18 - TROUBLE

67 14 4
                                    

📖







"Lo yakin Syif ? Maksud gue apa ngga terlalu keterlaluan banget?"

Syifa tersenyum jahat sambil mengangguk mantap ia sudah memikirkan ini sesuai dengan hati nya saat kejadian kemarin yang membuatnya benar benar sakit. Syifa sebenarnya sudah tau bahwa Adam dan Luna ingin pergi bersama sehabis pulang sekolah.

Amarahnya memuncak dan hati nya sudah tidak ada toleransi lagi, Syifa ingin balas dendam ke Luna dengan cara apapun bila perlu sampai Luna tidak hadir lagi di hadapannya dan lebih tepatnya di hadapan Adam. Syifa sepertinya sudah tidak mempunyai hati kecil lagi karna terbakar oleh api cemburu ia sudah tidak peduli resiko yang akan terjadi nanti. Karna yang terpenting dendam nya terbalaskan.

"Gue yakin." ujar Syifa mantap sambil menatap ketiga sahabat 'Pretty Most Wanted' kalian masih ingat ?

"T-ttapi Syif ini kayanya over banget. Lo ga takut ?" ucap Sandra yang mewakili 2 temannya yang juga sama pemikiran dengannya

"Udahlah lo semua gausah khawatir. Tinggal jalanin sama nonton akhirnya gimana."

***

Tepat di selasa pagi ini Luna datang pas sebelum masuk dan sebelum jam pelajaran dimulai ia selalu ke loker di lantai bawah kelasnya. Sejak kabarnya Luna dan Adam kemarin ia semakin dikenal oleh siswa maupun siswi terutama kaka kelas tingkatnya, ada yang menyapa, memberikan senyuman dan ada juga yang terang terangan menyanyakan kabar hubungannya dengan Adam. Hh helaan nafasnya seakan tercekik bila mendengar itu, hatinya menjerit karna Luna tahu diri bahwa dia dan Adam tidak (akan) bisa seperti yang mereka bayangkan.

Pro dan Kontra sudah menjadi makanan sehari hari bagi Luna. Bagi yang mendoakan agar dirinya dan Adam semoga berpacaran sedikit Luna Aamiin kan dan bagan menghujatnya dengan segala hal Luna telan perlahan walaupun itu sangan pahit. Luna tidak sepeti kebanyakan cewek cewek di luar sana yang mementingkan omongan orang, dia justru menghiraukan dan ingin membuktikan bahwa dia tidak sama seperti apa yang dikatakan orang yang tidak suka sama dia.

Sudah sudah membayangkan itu membuat kepala Luna semakin pusing.

Dia mengecek lokernya ada secarik surat kecil bertuliskan

Lun belajar biasa di rooftoff ya abis pulang sekolah.

-Adam

"Ha? Tumben banget segala pake surat." Luna membolak balikkan secarik kertas itu siapa tahu ada clue yang lain. Memang jadwal Adam belajar setiap hari selasa dan kamis dan Adam selalu menjemput Luna ke kelas atau dia duluan yang udah ada di tempat belajar yang udah dia tentuin.

Awalnya Luna masih bingung dengan secarik surat yang bertanda nama Adam ini. Ia menengok kanan dan kiri berharap Adam masih ada disekitar sini, namun tidak ada. Dan ya mencoba berpositif thinking ia lanjut mengambil barangnya yang ada di lokernya dan bergegas menuju kelasnya karena bel masuk akan segera berbunyi.

"Ih apaan tuh? Catetan utang utang dikantin ya?" Juan tiba tiba datang disamping Luna

"Enak aja! Emang gue lo anak baru yang udah berani berani ngutang dikantin!" jawab Luna menyangkal

"Ngga ngutang di kantin sekolah itu hidup ga afdol Lun. Gue nih ya waktu di Amerika aja pernah ngutang."

"Masa?"

"Iya anjir."

"BODO! HAHAHAHA!"

"Setan ya lo! Sini ga sini?!"

"Eh ngomong kasar tak tampol ya mulutmu."

Juan tertawa "Iya ampun nyai. Lagak lo kaya bude bude berkonde abis nyinden."

HURTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang