11

111 6 6
                                    

Disinilah aku. Berdiri di depan ruang Bk dengan kegelisahan. Kaki ku sedari tadi tidak mau berhenti untuk mondar mandir tidak jelas di depan pintu. Tangan ku pun tidak lepas dari gigi ku. Dua orang yang ku khawatirkan tidak juga keluar keluar dari ruangan ini.

Didalam sana dua orang teman sedang mempertanggung jawabkan kelakuan mereka.
Entah lah apa yang membuatku khawatir. Aku tidak tau pasti. Tapi yang jelas aku berfikir ini semua karena aku. Sedari tadi pikiranku berkecamuk. Apa yang mereka lakukan di dalam. Kenapa hampir 45 menit mereka belum keluar juga.

Aku tersentak saat tiba tiba ada orang yang memutar badanku kasar. Orang itu menatapku tajam. Tangannya mengepal menahan amarah.

"Jauhi dia" dua kalimat itu benar benar membuatku membeku. Namun dengan cepat aku menetralkan keterjutanku. Aku mengerutkan kening.

"Jangan pura pura gk tau deh. Aku tau kakak suka sama kak Noval" katanya. "Iyakan kakak suka kan sama kak Noval" Risma menaikkan nada bicaranya.

"Kamu tau apa?" Elakku. Suara ku berubah datar dan dingin.

"Aku tau semuanya. Kakak suka sama dia kan? Udah keliatan dari tatapan mata kakak ke dia. Tatapan kakak itu beda!" Risma terlihat semakin berapi api. Aku baru melihat dia seperti ini. Dilihat dari wajahnya Risma itu gadis kalem dan anggun. Dan itu membuatku terkejut akan kelakuannya sekarang. Aku tersenyum tipis. Ternyata benar jangan nilai orang dari covernya saja.

"Terus kenapa kalau aku suka sama dia?"

"Kakak tu gk punya malu atau gimana sih? Kakak gak tau aku siapanya kak Noval? PACAR!! aku pacarnya kak Noval. Jadi jangan pernah ganjen sama dia. Dia udah ada yang punya. Asal situ lupa!!" Aku merasa tertohok dengan perkataannya. Lidah ku serasa kelu untuk sekedar menjawab satu kata. PACAR. Iya Noval udah punya pacar. Dan gadis berambut sebahu didepanku adalah pacarnya. Aku seperti dilempar kedasar jurang. Aku seperti di tenggelamkan dalam dasar laut terdalam.

Aku tersadar.

Sekarang aku benar benar sadar. Dimana posisi ku sekarang. Perkataan Risma barusan membuatku bangun akan mimpi malam ku. Bangun akan khayalan ku selama ini. Membangunkanku akan betapa bodohnya aku selama ini. Mencintai orang yang tidak akan pernah bisa aku gapai. Ribuan jarum seperti menancap di hatiku. Aku benar benar sakit.

Dan ya

Aku berhenti sekarang.

Aku menyerah dengan perasaanku. Aku akan mengakhirinya sekarang. Perasaanku padanya, aku akhiri.
Cukup. Ya sudah cukup aku sakit selama ini. Sudah cukup aku selalu menunggunya. Sudah cukup untuku berharap padanya.
Dia yang tidak pernah melihatku. Dia yang tidak pernah mengganggapku. Dia yang selalu mengabaikanku.

Sekarang aku paham aku dan dia benar benar beda. Kita tidak akan pernah bersama. Seperti air dan minyak. Ada tembok besar yang mengahalangiku bersamanya. Mata ku perih menahan sesuatu.

"Kakak sadar sekarang? Kakak sadar dimana posisi kakak sekarang? Cih harusnya kakak sadar dari dulu. Dimana posisi kakak. Jadi jangan berharap leb~"

"Risma!!!" Noval berteriak dengan suara beratnya. Dan Dafa hanya terdiam di sebelahnya. Tak lama setelah itu, Dafa berjalan menjauhi kami.

"Daf" aku berlari mengejarnya. Ada sesuatu yang ingin ku katakan. Namun percuma aku lari. Kaki panjang Dafa sangat susah untuk disusul. Dafa berjalan cepat kearah parkiran.

"Dafaa"

"Aku mau ngomong sama kamu"
"Dafa berhenti. Daf berhenti Daf. Aku mau ngomong sama kamu"

"Dafa!!!" Aku mencekal tangannya. Namun tangan ku segera di hentakan olehnya.

"Daf aku mohon aku mau bicara sama kamu. Dengerin aku dulu"

"Bodoh"

"Iya Daf aku emang bodoh!. Aku emang bodoh udah cinta sama dia!" buliran bening jatuh membasahi pipiku. Aku sudah tidak bisa menahannya lagi.

"Salah besar"

"IYA! Aku udah buat kesalahan besar karna udah suka sama dia hiks" pertahanan ku runtuh seketika. Dan untuk pertama kalinya aku menangis di depan Dafa. "Aku salah Daf. Aku bodoh. Aku bodoh karena udah berfikiran dia juga suka sama aku hiks"

"Nyesel An? Kamu baru nyesel sekarang? Kemana aja kamu selama ini. Cinta udah buat kamu buta An!" Kata Dafa marah. Kali ini dia meluapkan semuanya padaku. Aku menatap nya nanar dengan air mata yang terus mengalir.

"Andai kamu tau An kalau selama ini aku sayang sama kamu. Aku juga ngerasain dimana posisi kamu. Nunggu orang yang gak pernah liat kita. Gimana? Sakit kan? Apa kamu pernah mikir gimana sakitnya aku saat liat kamu nangis karena orang lain?"

"Maaf"

"Apa pernah kamu liat aku dikit aja? Apa pernah kamu berfikir kalau selama ini perhatian aku ke kamu itu lebih dari seorang teman ataupun sahabat?! Jawab!!" Nada suara nya meninggi. Aku hanya menggeleng lemah.

"Gk An, gk pernah. Karna kamu udah buta sama cinta kamu ke Noval" Dafa tersenyum miring. "Kamu egois An. Kamu mikirin diri kamu sendiri. Mikirin perasaan kamu sendiri" lanjutnya.
Aku mengganggukan kepala ku lemah.

"Pernah gk kamu cerita soal ini ke sahabat mu?"
Aku kembali menggeleng. Lidah ku kaku untuk berbicara.

"Munafik. Kamu munafik An. Aku gk bisa bayangin gimana kecewanya temen kamu kalau tau rahasia yang kamu tutupi selama ini" Dafa mengambil helmnya lalu memakainya.

"Jangan pernah mau dibutain sama cinta" setelah mengatakan itu motor sport berwarna biru itu melaju menjauh.

Maaf. Itu yang dapat aku katakan setelah motor itu hilang di belokan. Kenapa aku gk nyadar kalau Dafa nganggep aku lebih dari seorang teman selama ini. Kenapa aku baru nyadar kalau selama ini orang yang aku sukai gk pernah liat aku sedikit aja. Kenapa baru hari ini aku bangun.

"Ana"

Aku menoleh saat ada suara familiar memanggil namaku.

Seorang laki laki berdiri disana. Tatapannya sendu melihatku, seakan mengejekku. Laki laki yang udah buat aku sakit tak berdarah. Dia orang yang dulu pernah buat aku semangat setiap membuka mata dari tidur malamku. Namun sekarang dia adalah laki laki yang buat aku pertama kalinya menyesal dalam sebuah perasaan. Dia juga yang buat aku menyerah dalam perasaan ku.

Dia.

"Noval Aditama Putra

Mulai detik ini aku akan menyerah padamu. Mulai detik ini juga aku gk akan perduli tentang kamu. Makasih. Udah buat aku bisa ngerasaain apa itu namanya cinta. Makasih. Udah buat aku bisa ngerasaain gimana sakitnya jatuh cinta kepada seseorang. Maaf. Karna aku udah suka sama kamu. Aku gk akan ganggu hidup kamu lagi.
Selamat tinggal"

Aku melangkah pergi menjauhinya.

Ya.

Aku sudah memutuskannya.

Ini adalah akhir dari semuanya.

############################

Noval

Atau

Dafa

Gimana?

Baper? Sedih? Nangis?

Hahaha gk ngefeel ya. Aku emang gk bakat buat orang nangis :v

Jadilah pembaca yang baik

Vote & komen sebelahan kok

Maaf atas typo yang bertebaran

CINTA DALAM DIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang