Acara yang paling di tunggu tunggu akhirnya tiba. Wisuda kelulusan. Setelah wisuda ini kita akan meninggalkan masa putih abu. Dan melangkah pada masa yang jauh lebih menantang. Di mana saat itu pikiran kita menjadi lebih baik dan lebih dewasa dari sebelumnya. Setalah wisuda ini kita tidak akan bersekolah disini lagi. Kita akan berpisah dengan teman teman SMA kita dan juga guru guru kita. Melanjutkan kehidupan masing masing dan meraih cita cita.
Wisuda kali ini menggunakan kebaya. Semua siswa putri menggunakan kebaya yang memperlihatkan keanggunan mereka. Sedangkan siswa putra menggunakan kemeja dan jas yang memperlihatkan kegagahan dan kewibawaan. Semua siswa berlomba lomba untuk tampil semenarik mungkin dalam acara ini. Tidak terkecuali aku. Baju kebaya merah melekat pas di tubuhku. Rambut panjang ku aku gelung ke atas memperlihatkan leher ku. Senyuman tak pernah lepas dari bibirku.
"Ana" aku melambaikan tangan kearah mereka.
"Waah kamu cantik. Aku baru sadar kalau kamu cantik An" aku memutar bola mataku malas. Oh ayolah.
"Pantes Dafa cinta banget sama kamu." goda Airin padaku yang diakhiri dengan cekikannya.
"Apaan sih nanti ada yang denger" jawabku sambil membekap mulut Airin."Eh An. Lihat deh. Dari tadi kok aku berasa ya Noval liatin kamu terus?" Aku menoleh kearahnya. Benar yang di katakan Riska. Noval sedang berdiri disana sambil menatap ku. Aku mengalihkan pandangan ku. Aku tidak mau menatapnya. Sudah aku katakan aku tidak akan perduli lagi tentang dia. Aku akan melupakannya.
"Eh foto bareng dong" alih ku. Mereka menggangguk bersama. Akhirnya kita foto bersama. Senyuman tampak jelas di wajah kita. Senyuman kebahagiaan. Senyuman kepuasan.
"Jangan pernah lupain persahabatan kita ya. Walau kita jauh, udah nggak sama sama lagi. Jangan pernah lupa sama kenangan kita" kata Renata sambil menahan air mata.
"Tidak akan. Kita sahabat. Selamanya" kata ku lantas kita berpelukan bersama.
"Aku sayang kalian" ucapku.
"Kita juga" kita menangis bersama. Mereka adalah sahabat ku. Orang yang aku sayangi. Walau jarak memisahkan kita, tapi hati kita tetap satu. Mereka adalah sahabat ku. Kita saling melengkapi satu sama lain. Perbedaan bukan hal yang harus di permasalahkan, tapi hal yang harus membuat kita lebih erat dalam menjalani sebuah hubungan. Aku tak akan melupakan mereka.
Sampai jumpa kembali sahabat ku. Kalian adalah salah satu anugrah terindah yang Tuhan berikan padaku.
Terima kasih untuk kalian yang selalu menerima ku apa adanya.
"Ana" suara fimiliar itu menyadar kan kita. Pelukan yang tadi sangat erat sekarang sudah terlepas.
"Emm An, kita pergi dulu ya" pamit mereka padaku. Aku menggangguk.
"Hai" sapa ku. Laki laki itu tersenyum sambil menatapku.
"Kau cantik hari ini" katanya sambil menggaruk tengkuk nya tidak gatal. Aku terseyum lebar.
"Terima kasih"
6 detik tidak ada pembicaraan. Hening. Itulah keadaan kita sekarang.
"Aku"
"Aku"Aku dan dia kembali terseyum.
"Kau duluan" katanya.
"Tidak kau duluan" jawab ku."Ladies firts"
"Laki laki yang akan jadi imam keluarga, dan wanita akan jadi makmum nya jadi kau terlebih dahulu" kataku."Oke" terdengat helaan napas darinya. "Terima kasih" tatapannya berubah sendu. Begitupun aku.
"Terima kasih sudah memperkenalkan cinta padaku" katanya sambil tersenyum. Aku tau dia hanya berpura pura tersenyum. Aku tau hatinya sedang sakit saat ini "Ana aku tidak akan melupakanmu. Sampai kapan pun. Meski kau akan lupa padaku kelak. Tapi Aku tidak akan pernah melupakan mu. Cinta pertama ku. Aku tidak akan pernah menyesal mejadikanmu cinta pertama ku." lanjutnya. Sekuat tenaga aku menahan air mata ku. "Dan ya, aku mau minta maaf untuk yang kemarin. Aku marah padamu. Padahal aku bukan siapa siapa mu tapi aku malah marah padamu" lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DALAM DIAM
Teen FictionIni adalah kisah ku. Kisah cinta dalam diam ku. Diacuhkan? Sudah biasa untukku. Menunggu? Itu sudah menjadi kebiasaanku. Dia Nama yang kusebut dalam doa malamku. Dia. Yang tak pernah mengganggapku. Terlambat. Ya hanya kata itu yang bisa terucap ol...