Ch 8 - Murid Baru

48 10 0
                                    

Bukan hanya perempuan ini memiliki tingkat konsentrasi yang tidak normal, daya ingatnya pun tidak normal. Pagi ini, dia bisa mengikutiku ke meja makan dengan mudah. Bahkan, saat ini, dia sedang duduk di meja denganku, sarapan.

"Maaf, Putih, soal menjadi muridmu..." Pirang tidak menyelesaikan ucapannya.

"Jadi, kamu mau tidak?"

"..."

Pirang masih terdiam. Suaranya yang diam, tapi dia masih mengunyah, memakan roti dan sosis yang kugoreng.

Setelah menunggu sejenak, dia menelan makanan di mulut dan mulai berbicara, "Kenapa kamu tiba-tiba menanyakan hal itu?"

Aku tersenyum. Normal saja untuk dia memiliki pertanyaan itu. Normalnya, di dunia mercenary, kami lah yang mencari murid, bukan murid yang mencari kami untuk dijadikan guru. Hanya dia yang cukup aneh, tiba-tiba mendatangiku dan memintaku mengangkatnya menjadi murid.

Oops, aku sedikit keluar jalur. Aku harus merespon perempuan di depanku ini dulu.

"Well, sederhananya, orang-orang macam kami butuh sesuatu untuk mengisi waktu luang. Dan, kebetulan, aku suka mengambil murid dari sana-sini untuk melakukannya."

"... tidak ada alasan lain?"

"Alasan lain? Mungkin karena kamu berbakat?"

"Ber...bakat?"

"Ya, berbakat." Aku menyeruput teh sejenak. "Kamu memiliki tingkat konsentrasi yang tidak normal. Hal ini terbukti dari caramu menghalau peluru dan mendeteksi jebakan yang kupasang. Tidak banyak orang yang bisa melakukannya."

"Hmm.... aku tidak normal ya."

"Sayangnya, kamu tidak tahu cara menggunakan kemampuanmu dengan tepat. Kamu tidak memiliki kemampuan dalam raw power, tapi memutuskan untuk menyerang mereka blak-blakan dari depan. Kamu bodoh atau apa?"

"I, itu...."

"Untuk orang sepertimu, pengendalian yang paling cocok adalah jarum."

"Ja, jarum?"

Aku mulai menjelaskan kenapa jarum adalah senjata yang cocok untuk Pirang. Saat ini, jarum, adalah satu dari sedikit benda yang paling sulit dikendalikan. Kenapa sulit? Karena material yang digunakan terlalu kecil dan sedikit. Hal tersebut menjadikan keberadaan jarum susah dirasakan.

Oleh karena itu, pekerjaan yang berhubungan dengan menjahit masih dikerjakan dengan tangan, atau mesin. Hanya artisan dan ahli terbaik yang mampu membuat karya atau pakaian dengan mengendalikan jarum.

Sebagai senjata, jarum adalah senjata yang sangat mematikan. Bayangkan saja jika ada sepuluh jarum menembus kulitmu begitu saja, apalagi kalau sudah diberi racun. Berbeda dengan peluru, yang ukurannya cukup besar sehingga bisa dilihat, ukuran jarum yang begitu kecil membuatnya tidak dapat diketahui.

Bahkan, walaupun kamu mengetahui ada jarum, akan sulit untuk mencarinya, baik dengan mata telanjang atau dengan pengendalian. Momen ketika kamu menyadari ada jarum adalah ketika jarum-jarum tersebut menancap di tubuh. Dengan kata lain, sudah terlambat.

Aku sendiri tidak mampu melakukan pengendalian jarum. Pengendalian benang tidak serumit itu karena kehadirannya tersebar dan memanjang. Apalagi, kalau satu ujung sudah menyentuh tubuhku, aku langsung otomatis mengetahui dimana seluruh benang itu berada.

Namun, untuk jarum, kamu harus menyadari keberadaannya secara penuh. Dan, kalau kamu menyentuhnya, sama saja seperti kamu melemparnya. Hal ini akan membuat lawan bisa mengetahui kemana jarum itu akan melayang, menghilangkan elemen utama, yaitu tersembunyi. Ya, untuk latihan di awal sih boleh saja, tapi tidak baik kalau dijadikan kebiasaan.

I am No King Another Story: LacunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang