bermain game di ponselnya, langsung melirik ke arah Iqbal dengan tatapan tajam. Aletta dan Zahra pun kaget mendengar pernyataan itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALDO
Teen FictionAldo sebagai ketua basket, badboy, humoris, jahil dan tingkahnya yang konyol membuat dirinya diburu oleh banyak siswi. Walaupun ia murid baru. Zahra perempuan dengan sikapnya yang dingin dan juga pendiam membuat tak banyak orang yang dekat dengannya...